15 | polaroid

1.8K 372 34
                                    

Kantin menjadi sasaran empuk bagi manusia-manusia kelaparan di waktu istirahat, maka tak heran lagi kalau semua tempat duduk terisi penuh.

Selain itu, mengantre lama demi memesan makanan menjadi hal yang tak asing lagi, tapi tidak bagi Sunwoo.

"Brengsek! Lama banget," gumamnya.

Ia mengepal tangannya dengan sangat kuat hingga meninggalkan bekas kuku.

"Masih lama?"

Sunwoo menoleh ke samping, ia dapati Chaeyoung sedang menatapnya. Dengan otomatis, Sunwoo melepas kepalan tangannya.

"Iya, Yaaang."

"Yaudah, gantian ngantrenya."

Sunwoo menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah Chaeyoung sambil berkata, "No, no, no!"

Ia memegang pundak Chaeyoung, lalu mendorongnya pelan agar gadis itu duduk di kursi panjang.

"Kamu di sini aja, Yang, biar aku yang mesen," suruhnya, lalu kembali ke antrean. "Heh! Minggir! Tempat gue, nih!"

Dari jauh, Chaeyoung hanya geleng kepala tatkala melihat kelakuan Sunwoo.

Di dekatnya, Sunwoo adalah orang yang manis, manja, dan perhatian walaupun terkadang menyebalkan. Sangat berbeda bila Chaeyoung tak di sisinya.

Sepuluh menit berlalu, Sunwoo akhirnya datang dengan nampan berisi mie goreng dan bakso.

"Thanks, Kanye West!"

"You're welcome, Kim Kardashian!"

"No! My name's Behati Prinsloo."

"I'm your husband.." Sunwoo menjabat tangan kecil Chaeyoung. "..Adam Levine."

Kemudian, keduanya menertawakan kekonyolan mereka.

"Halo, sayang-sayangku!"

Chaeyoung memutar bola matanya begitu laki-laki berambut legam datang dan memeluk Sunwoo. "Ngapain ke sini?" tanyanya.

"Mau ngasih tau, Sunwoo disuruh ke BK."

Selain Sunwoo, laki-laki itu adalah spesies langka yang ia kenal di sekolah ini. Namanya Gema Ardjunkyu, si manusia jahil nan menyebalkan. Panggil saja Junkyu.

"Dadakan banget. Ada apa?"

"Guru BK-nya kangen sama aku, Yang," celetuk Sunwoo sembari mengacak rambut Chaeyoung.

"Idih!!!"

"Makan yang banyak!" katanya sebelum pergi.

Sunwoo berbohong, padahal ia tahu dengan pasti. Ini perihal pertengkarannya dengan Felix.

Decitan pintu terdengar ketika seorang gadis mendorong kayu reot itu.

"Sunwoo?" panggilnya.

Keadaan perpustakaan sangat sepi, tak terlihat tanda-tanda kehidupan. Yang Chaeyoung tahu, perpustakaan ini jarang dikunjungi.

"Hai, istriku!"

Chaeyoung mendongakkan kepalanya untuk melihat Sunwoo.

Pemuda itu sedang duduk di atas tangga dengan kemoceng di tangan kanannya.

"Kamu ngapain ke sini?"

"Mau nganterin makanan buat anak nakal yang hobinya berantem."

Sunwoo menuruni tangga lapuk itu dengan perlahan sambil terkekeh. Setelah itu, ia duduk di kursi panjang dan berhadapan dengan Chaeyoung.

"Mie yang tadi dimakan Junkyu. Jadi, gue beliin ini," katanya sembari mengeluarkan roti dan susu dari plastik hitam yang dibawanya.

"Ahhhh, kamu perhatian banget, Yaaangggg!"

Chaeyoung, yang berniat membukakan bungkus roti, jadi mengurungkan niatnya. Ia justru melempar bungkus roti itu.

"Yaangg, kamu kok gitu, sih?"

Sunwoo mendekati Chaeyoung, lalu menangkup pipinya.

"Kamu lagi di masa PMS?"

Oh, Sunwoo sudah pintar rupanya, ia tidak menyalah artikan PMS sebagai penyakit menular seks lagi.

"Enggak."

Sunwoo mendekatkan wajahnya pada wajah Chaeyoung sehingga ia bisa melihat mata gadis itu sedekat mungkin.

"Jangan-jangan kamu polaroid?"

"Hah?"

"Itu, loh, yang penyakit yang moodnya berubah drastis!" Sunwoo berdecak. "Masa gak tau?"

Chaeyoung memaki dalam hati. Itu bipolar, bodoh!

Tak lama kemudian, terdengar decitan pintu, lagi.

"Teh Chaeyoung disuruh ke rumah sakit, sekarang!"

Selamat datang,

Gema Ardjunkyu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gema Ardjunkyu!

[4] Dear Darling - Sunwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang