Kelas berisikan 24 siswa ini terasa sepi begitu guru fisika menyudahi pelajaran untuk hari ini, berbanding terbalik dengan keadaan sekolah Chaeyoung yang dulu.
Jujur saja, Chaeyoung merasa kelas yang diatur oleh Seungmin ini memanglah istimewa, terlebih lagi anak-anaknya.
"Ah, udah pasti gue auto tergoblok di kelas ini."
Tangan kanannya ia gunakan untuk menopang dagu, sedangkan tangan kirinya memainkan pulpen.
"Anak baru, kita belum kenalan." Suara halus barusan membuat lamunan Chaeyoung buyar seketika, ia menoleh ke belakang. "Aku Almira Heejin.."
"..Namami?"
"Kok tau?" Mata gadis berkulit putih bak porselen itu melotot. "Itu panggilan doang, bukan nama asli."
"Oh?"
"Singkatan dari anak mamih." Heejin menoleh dan merengut begitu Seungmin ikut menimbrung di meja Chaeyoung. "Pasti dari kamu, ya?"
"Orang-orang udah biasa manggil begitu, bukan?"
"Ih, Seungminnn!"
Chaeyoung tertawa melihat dua temannya itu. Menggemaskan, pikirnya.
Sayangnya, momen bahagia ini hanya berlangsung sebentar begitu bel berdering sebanyak empat kali.
"Semuanya jangan ada yang panik! Sekarang, keluar kelas tanpa ada yang dorong-dorongan!" seru Seungmin.
—
Chaeyoung merutuki siapapun yang membuat seluruh warga sekolah panik bukan main, ia jadi terpisah dari Seungmin dan Heejin yang entah ada di mana.
Kabarnya, ada siswa yang sengaja menyalakan rokok di bawah alat pendeteksi asap. "Awas aja kalau ketemu," gumamnya.
"Pucuk dicinta, ulam pun tiba."
Langkah Chaeyoung terhenti, ia membatu ketika melihat Sunwoo sedang bersender di loker.
"Chae, mau gue yang ngedeketin lo atau sebaliknya?"
"Hah?"
Sunwoo langsung mengikis spasi di antara keduanya. Sekarang, jarak mereka hanya terhitung sepuluh sentimeter.
"Lo tuh.." Chaeyoung memberi tatapan tajam pada Sunwoo, lalu mendorongnya. "..mau apa, sih?"
"Pesenin mie goreng," bisiknya di telinga Chaeyoung. Sunwoo tersenyum, lalu mengacak rambut gadis itu dengan gemas. "Gue tunggu di kelas lo, ya!"
Belum sempat mengelak, laki-laki itu sudah berlalu begitu saja.
"Gara gara kemarin dikasih es jeruk, dia jadi ngelunjak." Chaeyoung bergidik ngeri, lalu ia mengangguk dengan yakin. "Dia tipe temen yang toxic, harus gue jauhin, nih."
—
Beberapa menit yang lalu sih bilangnya ingin menjauh, tapi yang namanya Chaeyoung ini malah berlaku sebaliknya.
"Aduh, perut gue begah!"
Tubuh Chaeyoung mundur secara otomatis ketika Sunwoo bersendawa tanpa menutup mulut, ia jadi ingin muntah.
"Terima kasih, ya! Besok, gue ke sini lagi," ujar Sunwoo sambil cengengesan.
"Gue bukan ibu yang setiap hari harus ngasih lo makanan!" Gadis itu menatap tajam kedua mata Sunwoo. "Gak sekalian aja kita berperan sebagai suami istri?" sindirnya.
"Ide bagus! Gue suka sama pemikiran lo, Chae!"
Mulut Chaeyoung sukses dibuat menganga lebar.
"Aku balik ke kelas, ya!" Sunwoo mencium pucuk kepala Chaeyoung. "Belajar yang rajin, istriku!"
—
Ketua OSIS kita bersama cintanya yang telah berpawang,
Seungmin dan Heejin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Dear Darling - Sunwoo ✓
Fanfiction;sunwoo, chaeyoung with lots of love, my dear darling! [Be A Man series] ©moonbae, 2018.