27 | sunwoo > lino

1.7K 346 45
                                    

Btw, ini masih di hari yang sama dengan chapter 26.

Patah hati Chaeyoung di kali kedua rupanya masih menyakiti perasaannya seperti saat pertama kali Lino menolaknya.

Ekspresi gadis itu menggambarkan perasaannya dengan jelas.

"Kenapa, Yaaanggg?"

"Gak apa-apa."

Sepanjang jalan, Chaeyoung kebanyakan diam atau mengomeli Sunwoo yang sangat cerewet.

"Yaaaaanggg!" teriak Sunwoo.

"Apaan, sih?"

"Abisan kamu sedih mulu, sih!"

Sunwoo mendengus sebal, ia merengut layaknya anak kecil.

"Aku ajak kamu ke pasar malem biar kamu seneng, bukannya malah galau!"

"Siapa yang suruh ngajak gue?"

Iya, setelah dari warung, mereka tidak langsung pulang.

Sunwoo merangkul bahu Chaeyoung sehingga terhapuslah jarak di antara mereka.

"Yaaaaangg, kata orang, pasti ada hikmah di balik kejadian," katanya.

"Berisik!"

Iya, Sunwoo benar.

Patah hati menjadi cara tuhan mengembalikan hubungan Chaeyoung dengan Sunwoo.

Keduanya belum menyelesaikan kesalahpahaman, tapi mereka bertingkah seolah pertengkaran itu tak pernah terjadi.

"Aku tuh gak kalah jauh dari kakakmu itu. Ganteng? Iya. Keren? Jelas. Baik? Lumayan. Coba kasih tau aku, dia bisa apa?"

"Dia anak teknik komputer, pinter, jago nari dan ngerapp."

Kalimat deskriptif barusan membuat mulut Sunwoo terkatup. Namun, hanya sesaat.

"Yaudah. Sekarang, jawab pertanyaan selanjutnya." Sunwoo bersedekap, alisnya dinaikkan sebelah. "Apa yang bisa aku lakuin, tapi gak bisa dilakuin Lino?" tanyanya dengan nada sombong dan wajah angkuh.

"Banyak, tapi gue males ngomong."

Untuk kesekian kalianya, Sunwoo berdecak sebal, tetapi wajah angkuhnya kembali dengan cepat tatkala Chaeyoung bertanya, "Yaudah. Apa keunggulan lo dibanding kak Lino?"

"Aku suka kamu, bukan sebagai adik."

Jleb.

"Pokoknya, aku lebih mantep dari dia!" sambung pemuda itu sambil tertawa.

Serius, Chaeyoung menyesal telah menceritakan masa lalunya. Sunwoo jadi merasa lebih superior setelah tahu alasan Lino menolaknya.

"Jadi, apakah saudari Chaeyoung bersedia menerima saudara Sunwoo?"

"Nerima apa, sih? Gak jelas! Sana, jauh-jauh!" usir Chaeyoung sembari mengibaskan tangannya di depan muka Sunwoo.

Bukannya menjauh, Sunwoo malah semakin mengeratkan cengramannya.

"Gue bilang, pergi!"

"Aku maunya deket-deket, gimana? Kamu tuh istri aku, Yaaaanggg. Masa iya aku gak ngerti?"

Chaeyoung mengerutkan alisnya.

"Kalau kamu bilang 'gak apa-apa', tandanya kamu 'ada apa-apa'. Kalau kamu bilang 'pergi', berarti 'di sini aja'."

"SOK TAU BANGET, SIH!"

"Itu namanya kode perempuan!" balas Sunwoo yang tak ingin kalah.

"Gak usah sok paling ngerti, deh!"

Sunwoo memeluk Chaeyoung dengan gemas, terlihat dari rahangnya yang mengeras.

"Gemesin banget, sih!"

"Cringe, alay, lebay, menggelikan," cibir Chaeyoung.

Setelah menghabiskan waktu bersama di pasar malam, Sunwoo mengantar Chaeyoung terlebih dahulu.

Etika membawa anak gadis pergi.

"Di rumah ada siapa, Yang?" tanya Sunwoo.

Chaeyoung melihat arlojinya dan menjawab, "Jam segini biasanya mamih baru balik arisan, sedangkan papih lagi me time."

"Aku mau ketemu mamih sama papih, dong!" celetuk Sunwoo dengan antusias.

Chaeyoung buru-buru mencegat Sunwoo ketika pemuda itu hendak masuk ke rumahnya. PANIK.

"Ngapain?"

"Kenapa, sih? Aku belum pernah ngobrol langsung sama mamih-papih!" rengek Sunwoo.

"Tante-om," ralat Chaeyoung.

"Orang tua kamu tuh bakal jadi orang tua aku juga, berlaku sebaliknya. Kamu boleh manggil bunda—"

"Om-tante," potong Chaeyoung.

"Biarpun aku sayang kamu, kamu gak bisa larang aku! Pokoknya, aku tetep aku!"

"Terserah, deh! Gue capek ngomong sama lo!"

Pemuda itu tersenyum kemenangan, ia sangat menikmati waktu menggoda Chaeyoung.

"Sunwoo!" panggil Chaeyoung yang sedang bersender di pagar, tangannya menggenggam lengan Sunwoo.

Wajah Sunwoo terlihat panik, berbanding terbalik dengan ekspresi si gadis.

"Jangan agresif gini, Yaaanggg. Malu, gak enak dilihat tetangga!"

Chaeyoung menahan tawa.

"Jangan bercanda terus, dong! Gue mau nanya serius, nih!"

"Yaudah, jangan begini."

Sunwoo si tukang ngegas, tapi takut kalau digas balik.

Padahal, tadi ia tak mau jauh dan terus merangkul Chaeyoung di pasar malam.

"Kenapa.."

"Apanya kenapa?" tanya Sunwoo dengan wajah polos.

"Kenapa gue harus milih lo?"

"Pose seksi untuk membuktikan aku lebih mantep dari Lino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pose seksi untuk membuktikan aku lebih mantep dari Lino."

[4] Dear Darling - Sunwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang