"Pagiku cerahku, matahari bersinar! Kugendong tas merahku di pundak."Jam masih menunjukkan pukul 06.15 W.I.B, masih terlalu pagi bagi seorang Sunwoo untuk datang ke sekolah. Namun, ia sudah duduk manis di depan ruang OSIS.
"Hai, bapak ketua!" sapa Sunwoo.
Seungmin, yang sedang membuka pintu ruang OSIS, pun sontak terkejut. Ia diam sebentar, ia terlihat bingung.
"Ini beneran Sunwoo?"
"Iya, si ganteng."
Seungmin melihat ke sekitarnya, tidak ada orang lain selain mereka berdua.
"Di mana Chaeyoung? Kenapa sendirian aja? Dia udah di kelasnya?"
Ekspresi Seungmin tampak khawatir dan sedikit.. takut.
"Dia gak kayak biasanya," batin Seungmin.
"Enggak, gue gak berangkat bareng Chaeyoung karena suatu hal."
Seungmin hanya mengangguk. Setelah itu, ia pamit untuk membereskan ruang OSIS.
"Hati-hati, Seungmin!"
Mendengar hal tersebut, pemuda itu jadi semakin takut pada lawan bicaranya. Ia bergidik ngeri.
Bersih-bersih di ruang OSIS aja pake dihati-hati, kan Seungmin jadi panik!
—
Karena hari ini adalah hari terakhir murid SMA Garuda bersekolah sebelum liburan semester dimulai, kegiatan belajar mengajar ditiadakan.
Para siswa sibuk membereskan kelas, loker, dan kolong meja masing-masing untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal.
"Beneran? Bisa aja tadi pagi kamu ngomong sama hantu!" sahut Chaeyoung sembari menyapu.
"Awalnya, aku juga mikir begitu. Selain dateng lebih pagi dari biasanya, dia juga nyanyi lagu anak kecil."
Seungmin menunjukkan bulu kuduknya yang berdiri, hal tersebut membuat Heejin dan Chaeyoung terkekeh.
"Ssst, diem!" suruh Heejin sembari memberi kode kedatangan Sunwoo.
"Selamat pagi semua, ku nantikan dirimu! Di depan kelasku, menantikan kami!" Sunwoo melemparkan senyuman manis pada ketiga temannya lewat jendela. "Guruku tersayang, guruku tercinta. Tanpamu, apa jadinya aku?" gumamnya.
Chaeyoung keluar kelas, kemudian mendorong tubuh Sunwoo ke dinding.
"Istriku, kamu kenapa?"
"Diem, Sunwoo!"
Chaeyoung menyibak poni Sunwoo dan meletakkan tangannya di dahi pemuda itu.
"Yaaanggg, kamu kenapa? Jangan agresif, aku takut!"
Tatapan Chaeyoung yang lembut berubah jadi tajam dalam hitungan detik, sangat berbeda dengan Sunwoo.
Chaeyoung berdecih. "Harusnya gue yang nanya, lo kenapa?"
Sunwoo menunduk, kemudian mencium pipi gadis itu secepat kilat.
"Nanti, aku jemput kamu!" teriaknya sambil berjalan mundur. "Tunggu aku, Yaaanggg!"
—
Sunwoo benar-benar menepati perkataannya, ia datang ke rumah Chaeyoung dan meminta izin pada kedua orang tua gadis itu.
"Kita mau ke rumah sakit? Emangnya siapa yang sakit?" tanya Chaeyoung, ia sangat penasaran saat ini.
"Kamu cerewet banget, Yanggg!!!"
Biasanya Chaeyoung yang mengatakan hal tersebut pada Sunwoo, tapi sekarang berlaku kebalikan.
"Sebelum masuk, pake topi ini dulu!" kata Sunwoo sembari memakaikan aksesoris di kepala Chaeyoung.
"Ini.. topi?"
"Gak tau apaan, aku beli di online shop."
Chaeyoung hanya mengangguk sembari memperhatikan pautan tangan mereka.
"Kita mau jenguk siapa, sih? Kenapa harus pake beginian? Konyol banget, deh!"
Alih-alih menjawab, Sunwoo malah asik menyanyikan lagu anak-anak.
"Kita mau ke ruang bayi?" tanya Chaeyoung, lagi.
"Iya, mau nyuri bayi."
Chaeyoung bersedekap, matanya mendelik. Sunwoo ini suka bicara asal-asalan!
"Sini, Yaaaanggg!" Sunwoo berjalan ke dekat kaca, ia juga menarik Chaeyoung agar lebih dekat padanya. "Lihat bayi itu, deh!" suruhnya.
Mata keduanya fokus pada bayi yang ada di dalam inkubator.
Kira-kira ekspresi mereka begini:
"Lucu, ya?"
Chaeyoung hanya mengangguk sebelum Sunwoo mendekatinya.
"Itu bayiku," bisik Sunwoo.
—
Mau dicepetin gak endingnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Dear Darling - Sunwoo ✓
Fanfiction;sunwoo, chaeyoung with lots of love, my dear darling! [Be A Man series] ©moonbae, 2018.