"Sunwoo!"
Pemuda dengan tinggi badan 177 cm itu melambatkan langkah kaki panjangnya.
"Woy, yang sering make kaos Kanye West!"
Ia tersenyum ketika mendengar namanya diserukan oleh gadis yang kini ada di sebelahnya.
"Kalau dipanggil, nengok atau jawab, dong!" omel Chaeyoung sambil mengelap peluhnya.
"Sengaja."
Chaeyoung mendelik, kemudian ia pukul bahu Sunwoo. Si pemuda mengerang, padahal tidak sakit.
Alih-alih membalas, Sunwoo justru merangkul gadis itu.
"Yaaaaangg?"
"Apa?"
"Yaaaaaaaaanggggg!!!!"
"Apa, sih?" Chaeyoung menghempaskan tangan besar Sunwoo dengan wajah kesal. "Gue gak tuli!" serunya.
Untuk seorang perempuan, tubuh Chaeyoung termasuk besar dan tinggi, tapi ia tetap terlihat kecil di samping Sunwoo.
"Kamu lagi dalam proses apa, Yaaangg?"
"Hah?"
"Beberapa hari yang lalu, kamu bilang begitu di lapangan."
"Oh."
"Proses apa?" ulangnya.
"Pikir aja sendiri."
Sunwoo meghela nafas. Sedetik kemudian, ia berjalan lebih dahulu, meninggalkan Chaeyoung.
"Sunwoo, jangan ngambek, dong!"
Chaeyoung menarik ujung seragam Sunwoo, ia juga mengayunkan tangan pemuda itu.
"Yaudah. Kita musuhan, ya!"
Sunwoo menulikan telinganya, ia tak peduli seberapa kencangnya suara Chaeyoung sehingga teman-teman melihat mereka.
"Sunwoo, ih! Dasar tukang ngambek!"
—
"Ayo, Chaeyoung! Cepetan larinya, sebentar lagi sampe gerbang!" ucap gadis itu pada dirinya sendiri.
Langkahnya dipercepat, nafasnya semakin terengah-engah. Sebuah gapura, yang bertuliskan SMA Garuda, beberapa meter di depan adalah tujuannya.
Dengan langkah secepat kilat, akhirnya gadis itu sampai.
Chaeyoung bersender di dinding. Nafasnya tersengal, dadanya naik turun.
"Ngapain lari-larian? Mau ikut lomba marathon?" tanya Sunwoo dari belakang.
"Aduh, bikin kaget aja, sih!"
Pemuda itu hanya cengar-cengir.
"Udah gak marah?" Sunwoo menggeleng. "Cepet banget," gumam Chaeyoung.
"Aku gak bisa marah sama kamu, Yaaangg."
"Jijik, Sunwoo."
Sunwoo hanya cengengesan, kebiasaan.
"Pulang, yuk!"
"Lo pulang sendiri aja," tolaknya. Chaeyoung menyingkirkan tangan Sunwoo yang menarik pelan pergelangan tangannya. "Hari ini, gue mau pergi."
"Oh, yaudah."
Chaeyoung mengecek ponselnya, memastikan kalau posisi ojek yang ia pesan sudah dekat.
"Kenapa lo masih di sini?" tanya Chaeyoung pada Sunwoo yang malah menyenderkan tubuhnya di pagar sekolah.
"Nemenin, sampe kamu pergi, Yaaaang. Masa aku ninggalin kamu sendirian? Ntar, kalau diculik, gimana?"
"Gak ada yang mau nyulik gue."
"Ada." Sunwoo memamerkan senyum lebarnya. "Aku mau nyulik kamu, terus dibawa ke rumah aku. Nanti, aku pelukin setiap jam, setiap hari."
Chaeyoung menutup mulut Sunwoo sambil berkata, "Cerewet banget, sih!"
Bagi Chaeyoung, Sunwoo ini menggemaskan dalam artian menyebalkan. Selalu bikin kesal.
"Mau jalan sama siapa, Yang?"
"Kepo."
Sunwoo sedikit membungkuk, tangannya digunakan untuk menghalau sinar matahari agar Chaeyoung tidak kesilauan.
"Lino, ya?" tebaknya.
"Sok tau!"
"Ya gak apa-apa, sih." Sunwoo tersenyum, membuat Chaeyoung kebingungan.
"Kalau iya, lo gak cemburu?"
"Gara-gara kamu jalan sama cowok lain?"
"Jangan bilang begitu! Gue kayak selingkuh terang-terangan!"
Sunwoo terkekeh.
"Mau gimana lagi, Yaaangg? Aku kan pernah nembak kamu, tapi belum dijawab sampe sekarang," katanya.
"Kapan? Mana ada nembak cewek sambil cengengesan? Gak serius, tuh!"
"Tapi aku serius, Yaaaanggg!" rengek Sunwoo. "Kamu mah gak percayaan, sih!"
Chaeyoung memberikan tatapan mengejek. Saat ia akan membalas, ojek yang ia pesan sudah sampai.
Sunwoo memakaikan Chaeyoung helm, lalu memukul bagian atasnya.
"Sunwoo," panggil Chaeyoung dengan suara bak tikus kejepit.
"Kenapa, Yaaangg?"
"Gue serius, loh! Dengerin baik-baik, harus ngerti, ya!" Chaeyoung menggaruk tengkuknya. "Dalam hal apa pun, tunggu gue, oke?" lanjutnya.
Sunwoo diam, Chaeyoung diam, abang ojeknya juga diam.
"Oke."
—
Gambaran Sunwoo Chaeyoung sepedaan waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Dear Darling - Sunwoo ✓
Fiksi Penggemar;sunwoo, chaeyoung with lots of love, my dear darling! [Be A Man series] ©moonbae, 2018.