Hai! Sunwoo Chaeyoung balik lagi, nih!
—
Matahari belum sepenuhnya muncul dengan jelas ketika Chaeyoung membuka mata.
Ia matikan alarm yang membangunkannya, kemudian ia mulai melakukan peregangan kecil.
"Masih ada satu jam lagi," katanya sembari memeluk guling. "Kalau tidur lagi, pasti gak bakalan telat."
Yap. Ini masih terlalu pagi untuk memulai hari, apalagi berangkat sekolah.
Chaeyoung sengaja bangun lebih pagi untuk meminimalisir telat karena rumahnya jauh, terlebih lagi ia harus menyiapkan semuanya sendiri.
Ia baru saja akan kembali tidur ketika ponselnya berdering.
Dengan malas, ia melirik ponselnya. Oh, rupanya itu panggilan dari mamihnya.
"Halo, Mam?"
"Seragamnya udah disiapin, kan? Udah bikin sarapan?"
"Belum, aku baru bangun."
"Nanti telat, loh! Jangan ditunda-tunda, Dek!"
Mamihnya ini sangat cerewet seperti Sunwoo, sama-sama bikin pusing!
Tak heran kalau dirinya terlihat pasrah ketika berhadapan dengan dua orang itu.
"Papih masih dirawat, tapi kondisinya mulai membaik. Nanti sore, kita pulang," lanjut si Mamih.
Chaeyoung menghembuskan nafas lega.
"Yaudah. Udahan dulu, ya? Aku mau mandi."
"Okay. I love you, darling!"
Panggilan diputuskan secara sepihak. Gadis itu menaruh ponselnya di bawah bantal, kemudian kembali menyelimuti tubuhnya dengan selimut.
"Akhirnya bisa tidur lagi."
Sayang sekali, sepertinya keberuntungan tak berpihak pada Chaeyoung.
Saat dirinya hendak mencoba tidur untuk yang kesekian kalinya, bel rumah berbunyi.
04.30 W.I.B
"Yang bener aja? Siapa yang dateng ke rumah orang jam segini?" gerutunya.
Sebisa mungkin ia abaikan bunyi tersebut karena bisa jadi sumber suaranya dari rumah tetangga.
"Yaaanggg?"
Masih dengan mata memejam, Chaeyoung menajamkan pendengarannya.
"Yaaaangggg?"
Mata Chaeyoung terbuka lebar.
—
"Yaaanggg?"
Sepertinya bel tak cukup membantu Sunwoo, maka pemuda itu beralih ke pintu.
"Yaaangg! Bukain pintu, dong!" Ia menggedor pintu dengan bar-bar. "Aku mau eek!"
Tak lama, pintu terbuka.
Seperti biasa, Sunwoo menampakkan senyum lima jarinya.
"Ngapain lo?" tanya si pemilik rumah.
"Numpang eek, air di rumahku habis," jawabnya sambil bergegas masuk.
"Kok bisa?"
"Pompa airnya rusak, Yaangg," ucapnya sebelum masuk ke kamar mandi.
Chaeyoung hanya geleng kepala, ia tak heran lagi dengan pernyataan barusan.
Kran dinyalakan, sedangkan Sunwoo asik menonton Si Nopal hingga air di bak luber. Sunwoo memang boros air.
"Yaaangg?" teriak pemuda itu.
"Apa?"
"Buka tas aku, deh! Di dalemnya, ada hadiah buat kamu!"
Sesuai perintah, Chaeyoung mengambil ransel hitam yang tergeletak di depan pintu kamar mandi.
"Uang? Sertifikat tanah? Emas batangan?"
"Kamu ngejek aku, Yaaangg?" Sepertinya Sunwoo sedang merajuk di dalam sana. "Aku belum mampu."
Chaeyoung tertawa geli.
"Bukan barang berharga, sih, tapi bisa bikin kamu nangis."
Wah, Chaeyoung jadi semakin penasaran!
Ia pun membuka resleting tas tersebut, lalu menggerutu setelahnya.
"Gimana, Yang? Suka, kan?"
Sunwoo memang panjang akal, Chaeyoung sampai tak berkutik karena tak habis pikir dengan ide kreatifnya yang kelewat gila.
"Hadiahnya beneran bisa bikin kamu nangis, kan?"
Alih-alih memberi sebuket bunga, Sunwoo memberinya sebuket cabai!
"Sunwoo nyebelin!!!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Dear Darling - Sunwoo ✓
Fanfiction;sunwoo, chaeyoung with lots of love, my dear darling! [Be A Man series] ©moonbae, 2018.