21 | peluruhan dinding uterus

1.5K 369 21
                                    

"Chaeyoung tumben gak makan bareng Heejin. Lagi berantem, ya?" tanya Eric.

"Enggak, dia gak masuk sekolah. Lagi ke Inggris, jenguk mammanya yang sakit."

"Sakit apa?"

"Gak tau," balas Chaeyoung sembari mengangkat bahunya. Ia keluar dari antrean, kemudian membawa nampannya ke meja makan.

"Yaaangg, kamu berdarah!"

Eric, Yujin, Junkyu, dan Chaeyoung tersentak tatkala mendengar seruan Sunwoo.

Yujin yang duduk di samping Sunwoo segera membekap mulut pemuda itu sambil berkata, "Gak usah teriak, dong! Jangan bikin Chaeyoung malu!"

Tanpa basa-basi, Chaeyoung bergegas menuju toilet. Wajahnya tampak pucat karena menahan malu.

"Kalian makan aja, biar gue yang nungguin Chaeyoung," saran Yujin.

Namun, Sunwoo lebih dahulu mengambil langkah seribu. Ia bergerak lebih cepat dari Yujin.

-

Sunwoo menetralkan detak jantungnya. Ia lelah karena lari dari kelas Chaeyoung ke toilet perempuan yang jaraknya cukup jauh.

"Yaaangg, udah aku ambilin, nih!"

"Lempar ke atas pintu," suruh Chaeyoung dari dalam bilik.

Sesuai perintah, Sunwoo melempar plastik hitam yang ia dapat dari tas Chaeyoung. Setelahnya, pemuda itu menggigiti kukunya sendiri.

"Kamu gak apa-apa, Yaaangg? Masih butuh bantuan, gak? Aku harus apaaaa?"

"Lo pergi aja!"

"Enggak, Yaanggg! Aku mau di sini aja sampe kamu keluar. Aku takut kamu pingsan di dalem sana."

Pokoknya, Sunwoo panik banget kayak orang mau lahiran. Padahal, Chaeyoungnya biasa aja.

"Keluar, Sunwoo! Gue gak mau bikin orang lain salah paham!"

Sunwoo menghela nafas. Baiklah, ia mengalah.

-

Setelah sepuluh menit berkutat dengan roknya, Chaeyoung keluar dari kamar mandi.

"Sunwoo?"

Gadis itu mengedarkan pandangannya, tetapi ia tak menemukan sosok yang dicari.

"Saya gak suka diatur!"

"Selama kamu masih ada di lingkungan sekolah, kamu wajib mengikuti peraturan yang ada di sini!"

Chaeyoung mendekat ke sumber suara, ruang BK.

"Terserah!"

Setelah itu, terdengar suara bantingan pintu yang membuat Chaeyoung terkejut. Tak lama, Sunwoo muncul dengan wajah kesalnya.

"Eh, udah selesai, Yang?" tanya Sunwoo sambil tersenyum. Ekspresinya berubah dengan cepat, sangat drastis. "Udah dari tadi?"

"Eh.. enggak, baru ke sini," kilah Chaeyoung.

Sunwoo melepas jaketnya, lalu ia berikan pada gadis itu.

"Kamu lagi fase peluruhan dinding uterus, ya, Yaanggg?"

Chaeyoung tertawa, lalu mengangguk.

"Sakit, gak?"

"Sedikit."

"Perlu dibawa ke rumah sakit? Kamu bisa jalan, gak? Mau aku gendong, Yaaangg?"

"Sunwoo, lebay, deh!" cibir Chaeyoung. "Gue gak apa-apa!"

"Kalau sakit, bilang ke aku, ya!" Sunwoo merangkul tubuh mini Chaeyoung. "Oke?"

"Cerewet!"

"Oke, gak?" ulangnya.

"Oke!!!!"

Chaeyoung berhenti sejenak sebelum masuk ke kelasnya.

"Sunwoo, mulai sekarang.."

"Kita pacaran?" potong pemuda itu dengan wajah antusias. "Aduh! Sakit, Yaaaangggg!" pekiknya karena dicubit lagi.

"Kalau ada masalah, cerita ke gue," sambung Chaeyoung.

[4] Dear Darling - Sunwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang