Matahari masuk menerobos jendela yang cukup besar yang ditutupi sebuah tirai membuat seorang laki-laki merasa terusik akan tidurnya
"Sekarang jam berapa ya?" tanya Rafa kepada dirinya sendiri
"Waduh udah jam 6:15 lagi, kan hari ini gue harus datang pagi-pagi kesekolah gue yang baru" ucap Rafa lagi sambil menepuk jidatnya
Tiba-tiba seorang wanita paruh baya mengetuk pintu kamar Rafa
Toktoktok
"Nak kamu sudah bangun belum? Kamu kan hari ini harus datang pagi-pagi ke sekolah baru kamu" tanya Sonya, Mama nya Rafa
"Ya Ma, ini Rafa sudah bangun kok, Mama duluan aja nanti Rafa nyusul" ucap Rafa dari dalam kamar
"Oke, Mama duluan ya, kebetulan Mama juga mau buatin sarapan buat Papa kamu" ucap Sonya
Setelah suara Sonya sudah tidak terdengar lagi, Rafa pun lantas bangun dari tempat tidurnya untuk menyiapkan dirinya, karena hari ini jadwal dirinya masuk ke sekolah barunya jadi ia akan datang lebih awal. Awal nya rafa tidak setuju untuk pindah sekolah, oleh karena faktor pekerjaan Papanya yang tidak bisa ditinggal. Akhirnya Rafa menyetujui untuk pindah sekolah, toh sekolah baru nya ini juga tidak kalah besar sama sekolah lama nya, dan lagipula sekolah barunya ini juga milik uncle nya sendiri
Beberapa menit Rafa sudah siap dengan seragam barunya, tidak mungkin kan jika ia masih memakai seragam lama nya, dikira orang nanrtk ia kesasar lagi masuk ke ke sekolah orang
"Wau keren juga seragam nya" puji Rafa sambil memperlihatkan dirinya didepan cermin kamarnya
"Tapi masih kerenan gue lah" ucap Rafa dengan percaya diri
"Rafa ayo turun, waktunya sarapan, nanti kamu telat lo" ucap Sonya sambil sedikit berteriak
"Iya Ma, ini Rafa juga mau turun" ucap rafa
Rafa pun segera mengambil tas ranselnya dan turun kebawah dengan santainya
"Pagi Ma, Pa" ucap Rafa sambil mencium pipi Papa dan Mama nya. Ya, itu deh kebiasaan Rafa setiap pagi
"Ayo, Rafa mau sarapan apa? Mama udah siapin roti sama nasi goreng atau kamu mau dua-dua nya?" tanya Sonya sambil menggoda putra nya itu
"Roti aja deh ma" jawab Rafa singkat
Sunyi
"Fa" panggil Ryan, Papa nya Rafa
"Iya Pa, ada apa?" tanya Rafa dengan tampang serius nya, tumben Papa nya itu mengajaknya bicara pada saat sedang makan
'Kok gue deg-deg kan' batin rafa
"Hmm, kamu keberatan ya kalau Papa pindahkan ke sekolah baru kamu? Kalau kamu keberatan, Papa batalin aja untuk kamu pindah sekolah di sana ya?" tanya Ryan mantap
"Gak papa kok Pa, Rafa gak masalah juga kalau pindah, hitung-hitung cari nuansa baru dan temen-temen baru disana" jawab Rafa sambil tersenyum
Tapi sebenarnya Rafa itu tidak ingin untuk pindah sekolah, karena sekolah lamanya itulah menyisahkan kenang-kenangan nya bersama sahabat-sahabat nya, oleh karena Rafa anak nya penurut dan tidak mau dibilang anak durhaka, ya dia ikhlas-ikhlas saja menerima nya
"Beneran?" tanya Ryan sambil memastikan mau pindah sekolah
"Iya Papa ku tersayang" ucap Rafa dengan tampang lebay nya itu
"Pilihan yang tepat" ucap Ryan sambil tersenyum
Hening
"Morning all, my lovely family" ucap seorang wanita dengan antusias, mereka pun menoleh kesumber suara dan mendapati seorang wanita berparas cantik dengan wajah yabg sedikit berparas Eropa itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Story for Jessica
Teen FictionApa jadinya jika seorang Ardafa Rafanza menyukai cewek yang memiliki hati sedingin es dan memiliki wajah sedatar jalan raya? Tentu saja itu tidak masuk akal Tapi itulah kenyataan nya. Seorang Rafa yang tidak pernah jatuh cinta kepada seorang cewek...