05 .Misi Rahasia

55 25 17
                                    

"Kami ingin menjadi sahabatmu yang membantu mu menemukan apa yang membuat mu senang sehingga kau tidak akan melupakan kami suatu saat nanti"
~Andy Giovanni dan Bagas Renaldy~


SETELAH beberapa lama mereka hening sejenak Harumi datang dengan membawa es cappuccino di tangan kanannya sepertinya itu untuk Arden.

"Arden nih buat lo." ucap Harumi sambil menyodorkan es cappuccino itu pada Arden.

Bagas dan Andy sontak menatap Arden yang kini kebingungan sendiri.

"Buat gue?" tanyanya meyakinkan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya buat lo, kalau lo nggak mau ya sudah." jawab Harumi lalu dengan sigap Arden menarik es cappuccino itu sehingga membuat Harumi tertawa kecil.

Entah karena Arden yang benar kehausan atau efek yang lain yang mendorong nya untuk menarik es cappuccino itu dari tangan Harumi ia tidak peduli yang pasti dia tidak membuat Harumi kecewa karena menolak pemberiannya.

Setelah beberapa kali menyeruput es cappuccino itu Arden bertanya kepada Harumi, "Kenapa lo repot-repot bawain gue es cappuccino ini?"

Kini Harumi sudah duduk di kursi yang ada di samping kanan Arden membuat Arden menjadi dag-dig-dug tak karuan.

"Gue tadi sebenarnya pesen es rasa stroberi tapi malah dikasih es cappuccino dari pada gue gugat tuh pemilik stand, yah karena gue nggak suka es cappuccino pas kebetulan tadi gue ingat lo yah jadi gue kasih ke elo deh." ucap Harumi menjelaskan.

"Oh gitu." jawab Arden singkat tapi dalam hatinya gue kira lo memang perhatian ke gue jadi lo beliin gue es cappuccino ini.

Andy dan Bagas hanya bisa bungkam dengan dua orang yang dihadapan mereka ini bingung mau melakukan apa atau Harumi datang dan sengaja menyihir mereka berdua untuk diam dengan harapan Andy dan Bagas tidak menagih es cappuccino seperti yang diberikannya pada Arden.

Impossible.

"Lo baik-baik aja kan Den kok gue perhatiin dari kemarin lo jadi diem aja nggak kayak biasanya?" tanya Harumi dan memecah keheningan yang terjadi beberapa saat yang lalu.

Tentu saja pertanyaan ini membuat Arden semakin gelisah ingin rasanya ia terbang dari tempat itu jika bisa karena jantungnya sudah tak kuat lagi akibat memompa terlalu cepat.

"Ehm..eh gue nggak kenapa-napa, santai aja. Lo aja mungkin yang salah penglihatan." alibi Arden, "lo terlalu memperhatikan gue, lo tau nggak gue salut." lanjutnya sambil tertawa.

Harumi memiringkan kepalanya merasa ada yang tidak beres pada Arden, "Lo ketawa, tapi kok lo keliatan gugup gitu sih kayak tiba-tiba disuruh ngungkapin perasaan ke cewek?"

Deg!.


Apa-apaan ini? Mengapa pertanyaan Harumi sepertinya tepat sekali dengan keadaannya sekarang ini? Apa Harumi bisa membaca pikiran nya? Bagaimana kalau Harumi memang bisa membaca pikirannya? Gewat! Eh, ralat gawat maksudnya.

"Ha? Nggak kali siapa juga yang gugup biasa aja." ucap Arden jelas-jelas menunjukkan bahwa ia sangat gugup.

Harumi hanya menggelengkan kepalanya merasa tidak terlalu peduli Arden gugup saat ini apa tidak bukan hal yang terlalu penting baginya.

Revealing [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang