"Jangan berhenti semangat. Hari ini memang mengecewakan, tapi tidak akan ada yang tahu mungkin besok adalah hari yang mengembirakan"
~ Arden Siandra and Friends ~KEADAAN Arden saat ini bisa dibilang cukup menyedihkan. Saat baru sampai kerumah ia langsung masuk kamar tanpa makan siang dan tanpa mengganti bajunya. Hari ini sangat menguras energinya. Mau nangis tapi nggak bisa, mau marah tapi sama siapa?
Semuanya menjadi sangat lambat bagi Arden. Ingin sekali rasanya waktu cepat berlalu atau kalau bisa kejadian saat ia menyatakan perasaannya pada Harumi tidak pernah terjadi didalam hidupnya. Arden masih saja belum menyangka bahwa menyatakan perasaan pada seorang cewek yang ia sukai mampu membuatnya hilang akal.
Tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Arden tidak salah menyatakan perasaannya karena itu juga adalah keinginan nya selama ini, melawan rasa gugup yang ada didalam dirinya.
Harumi juga tidak bersalah, ia tidak tahu mau jawab apa karena Harumi juga berada dimasa yang sulit karena ia harus pindah dari SMA Rosey bahkan pindah dari tempat ia tinggal. Menyakiti perasaan Ardenlah yang Harumi tidak mampu.Kata ya dan tidak adalah kata yang sederhana, tapi terkadang membawa pengaruh yang besar dalam hidup seseorang. Oleh sebab itu, terkadang sebagian orang lebih memilih diam jika dihadapkan pada pertanyaan atau keadaan yang sulit.
Seperti Harumi, Harumi juga dihadapkan pada keadaan yang sulit untuknya. Menjawab ya atau tidak membuatnya dirinya dilema besar. Harumi ingin diam tapi mulutnya memaksa untuk berbicara dan hal itu hanya membuat Arden kehilangan harapan untuk mendapat ruang di hati Harumi.
Sekarang Arden hanya terus melamun sambil terus memegang kalung yang ingin ia berikan sebelumnya pada Harumi.
Ia membelinya saat mengantar Cleora dan Claira jalan-jalan tiga hari yang lalu. Dan pada saat itu saat menemani adik kembarnya ke toko aksesoris, ia melihat kalung cantik dengan pemberatnya berinisial 'R'. Yang Arden ingat saat itu adalah Harumi, dan inisial itu adalah keinginanya menyatakan perasaan pada Harumi. Mengingat saat-saat itu hanya membuat Arden semakin membenci perasaanya pada Harumi.
Tiba-tiba handphone Arden berdering membuat Arden tersadar dari lamunannya. Ia membuka kunci layar benda pipih itu dan mendapatkan pesan dari Gilang.
"Gue ke rumah lo ya Den"
Sebenarnya Arden belum mau bertemu dengan siapapun sekarang, tapi mengingat Gilang yang juga tiba-tiba hilang saat di rooftop membuat Arden penasaran apa yang terjadi pada Gilang.
"Ngapain"
"Gue ceritanya di rumah lo aja, 5 menit lagi gue datang."
Setelah membaca pesan itu Arden tidak membalasnya lagi, jika ia bilang tidak pun Gilang akan tetap datang. Jadi, Arden hanya nge-read pesan Gilang. Membiarkan spesies itu datang ke rumahnya.
Lima menit kemudian...
Gilang cukup kaget melihat keadaan sepupunya itu. Masih berseragam sekolah dengan wajah kusut dan rambut yang berantakan. Membuat dirinya khawatir dengan kondisi sepupunya itu.
Iya. Rasa-rasanya Gilang sudah kembali menjadi Gilang yang Arden kenal. Perhatian dan humoris. Tidak seperti hari-hari terakhir dengan ambisi yang tinggi untuk memiliki Harumi.
"Lo masih sehat kan, Den? Lo masih waras kan?" pertanyaan yang dilontarkan Gilang saat pertama kali masuk ke kamar Arden.
Arden hanya menatap Gilang sejenak namun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain tanpa menjawab pertanyaan Gilang.
"Malah dikacangin." keluh Gilang lalu duduk dikasur Arden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revealing [TAMAT]
Teen FictionAku kira memendam rasa hanya akan membawa rasa sakit dalam hati, tapi setelah aku berusaha menyatakan rasa itu jauh lebih sakit saat aku memendam rasa. Meskipun begitu aku akan tetap mencintai mu, jauh sebelum kamu mengetahui rasaku itu ... ||Dari a...