"Senyum ku adalah senyum mu, tangis mu adalah tangis ku, karena kita adalah sama"
~ Arden Siandra ~PAGI yang cerah sama seperti pagi Arden hari ini. Sebelumnya Arden seperti orang tak bersemangat menjalani hari-harinya tapi rasa-rasanya kepingan kebahagiaan yang telah hancur dulunya perlahan sudah menyatu kembali.
Wajahnya keliatan lebih cerah dan bergairah untuk menjalani pagi hari yang baru bersama semangat yang baru.
Dengan setelan kaos hitam yang menempel di tubuhnya menambah ketampanan seorang Arden dan deretan giginya yang rapi serta senyuman yang manis membuat kaum hawa sulit mengelak bahwa Arden adalah pria yang sangat tampan.
"Bang Arden, sarapan ayok" tiba- tiba saja terdengar suara si kembar dari balik pintu tak berniat masuk ke kamar Arden.
Dengan menghela nafas jengah Arden beranjak dari tempat tidurnya. Bayangan-bayangan singkat tentang dirinya dan Harumi sirna begitu saja tanpa tersisa sedikit pun. Dengan langkah berat Arden beranjak untuk mengganti pakaian nya.
Sebelumnya Arden sudah mandi tinggal lagi memakai seragam sekolahnya yang belum melekat ditubuhnya. Dengan cekatan Arden mengenakan seragam sekolah yang menggantung di sebuah hanger.
Setelah selesai mengenakan seragam serta buku-buku yang sudah lengkap di tas ranselnya, Arden pun turun untuk sarapan bersama Stefani dan kedua adik kembar perempuan nya, Cleora dan Claira.
Dengan senyum yang masih terlukis lebar di wajahnya membuat Stefani dan adik kembarnya itu bingung akan sikap Arden pagi ini. Kenapa tidak, sebelumnya wajah kusut tak bergairah lah yang hinggap di wajah Arden kini bagai mimpi tapi nyata.
"Kenapa muka mu bang macam baru dapat gaji pertama" tukas Claira.
Arden tak menggubris pernyataan Claira seakan tak mendengar apa pun. Arden dengan santainya mengambil nasi beserta lauk pauk yang tersedia masih dengan senyum indah berseri-seri.
Merasa dongkol dengan sikap Arden Cleora pun turun tangan. Cleora menempel kan punggung tangan kanannya ke kening Arden tapi suhunya normal tak ada tanda-tanda kelainan.
"Bang Arden kenapa sih, cengar-cengir kayak baru jadian aja" ucap Cleora setelah itu.
Merasa ucapan Cleora cukup mengena di hatinya, Arden menoleh ke arah Cleora dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Coba ulangin sekali lagi yang kamu bilang barusan" ucap Arden."Bang Arden kenapa sih?" jawab Cleora spontan.
"Setelah nya, setelah nya" ucap Arden semakin antusias.
"Cengar-cengir kayak baru jadian" jawab Cleora dengan sedikit tertawa.
Arden kembali memperbaiki posisi duduknya. Sebenarnya ia ingin tertawa bahkan bersorak ria dengan ucapan adiknya itu namun hal itu diredam saja olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revealing [TAMAT]
Teen FictionAku kira memendam rasa hanya akan membawa rasa sakit dalam hati, tapi setelah aku berusaha menyatakan rasa itu jauh lebih sakit saat aku memendam rasa. Meskipun begitu aku akan tetap mencintai mu, jauh sebelum kamu mengetahui rasaku itu ... ||Dari a...