22 .Perjanjian

15 6 10
                                    

"Perjanjian tersulit untukku adalah berdamai dengan diri sendiri untuk berani menyatakan perasaanku kepadamu"
~ Arden Sandra ~

SORE  hari yang hangat membuat siapa saja ingin menghabiskan sore hari dengan langit kemerahan jingga dengan hembusan angin yang menambah kenyamanan suasana kali ini.

Arden yang sedang duduk diteras rumahnya tampak bersantai sambil membaca novel kesukaannya. Kebiasaan jika berada dalan suasana seperti ini.

"Jangan pernah takut untuk jatuh cinta, meskipun nantinya sakit kau sudah memiliki pengalaman untuk jatuh di cinta yang tepat nantinya" ucap Arden pada dirinya sendiri saat membaca kutipan yang ada disalah satu halaman novel tersebut.

Seketika Arden terpikir apakah ia jatuh di cinta yang salah? Ia berharap ia tidak mengalaminya karena bukannya menjadi pengalaman yang membantunya memilih cinta yang tepat malam membuat Arden takut untuk kembali mengenal seorang cewek nantinya.

Memang, Arden dulu juga pernah jatuh cinta sebelum nya dengan seorang gadis diwaktu smp namun itu tidak menjadi bumerang bagi dirinya sendiri untuk lebih mengenal Harumi.

"BAKSO BAKAR, BAKSO BAKAR" teriak seorang penjual bakso bakar keliling yang membuat Arden langsung saja tergoda untuk membelinya.

"Mang, bakso bakarnya lima tusuk pake kecap juga saos tapi nggak usah kebanyakan" pesan Arden yang sudah tidak sabar.

"Ini dek" ucap penjual bakso yang telah menyiapkan pesanan Arden.

Arden pun menerima plastik yang berisi bakso pesanannya.
"Berapa Mang?"

"Goceng aja dek."

Setelah Arden membayar bakso bakarnya ia kembali ke teras dengan lima tusuk bakso bakar ditangannya.

Namun tak disangka-sangka sang adik kembar Cleora dan Claira tanpa basa-basi menyerbu bakso yang masih ditangan Arden.

"Bagi yah bang baksonya" ucap Cleora sambil menarik setusuk bakso dari dalam plastik.

Begitu pula dengan Claira, ia menarik setusuk bakso tanpa seizin Arden sang pemilik bakso bakar tersebut.

Dengan geram Arden kembali menarik plastik yang berisikan tiga tusuk bakso yang tersisa.

"Kalian ini yah, minta nggak pake basa-basi langsung rebut saja" geram Arden.

Tanpa merasa bersalah sedikitpun Cleo dan Clai malah tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Arden yang tampak cemberut sambil memakan setusuk baksonya.

"Abang marah, nggak lucu" iseng Clai.

"Lebih nggak lucu lagi kalian berdua" asal Arden.

Pertengkaran kecil pun terjadi antara Arden dengan kedua adik kembarnya, Cleo dan Clai.

"Bang Arden sebenarnya tadi kami mau ngomong sesuatu sama abang, tapi malah teralihkan gara-gara sibakso bakar" kekeh Claira.

"Mau ngomong apa emang" jawab Arden dengan suara datar.

"Ihh abang senyum dulu dong, nanti kami nggak enak ngomongnya" ucap Claira.

Arden memutar malas kedua bola matanya lalu dengan level tertinggi terpaksa membuatnya tersenyum tanpa gairah sedikit pun.

"Hmm, apa?" tanya Arden.

"Cleora tadi pagi dapat surat terus abang tahu dari siapa?" ucap Cleora.

"Nggak."

"Adiknya teman abang yang pernah abang kenalin ke kita waktu liburan waktu itu" ucap Cleora antusias.

Arden sempat mengingat-ingat liburan waktu itu dan ya Arden mengingat waktu itu ia mengenalkan keluarganya kepada seorang gadis yang bernama Harumi, sang pujaan hati.

Revealing [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang