04 .Kebimbangan

50 29 28
                                    

"Jika setiap pagi aku diberi pilihan bangun atau kembali tertidur mungkin aku akan memilih melihat mu saja"
~Arden Siandra~

PAGI yang cerah tak secerah hati Arden pagi ini. Tak tahu mengapa tapi ia sama sekali tak bersemangat dalam menjalani hari-harinya akhir-akhir ini.

Arden melewati koridor sekolah dengan tidak bersemangat lalu tanpa sengaja ia menabrak seorang cewek.

"Ihhh.. Kalau jalan pake mata juga nggak cuma pake kaki doang." ucap Harumi dengan wajah cemberut.

Arden tak merespon sama sekali ia tidak peduli gadis itu mau mengatakan apapun tentangnya, ia sangat tidak bersemangat hari ini.

"Woii, budek yah?" tanya Harumi ketus.

Tak ada jawaban.

"WOII!!?" teriak Harumi di telinga Arden.

"Njirr, bisa nggak sih nggak usah pake teriak." kesalnya sambil mengusap-usap telinganya.

"Habis lo diam aja, udah nabrak nggak minta maaf untung gue sabaran orangnya." ungkap Harumi dengan bangga.

Arden lagi-lagi diam. Ia memilih meletakkan tasnya diatas kursi lalu mendudukkan dirinya disinggasananya dan menenggelamkan wajahnya di atas meja ditutupi kedua tangannya.

Harumi mengikuti Arden sedikit heran dengan sikap Arden akhir-akhir ini.
Lalu Harumi memiliki ide untuk menanyakan sesuatu pada Arden.

"Den, soal laporan itu lo kok nggak jadi nganter ke rumah gue."

Arden tak merespon.

Harumi pun menggoyak lengan Arden.

"Hm?" deham Arden masih dengan posisi yang tak berubah.

Harumi mencoba untuk bersabar lalu mengulang pertanyaannya lagi.

"Lo kok nggak jadi nganter laporan nyokap lo kerumah gue?."

Arden mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah Harumi dan berkata.

"Udah dibuang nyokap gue ke tong sampah."

"Terus?."

"Terus nggak jadi gue kasih ke elo."

"Lah, kenapa? Emang laporang nyokap lo udah beres apa?" tanya Harumi penasaran.

"Ngak tau, udah ah jangan ganggu gue pliss gue mau istirahat dulu bentar." ucap Arden lalu kembali ke posisi awal.

"Ishh." lirih Harumi.

***

Bel istirahat bersenandung, penyelamat dikala pelajaran matematika yang membosankan.

Bagas dan Andy mengambil posisi di depan meja Arden berniat untuk mengajak Arden makan di kantin.

"Den, kantin yuk." ajak Andy.

"Males, duluan ajalah." tolak Arden.

"Lah nih kenapa lagi kentang busuk macam baru putus cinta." ucap Bagas berpendapat.

Arden tak merespon, sepertinya ini sudah menjadi hobinya akhir-akhir ini.

Jika ditanya tanggapannya cuma dua kemungkinan pertama menjawab dengan sesingkat-singkatnya yang kedua diam atau bisu amatiran.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Arden, apa masalahnya sampai semua orang menjadi korban kebisuannya, apa benar kata Bagas kalau Arden sedang putus cinta?

Revealing [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang