"Aku takut merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta, karena aku tahu dicintai tak dibalas itu lebih sakit daripada putus cinta"
~Harumi Leorin~
BEL istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu dan menjadikan kelas XI IPA-1 tak berpenghuni.Semua sudah pergi entah kemana tapi satu hal yang pasti kebanyakan pergi ke kantin bergelut dengan berbagai jajanan disana atau sekadar memandang cogan atau cecan untuk mencuci mata atau mungkin bergosip ria tentang apa yang terjadi di SMA Rosey baru-baru ini. Tidak heran karena di SMA Rosey terkenal dengan cewek cantik dan cowoknya yang tampan. Bukan karena tanpa sebab karena kebanyakan dari mereka adalah blasteran-an, hanya satu atau dua orang yang asli Indonesia.
Tapi mungkin tidak semua ke kantin bisa saja perpustakaan menjadi pilihan menghabiskan waktu istirahat untuk membaca buku sebagai pengisi waktu luang.
Harumi misalnya yang ke perpustakaan bersama Melody teman semejanya. Mereka menghabiskan waktu membaca berbagai novel kesukaan.
Harumi dan Melody memang lebih sering ke perpustakaan saat waktu istirahat.
Terkadang mereka mengerjakan tugas atau hanya membaca buku saja. Dan biasanya mereka duduk di meja perpustakaan paling sudut yah apalagi supaya saat mereka mengobrol tidak akan terlalu menganggu murid yang lainnya.Terkadang memang membosankan, tetapi mereka juga menyukainya.
"Lo baca apa, Mel" tanya Harumi sambil membalik halaman buku yang dibacanya.
Melody menoleh sebentar ke arah Harumi yang juga sedang membaca bukunya, "Oh, lagi baca buku Cinta atau Hanya Suka hihi," jawab Melody lalu tertawa kecil setelahnya, pipinya juga merona terlihat jelas bahwa hati Melody sedang berbunga-bunga.
Harumi pun melirik ke arah Melody dengan tatapan curiga karena tak biasanya Melody blushing seperti saat ini, "Lo lagi jatuh cinta yah Mel sampe baca buku begitu."
Melody tersenyum malu sampai pipinya kembali berubah jadi merona merah sudah seperti buah tomat yang telah matang, "Iya Mi, aku lagi suka sama seseorang tapi aku belum tahu aku itu memang benar-benar jatuh cinta atau aku hanya sekedar mengaguminya."
Harumi memandang gadis berkacamata itu dengan seksama dan melihat memang ada cinta didalamnya. Dia bukan sekedar mengagumi cowok itu tapi Melody memang sedang jatuh cinta. "Ouh Melody ku, siapa sih yang udah buat lo sampai pipinya merah gitu?"
Tentu saja kalimat Harumi barusan berhasil membuatnya benar-benar grogi ia merasakan pipinya memanas Melody pun memegang kedua pipinya dan memang benar pipinya memanas dan pasti sudah merah, "Ehm, gue jadi malu," ucap Melody dengan tertunduk malu, " dia sekelas kita Mi terus juga banyak yang ngefans ke dia." jawabnya dengan sedikit antusias.
Harumi menyipitkan matanya lalu memikirkan siapa cowok di kelasnya yang termasuk ke dalam gambaran singkat Melody itu, ia pun mencoba menebaknya dengan nama beberapa orang yang menurutnya punya banyak fans.
"Randy?"
Melody menggeleng.
"Sean?"
Melody menggeleng lagi.
"Ehmm, Arden?"
Melody lagi-lagi menggeleng, kini ia nyengir karena berhasil membuat temannya ini penasaran. Sungguh, ekspresi gadis berambut agak ikal itu sangat lucu jika sedang penasaran.
Harumi mulai kesal karena semakin penasaran karena hanya beberapa orang itu saja yang menurut Harumi terkenal di kelasnya, "Ihhh, jadi siapa dong."
Melody tertawa kecil lalu memberi Harumi kode untuk mendekatkan telinganya setelah itu Melody membisikkan nama yang dimaksudnya.
"B-a-g-a-s, Bagas." ucap Melody dengan mengeja tiap huruf itu lalu menyatukan huruf tersebut dengan tersenyum malu.
Harumi pun mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali sambil berpikir apakah Bagas itu masuk ke dalam kategori cowok yang punya banyak fans dan terkenal? Jika ya, Harumi harus segera memperbaharui daftar cowok yang "Terkenal" itu di daftarnya.
"Kok bisa? Perasaan banyakan fansnya si Arden deh daripada si Bagas," tukas Harumi dengan tatapan ingin tahu.
"Ntahlah aku juga nggak tau kenapa tiba-tiba kok aku bisa suka sama dia mungkin karena secara garis besar dia kan orangnya lucu dan ganteng juga orangnya."
"Terus setelah lo ngerasa begitu ke si Bagas lo mau apa ke dia?"
"Mau apa gimana, yah aku biasa aja sih tapi itu dia gue pengen deh dia juga suka sama aku karena cinta tak terbalas itu kan, atittt." jelas Melody.
"Hmm iya juga. Emang lo pernah cinta nggak dibales?"
"Nggak sih, karena selama ini gue cuma deket biasa gitu nggak lebih tapi yah semoga aja gue ngak pernah ngerasain yang namanya cinta nggak terbalas."
"Gue juga," ucap Harumi lalu mereka kembali membaca buku yang sempat tertunda tadi.
Disisi lain Arden, Andy dan Bagas asik dengan makanan mereka masing-masing. Arden yang sibuk dengan martabak jagung, Andy dengan mie ayamnya, dan Bagas yang sibuk dengan baksonya.
Sampai mereka dihentikan oleh sekelompok cewek anak kelas duabelas dan terlihat ada satu yang memimpin paling depan, namanya Vanya Yeosita dari kelas XII IPS-1.
Vanya pun mengambil kursi yang ada di samping Arden membuat Arden jadi tak nyaman dengan kehadiran mereka tentunya, "Hai adik kelas, enak yah martabaknya gue temenin yah."
"Ng-ngak usah, udah ada temanku nemenin," ucap Arden masih dengan nada lembut dan sopan.
"Nggak boleh gitu dong, nanti biar mereka diurus sama temen-temen aku," tukas Vanya dan memberi kode kepada Tiara, Yura, dan Viona untuk mengurus Bagas dan Andy.
Sekarang di meja itu tertinggal Vanya dan Arden yang duduk berhadapan membuat Arden semakin tak nyaman dan langsung kehilangan selera makannya.
"Kakak ada perlu apa sama gue?"
Vanya Yeosita gadis cantik dengan good body dan rambut ikal panjang serta bertubuh jangkung itu cukup terkenal di sekolahnya tapi ia juga dikenal bad girl karena sering dilihat berkencan dengan anak-anak sekolah lain.
"Gue nggak ada perlu apa-apa sama lo gue cuman mau deket sama lo mempererat hubungan antara senior dan junior," ucap Vanya dengan tawa kecil.
Arden hanya mengangguk tidak terlalu berpengaruh dengan alasan Vanya.
"Lo kok cumam ngangguk gitu sih, sebagai adik kelas yang baik itu harus merespon baik seniornya senyum kek tanya balik kek jangan cuman ngangguk kayak bisu amatiran!"
"Nggak kenapa-napa kak," ucap Arden tak semangat ia pun bergegas pergi dari tempat itu karena sudah tidak nyaman dengan kehadiran Vanya disana.
"Sorry yah kak gue ke toilet dulu." Vanya pun terlihat kesal dengan respon Arden kepadanya secara ia kan cantik dan banyak juga yang mengejarnya untuk dijadikan pacar lah ini dikacangin.
"Ehggg!" decaknya lalu mengebrak meja kesal.
Melihat Arden pergi Andy dan Bagas pun menyusul Arden dan meninggalkan cewek-cewek yang nggak jelas tentu saja membuat dua spesies itu tidak nyaman.
Sepeninggal Arden, Vanya pun menggerutu tidak jelas akhirnya ia pun memutuskan meninggalkan kantin dan menuju kelasnya untuk menenangkan diri. Karena selama Vanya sekolah di SMA Rosey sepertinya baru kali ini ia ditolak seperti yang dilakukan Arden kepadanya.
Memang begitu tidak selalu cowok memandang seorang cewek karena cantiknya saja, karena kalau yang cantik di luar saja bejibun di seluruh dunia. Seperti Arden yang mengabaikan Vanya padahal cewek itu cantik, tapi begitulah yang cantik di luar belum tentu di dalamnya juga cantik demikian.
Next........
KAMU SEDANG MEMBACA
Revealing [TAMAT]
Teen FictionAku kira memendam rasa hanya akan membawa rasa sakit dalam hati, tapi setelah aku berusaha menyatakan rasa itu jauh lebih sakit saat aku memendam rasa. Meskipun begitu aku akan tetap mencintai mu, jauh sebelum kamu mengetahui rasaku itu ... ||Dari a...