"Yonna!",
Yonna menolehkan kepalanya ke arah asal suara. Melihat cowok yang sekarang berjalan ke arahnya, membuat Yonna mengenggam erat ujung jas sekolahnya. Rasanya sekarang Yonna ingin punya kekuatan magic yang bisa membuatnya menghilang dari hadapan orang itu. Tapi, itu takkan pernah jadi kenyataan.
"K-kak Asher... Ha-hai." ucap Yonna dengan gugup, Asher sudah berdiri di hadapannya dengan ekspresi yang tak bisa di tebak oleh Yonna."Mampus kamu Yonna! Malu kan sekarang? Kenapa harus salah mengirim pesan?!" rutuk Yonna dalam hati.
Asher menatap Yonna yang tampak seperti tidak nyaman bertemu dengannya. Apa dia malu ya? Pikir Asher. Mengingat kembali sebuah pesan yang di kirim Yonna kepadanya membuat Asher berusaha mati-matian menahan senyumnya. Dehaman Asher mengalihkan pandangan Yonna menjadi mengarah padanya lagi.
"Lo udah di jemput?" tanya Asher.Yonna mengangguk, meski sebenarnya ia bahkan belum meminta Astro menjemputnya. Asher juga mengangguk, dalam hati ia ingin sekali mengantar Yonna pulang seandainya Astro tidak akan menjemputnya tapi itu seolah nihil. Ia menggigit bagian dalam bibirnya. Apakah ia harus meminta maaf sekarang pada Asher? Pertanyaan itu terus saja berputar di kepala Yonna, sampai ia tidak menyadari jika ia dan Asher menjadi pusat perhatian siswa-siswi yang masih berada di sekitar mereka.
Menyadari mereka kini menjadi obyek siswa-siswi Orlando, Asher langsung menarik tangan Yonna membawanya ke tempat yang lebih nyaman. Yonna terkejut, sepanjang langkah mereka Yonna terus saja memandangi tangannya yang di genggam oleh Asher. Sejenak pesan dari Kak Kyven soal 'kontak fisik' terlupa olehnya.
Di bawah pohon teduh yang berada di dekat lapangan basket. Tepatnya di samping aula utama SMA Internasional Orlando, di sanalah keduanya berada.
"Kak..."
"Yonna..." -- keduanya mengeluarkan suara di waktu yang bersamaan. Yonna jadi tersenyum kikuk sementara Asher bertahan dengan ekspresi tak terbacanya.
"Lo duluan." kata Asher.
Yonna mengangguk. Ya, Yonna harus mengatakannya agar dia tidak terus-menerus di bayangi rasa bersalah. "Jadi, gini Kak. A-ku..."
***
Rose hampir saja menyemburkan ice chocolate mint-nya saat mendengarkan cerita Yonna. Yonna menggigit bibirnya, wajahnya sudah memerah. Ia kemudian menatap Rose dengan tatapan gelisahnya.
"Trus... Kak Asher bilang apa? oh my... Lo kok bisa sih sampai salah kirim gitu?", Rose menaruh kembali minumannya di atas meja dan memijat pelipisnya seolah menjadi orang yang paling pusing di dunia.
"Uhm... Dia cuma senyum dan bilang 'gak pa-pa', Rose." sahut Yonna lalu menatap ke luar jendela. Mata Yonna memandangi beberapa tukang kebun yang sedang merawat tanaman di halaman belakang rumah Rose.
Rose berdecak, "trus... Gimana ekspresi wajahnya? Berubah gak?",
"Berubah? Tidak kok. Wajahnya tetap seperti itu, memangnya wajah orang bisa berubah-ubah jadi wajah orang lain?",
Rose rasanya ingin sekali memasukkan Yonna ke dalam karung saking gemasnya. Ah, Yonna memang tidak ahli memahami hal seperti itu. "Lupain. Jadi, setelah itu kalian ngomongin apa lagi?" tanya Rose.
Yonna menggeleng, "Tidak ada. Aku langsung pamit pergi karna Kak Astro sudah menjemputku."
Rose menghela napasnya, ia tak bisa berkomentar lagi. Rose jadi memikirkan perasaan Asher. Rose yang memiliki rasa peka tingkat tinggi itu tentu tahu jika Asher sebenarnya menyukai Yonna, hanya saja Asher memang tak secara jelas menunjukkannya. Dan Yonna, gadis itu terlalu tidak peka untuk menyadarinya.
Jangan salahkan Rose jika merasa Asher memang menyukai Yonna, karna awalnya pun Rose mengira jika sikap Asher kepada Yonna selama ini adalah hal biasa. Tapi, melihat bahasa tubuh juga cara Asher setiap kali memandangi Yonna — Rose yang genius dan peka itu sudah tahu arti tingkah laku Asher.
"Rose? Kok kamu malah ngelamun?", teguran Yonna menyadarkan Rose.
Rose menggeleng, "Yonna...",
"Kenapa, Rose?",
"Lo gak peka ya?", ucap Rose.
Yonna mengernyitkan dahinya heran atas ucapan Rose barusan.
"Eh, maksudmu?" tanyanya.
***
Setelah dari rumah Rose, Yonna langsung menuju ke kamarnya saat sudah sampai rumah. Tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu, Yonna langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Aroma ruangan yang menenangkan itu membawa Yonna menuju ke alam bawah sadarnya. Yonna terlelap di sambil memeluk gulingnya.
Sementara itu di bagian bumi lainnya. Kyven tampak sibuk dengan tugas-tugas kampusnya. Saat ini Kyven berada di perpustakaan kampus. Suasana tertib, nyaman dan tenang adalah hal yang membuat Kyven selalu betah berada di perpustakaan itu. Hanya perpustakaanlah tempat favoritnya saat di kampus.
"Kak Kyven...", suara itu tak di tanggapi Kyven sama sekali. Si empunya suara hanya tersenyum kikuk, selalu saja Kyven tak pernah melihatnya.
"Aku boleh duduk di sini?" tanya gadis itu, lagi-lagi tak ditanggapi. Gadis itu lalu duduk berhadapan dengan Kyven. Yang paling dia sukai adalah hal seperti ini, memandangi Kyven dari jarak dekat.
"Kak, bagaimana kabarmu?",
Kyven menatap gadis itu, "aku sedang sibuk dan pertanyaanmu itu menggangguku." ucap Kyven dengan ekspresi dinginnya.
Gadis itu merasakan hatinya berdenyut pedih, untuk ke sekian kalinya — Kyven memang tak memberinya kesempatan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak! Jangan Posesif✔️
Novela Juvenil#ThawFamilySeries Kakak! Jangan Posesif... by, N I X H A A Y Kakakku itu... Ah, dia terlalu posesif! - Kayonna Thaw. Started : 11 Agustus 2019 Finished : 2 September 2019 Note : untuk sekuel cerita ini, cek profilku dan cari judul "CAN U COME THROUG...