31.|Aldan...

6.3K 395 4
                                    


***

      Sampai di rumahnya, Yonna langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu. Ia masih sedikit diselimuti rasa takut atas kejadian saat sepulang sekolah.

      Yonna sangat berterima kasih karna Asher datang menolongnya, jika tidak Yonna maka Yonna tak bisa bayangkan kalau ia akhirnya akan benar-benar jatuh lebih dalam ke 'mimpi buruk' baginya itu. Ia membalikkan tubuhnya ke samping menghadap jendela besar yang menampilkan balkon kamarnya.

      Tirai-tirai putih yang menjuntai itu tampak bergerak-gerak tersapu angin. Bayangan sosok lelaki itu muncul tiba-tiba seolah sedang mengawasinya. Langsung saja Yonna bangkit dan turun dari ranjangnya. Ia mengucek matanya memastikan jika ia pasti hanya sedang berhayal. Benar, sosok itu menghilang. Yonna tak melihatnya lagi.


       Tubuh Yonna merosot dan terduduk di lantai. Dadanya merasa sesak, ketakutan Yonna selama ini terpendam kini menguak dengan sendirinya.

      "Yonna? Kamu kenapa duduk di lantai?", Yonna menoleh ternyata Kyven sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

       Dengan tergesa Yonna langsung berdiri dan melempar senyumnya pada Kyven, "Uhm.. Yonna lihat ada semut tadi jadi Yonna ajak ngomong semutnya, Kak!" sahut Yonna asal.

      Kyven menatapnya datar, "Ganti seragammu dan makan siang." ujar Kyven lalu merapatkan kembali pintu kamar Yonna, kini hanya aroma parfum Kyven yang tertinggal.


       Yonna menghela napasnya. Sekarang Yonna bingung, haruskah ia memberitahu Kyven tentang yang di alaminya? Namun, Yonna juga tidak ingin Kyven sampai menjadi sangat khawatir. Apalagi sikap Kyven yang begitu dingin dan arogan, Yonna takut jika ini malah menjadi masalah besar.

***

       "Kau sakit?" Yonna mengerjapkan matanya dan memandangi Kyven.

       "Kakak bilang apa barusan?" tanya Yonna. Kyven tersenyum miring,

       "Apa yang kamu pikirkan? Cowok itu?", mulut Yonna ternganga. Cowok itu? Cowok apa yang Kyven maksud. Sungguh Yonna tidak mengerti.

       "Maksud Kak Kyven apa? Yonna sungguh tidak mengerti." ucap Yonna lagi, namun Kyven tak menanggapi, ia melanjutkan makannya.


      Yonna masih menyimpan rasa penasarannya, "maksudnya Kakak apa sih?" tanyanya dalam hati.

       Suara kursi itu membuat Yonna mengangkat wajahnya. Kak Kyven sudah selesai? - dengan wajah dinginnya Kyven meninggalkan ruang makan itu. Yonna mengerutkan dahinya, "Kak Kyven kenapa sih? Aneh sekali." tanyanya entah pada siapa.

      Sementara itu Kyven menahan gejolak menjengkelkan dalam dadanya. Ada kobaran api tak kasat mata yang menimbulkan sensasi panas dalam diri Kyven.
      "Aaarrgghh!!!" erang Kyven saat ia meninju dinding kamarnya. Tangan Kyven terlihat memar sekarang. Sakit di tangannya tak ada apa-apanya dibanding rasa sakit di hatinya.

***

       "Halo..." gumam Yonna menjawab telepon yang masuk ke ponselnya.

      Suara deheman samar terdengar, Yonna diam menunggu si penelepon berbicara.
 

   
      "Bagaimana keadaan lo? Baik-baik aja 'kan?" tanya Asher.

      Yonna tersenyum, ia tidak menyangka jika kakak kelasnya itu punya rasa peduli padanya. Tapi, apakah benar itu rasa peduli? Atau hanya sekedar pertanyaan biasa karna Asher telah menolongnya dari lelaki itu.


       "Yonna? Lo masih denger gue 'kan? Kok lo gak jawab? Gue khawatir sama lo." kata Asher.

      "Kak Asher. Aku baik-baik saja, so don't worry." sahut Yonna. Yonna menggigit bibirnya, sosok lelaki itu kembali terbayang di benaknya.

      "Gue gak tahu dia siapa. Tapi, apa lo kenal sama dia sebelumnya? Soalnya dia kayak kenal banget sama lo gitu kelihatannya."

       Tangan Yonna sekarang gemetar, ia menguatkan dirinya agar tidak takut. Yah, takkan ada yang bisa menyakitinya. Dia punya Papa Alan, Mami Kyla, Kak Kyven, juga Kak Astro yang akan selalu melindunginya. Tapi, Yonna juga tahu jika tak setiap saat keluarganya bisa melindunginya, buktinya kejadian di sekolah itu. Bahkan Astro tak muncul menyelamatkannya.


     "Dia itu... Aldan."

     "Aldan?",

      Air mata Yonna akhirnya jatuh lagi. Setelah sekian lama, ia kembali menyebutkan nama lelaki misterius itu.

***

Kakak! Jangan Posesif✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang