10.|Nasi Goreng Cinta

10.6K 561 23
                                    

       Yonna menggerakkan badannya. Rasa nyaman dan enggan untuk bangun benar-benar membuainya. Matanya masih ingin memejam. Namun, suara yang terdengar samar memanggil namanya serta usapan di wajahnya membuat Yonna berusaha membuka matanya. 
       "Ka–kak?", Yonna mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menyadari ternyata ia sudah berada di kamarnya. Padahal seingatnya, tadi dia masih berada di bukit itu bersama Kyven.
       "Kok kita sudah di rumah, Kak? Perasaan tadi kita duduk di bangku itu 'kan? Kenapa–",

       "Kamu ketiduran, Yonna. Aku menelpon Samsul untuk menjemputmu dengan mobil. Mana mungkin Kakak membawamu pulang naik motor 'kan?" ujar Kyven.

     Yonna bangkit dan duduk menghadap Kyven yang saat ini duduk di pinggiran ranjangnya.
      "Kenapa Kakak tidak bangunkan Yonna?" tanya Yonna, ia merasa telah merepotkan kakaknya itu.

     Kyven tersenyum dan menggeleng. "Kakak gak mau ganggu tidur siang kamu." ujar Kyven.

     Tiba-tiba terdengar suara geraman yang berasal dari perut Yonna. Yonna menggigit bibirnya, ia malu.

      "Mandilah sana. Kakak akan memasakkan sesuatu untukmu.", Kyven berdiri. Ia mengacak rambut Yonna sebelum akhirnya keluar dari kamar adik perempuannya itu.

     "Eh? Kakak bisa masak?" tanya Yonna entah pada siapa.

***

     Yonna menuruni tangga. Hidungnya mengendus aroma masakan yang wangi dan mengundang selera makannya. Perutnya kembali berbunyi, Yonna mendengus pelan.

    "Selamat sore, Nona Yonna." sapa Renton, kepala keamanan rumah itu.

    "Ya. Selamat sore, Paman." ucap Yonna seraya tersenyum. "Uhm... Paman, apa kamu melihat Kakak?" tanyanya.

     Renton mengangguk. "Tuan Kyven ada di dapur, Nona." jawab Renton.

     Yonna mengangguk, "Yonna ke dapur dulu kalau gitu. Semoga harimu menyenangkan, Paman." seru Yonna dan berlari kecil menuju dapur.

     Renton tersenyum menatap Yonna. "Semoga Nona selalu bahagia." gumam Renton dan melanjutkan langkahnya menuju bagian lain rumah itu.


    "Selamat sore, Nona." seorang pelayan perempuan menyapanya seraya sedikit membungkuk. Yonna mengangguk dan tersenyum. Pelayan itu kemudian berlalu. Langkah Yonna kini terhenti saat melihat Kyven sedang serius memasak.

    "Selamat sore, Tuan Kyven. Apa ada yang bisa kubantu?", Kyven menoleh dan terkekeh.

 Apa ada yang bisa kubantu?", Kyven menoleh dan terkekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    "Tidak. Sebaiknya anda menunggu saja di meja makan, Tuan Puteri.", Kyven mengedipkan sebelah matanya. Yonna tertawa dan mengangguk. Ia pun menunggu Kyven di meja makan.

    Kyven muncul dengan membawa sepiring nasi goreng seafood dan jus tomat. Aroma nasi goreng itu benar-benar mengguncang perut Yonna. Yonna sudah tak sabar ingin memakannya.

     "Makanlah. Itu akan jadi masakan yang kamu rindukan kalau Kakak sudah pergi." ucap Kyven seraya tersenyum.

     "Kenapa Kakak berpikir kalau Yonna akan merindukan ini?",

     "Karna itu nasi goreng cinta, Yonna." kata Kyven sambil menyeringai.

     Yonna tertawa dan menggeleng, "bahkan jika aku merindukan nasi goreng Kakak, aku akan meminta Papa membawaku ke Korea dengan jet pribadinya. Tiba disana, aku akan meminta Kakak membuatkannya." ujar Yonna lalu dengan tak sabar memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

     "Benarkah kamu akan datang jika merindukanku?" tanya Kyven.

     Yonna mengangguk. Kyven tersenyum lalu menyentuh ujung bibir Yonna. Yonna menaikkan alisnya dan menatap Kyven.

    "Yonna... Kamu harus ingat pesan Kakak." ujar Kyven. "Jangan dekat dengan anak cowok.", tatapan Kyven menjadi dingin.

     Yonna susah payah menelah nasi gorengnya. Kyven menarik kembali tangannya lalu memberi jus tomat kepada Yonna. Yonna mengambilnya dan meneguknya. Helaan napas pelan dihembuskan Yonna. Ponsel Kyven berbunyi dan ia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Alisnya terangkat sebelah saat melihat panggilan yang tertera di layar ponselnya itu, Kyven beranjak dari kursinya dan meninggalkan Yonna di meja makan.

      Yonna menatap punggung kakaknya itu hingga hilang dari pandangannya, "Kakak ditelpon sama siapa ya?" gumamnya lalu kembali melanjutkan makannya dengan lahap.


***

Kakak! Jangan Posesif✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang