54.|Satu Hari Indah

3.7K 242 3
                                    

       Yonna bahkan tidak tega menolak permintaan Aldan. Aldan ingin sekali mendapatkan satu hari indah bersama dengan Yonna, sebagai permintaan terakhirnya. Setelah hati Yonna telah ikhlas memaafkan Aldan, gadis itu sekarang bingung dengan permintaan itu. Sungguh, sebenarnya Yonna masih takut pada Aldan karna ambisinya mengejar Yonna akan tetapi bagaimana pun — kenyataan bahwa Aldan-lah yang pernah menyelamatkan hidupnya menjadi pertimbangan besar bagi gadis itu.

     "Baiklah jika kamu belum bisa memutuskannya. Tapi, kuharap besok jam sepuluh pagi kamu akan datang di taman Memory." ucap Aldan kemudian tersenyum, Yonna menggigit bibirnya dengan jemari yang saling memilin.

    "Aku pergi dulu. Sampai bertemu nanti Yonna-ku..." suara Aldan yang terdengar lirih itu membuat hati Yonna merasakan pilu yang tak bisa di tolak.

     Punggung Aldan semakin menjauh  meninggalkan Yonna yang berdiri dengan diamnya. Tak kuasa lagi Yonna akhirnya membiarkan air matanya jatuh.

     Maafkan aku juga Aldan... Aku telah mengingkari janji kita dulu...

***

     Malam ini, bersama Danil di ruang perpustakaan dalam mansion Thaw —  Yonna tampak terlihat gelisah dengan sebuah buku tebal yang entah judulnya apa. Danil yang memperhatikan gelagat Yonna, menaruh buku yang ada dalam genggamannya di atas meja. Danil berdiri dari duduknya dan mendekati Yonna. Yonna berbalik dan menaruh buku di tangannya kembali ke lemari buku itu.

      Danil mengusap punggung Yonna, mata mereka bertemu.

    "Apa yang buat kamu gelisah seperti  ini?" tanya Danil lalu membimbing langkah Yonna untuk duduk di sofa.

    "Aldan bilang kalau dia ingin mendapatkan satu hari yang akan di habiskan denganku...",

    "Lalu keputusanmu?".

    Yonna menggeleng, "Yonna tidak tahu. Tapi, di hati Yonna yang terdalam... Yonna tidak bisa menolak permintaan terakhir Aldan itu."

     Danil menghela napasnya, "aku tahu sebenarnya dia anak yang berhati baik. Bahkan aku bersyukur dia telah menyelamatkan adikku ini."

    Yonna mengerutkan dahinya heran,  "da-rimana kamu tahu?",

     "Well... Aku tahu itu dari detektif kepercayaan keluarga kita, Baby... Aldan lah yang menyelamatkanmu dan membawamu ke panti saat hari di mana kecelakaan itu terjadi..." — mata Yonna berkaca-kaca, ingatannya di giring kembali ke masa lalu saat peristiwa kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya itu.

   "Aku bahkan mengingkari janjiku pada Aldan... Itulah yang membuat Aldan jadi jahat..." ucap Yonna,

      Danil menggeleng, "Tak perlu menyalahkan diri atau siapapun Yonna. Kita semua punya takdir yang telah di tentukan Tuhan. Kita hanya perlu saling berbaikan dengan takdir. Sepahit dan sesakit apapun, pada akhirnya kita cuma manusia yang hidup untuk Tuhan..." Danil mengusap rambut Yonna.

      "Dan... Aku cukup bangga karna Yonna-ku punya hati yang tulus untuk memaafkan apa yang telah terjadi." ujarnya.

    Yonna tersenyum lalu memeluk Danil, "Terima kasih Danil... Sekarang aku sudah memutuskan untuk memberikan kesempatan pada Aldan." ujarnya.

    "Aku dan Astro akan mengawasimu. Karna kami ingin sang tuan putri selalu aman..." pungkas Danil.

***

     Senyuman Aldan mengembang sempurna saat melihat kedatangan Yonna yang telah di tunggu-tunggunya. Yonna terlihat selalu cantik bagi Aldan, sayang sekali ini adalah terakhir kalinya dia bisa bertemu Yonna. Selanjutnya, takdirlah yang akan mengambil alih.

     "Maaf, aku membuatmu menunggu Aldan." ucap Yonna,

    "Tidak. Menunggu kamu bukan hal yang sulit untukku Yonna." sahut Aldan, Yonna tersenyum. "Malah aku pikir, kamu nggak akan datang..." lanjutnya.

    Yonna menggeleng, "kamu pernah menjadi orang yang paling dekat denganku. Bahkan kamu selalu melindungiku dari beberapa anak laki-laki di panti yang jahil... Sampai kita akhirnya harus berpisah, kamu masihlah sahabatku."

      Aldan tersenyum dengan hati yang berdebar, dalam hatinya bahkan Aldan merasa sangat menyesal karna telah membuat Yonna kecewa atas tindakannya mencelakai Kyven. Suara Yonna menyadarkan Aldan dari lamunannya,

     "Hari ini kuharap, kita bisa menjadi sahabat seperti dulu. Aku ingin melupakan hal buruk yang sudah terjadi..." ucap Yonna.

***

     Kyla mendorong kursi roda yang di tempati oleh Kyven. Kyla membawa Kyven berjalan-jalan di taman rumah sakit tempat ia di rawat untuk pemulihannya kini. Kyven mengangkat tangannya sebagai isyarat meminta Kyla berhenti mendorong kursi itu. Kyla duduk pada kursi taman yang memang berada di tempat mereka berhenti saat ini.


    "Mami..." ucap Kyven.

     Kyla tersenyum dan tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya. Matanya mengerjap dan mulai berkaca-kaca...

     "Sayang? Kamu memanggilku? oh Tuhan... Apakah ingatanmu sudah kembali?".

      Kyven dengan ekspresi datarnya hanya menggeleng, "Aku hanya merasa harus memanggilmu Mami... Apakah itu terjadi sebelumnya?", pertanyaan Kyven membuat hati Kyla pilu, anak lelakinya itu nyatanya masih tak ingat apapun termasuk padanya sendiri.


    Kyla mencoba tersenyum dan mengangguk, "Iya... Sebab aku adalah Mami-mu, Sayang. Mami yang melahirkanmu ke dunia ini..."

***

Kakak! Jangan Posesif✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang