56.|Kayonna-ku

3.8K 275 11
                                    

———————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———————

       Yonna berusaha untuk tetap tenang meski usahanya itu akhirnya tidak bisa membuatnya tenang. Jantungnya berdegup makin cepat tatkala mendengar bunyi klakson mobil yang kini telah berhenti di depan pelataran mansion. Yonna menarik napas panjang lalu menghembuskannya. Dengan kedua tangan yang mengepal, ia menggumam doa agar semuanya akan baik-baik saja sesuai harapan besarnya selama ini.


     "Kak Astro!" seru Yonna ketika melihat Astro yang hendak menuju ke pintu utama mansion, Astro berhenti dan tersenyum mengangguk. Yonna berlari mendekatinya.

    "Nona, jangan berlari nanti Anda bisa jatuh." ujar Astro khawatir. Yonna menggeleng, tampak wajahnya terlihat cemas dan tegang. Astro mengerti bagaimana perasaan Nona mudanya itu. Ia menepuk puncak kepala Yonna dengan sayang,

     "Tidak perlu cemas Nona." ucapnya, Yonna mengangguk lalu keduanya berjalan menyambut Alan, Kyla juga Kyven.

   "Papa! Mami!" seru Yonna langsung menghambur ke pelukan kedua orang tuanya itu. Betapa  Yonna sangat merindukan Kyla dan Alan. Hampir dua bulan mereka hanya berkomunikasi lewat ponsel membuat Yonna benar-benar rindu.

     "Ah putri kesayangan Mami... Kamu baik-baik saja 'kan  sayang? Ah, lihat dirimu... Kenapa terlihat kurus hm?", Kyla memandang sendu wajah Yonna—ia tahu pasti Yonna merasa kesepian.

   Yonna tersenyum, "tak apa, Mami. Yonna nggak apa-apa. Mami dan Papa sehat 'kan?",

   "Kami sehat, Sweety..." sahut Alan lalu mencium puncak kepala Yonna dan memeluknya.

     Pandangan Yonna langsung tertuju pada sosok lelaki yang begitu tampan, yang selama ini sangat ia rindukan. Lelaki itu masih tak merubah, ekspresi dingin dan tegasnya mendominasi.

     "Ka...kak..." gumam Yonna pelan. Kyven menaiki undakan tangga, ia berjalan memasuki mansion tanpa menyapa Yonna. Para pekerja di mansion itu menunduk hormat ketika Kyven melewati mereka.

     Kyla menghela napasnya lalu mengusap pipi Yonna, wanita itu mengerti jika Yonna pasti sedih dengan sikap Kyven yang seperti itu. Alan kemudian merangkul Yonna juga Kyla untuk masuk ke dalam mansion.

***

     Yonna keluar dari kamarnya dan sungguh terkejut saat mendapati Kyven yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya dengan tatapan datar. Yonna menggigit bagian dalam bibirny, jemarinya saling memilin satu sama lain.

     "Aku harus apa sekarang? apakah kalau aku bicara, Kakak takkan marah?" gumamnya dalam hati.

     "Kau...",

     Yonna mengerjapkan matanya, ia mencoba untuk tetap tenang. Ini pertama kalinya sejak lama, Kyven berbicara padanya.

     "Ah... Uhm.... Apa Kakak butuh sesuatu? Katakan saja pada Yonna, aku pasti akan membantumu, Kak." ucap Yonna.

      Kyven menatapnya—Yonna rasanya tak kuat menahan emosi dalam dirinya, Yonna ingin menangis karna mendapatkan tatapan seperti itu. Sungguh, sudah lama.

   "Kamu siapa?".

    Pertanyaan Kyven tentu saja menghadirkan dua perasaan berbeda di dalam hati Yonna. Senang dan sedih—senang karna Kyven mau bicara padanya dan sedih karna nyatanya Kyven masih belum ingat tentangnya.

     Yonna tersenyum, ia menggerakkan bibirnya hendak menjawab pertanyaan Kyven akan tetapi kemunculan Westie membuatnya urung melakukannya.

   "Tuan Kyven, Nona Yonna... Kalian berdua telah ditunggu Tuan dan Nyonya di meja makan." ujar Westie.

      Yonna mengangguk lalu menatap Kyven yang ternyata masih tak memutus pandangan ke arahnya.

    "Ayo, Kak. Kita makan malam." ujar Yonna, Kyven mengangguk. Westie mempersilahkan Yonna dan Kyven jalan lebih dulu dan mengikuti dibelakang.

***

     Yonna berjalan sambil menunduk dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan soal Kyven. Sampai akhirnya Yonna tersentak karna sebuah tangan yang menggenggam tangannya,

     "Ka..kak?" gumamnya lalu melihat tangan Kyven yang menggenggam tangannya. Hatinya benar-benar merasa hangat namun degupan jantungnya seperti tengah berlari maraton.

     Kyven dan Yonna menghentikan langkah mereka. Westie ikut berhenti dan memandangi keduanya, Westie tersenyum—ia membungkuk hormat lalu berjalan lebih dulu meninggalkan keduanya.

     "A... Ada apa, Kak?" tanya Yonna ragu.

     "Aku masih tidak tahu tentangmu. Akan tetapi, kamu adalah gadis yang selalu muncul dalam ingatanku." ujar Kyven.

      Yonna kembali memandang genggaman Kyven lalu menatap lagi kedua mata kakaknya itu, "Apa maksudmu, Kak?" tanya Yonna, "Kamu bahkan masih belum mengingatku? Aku Yonna..."


     Kyven mengangguk, "Tapi dalam mimpiku aku selalu memanggilmu, Kayonna-ku...."

***

Kakak! Jangan Posesif✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang