4. Hati Tak Bisa Berdusta

88K 8.4K 908
                                    

Ini aku sebenarnya masih sakit. Semalam pulang kul malah menggigil. Nggak karuan rasanya. Anak juga sakit. Suami juga. Udah berobat, sekalian sama anak. Anak masih anget aja badannya, bolak-balik bangun semalam. Saya suhunya udah turun tapi masih pusing dan flu.

Sebelumnya udah sempet ngetik Sakha jadi bisa update. Mohon maaf Adira belum bisa up dulu. Ini bisa up karena anak lagi tidur. Alhamdulillah udah mau tidur, setelah sebelumnya nggak bisa tidur, maunya digendong, merintih sakit sakit terus. Sariawannya yang bikin dia rewel banget, ga mau makan, susah tidur.

Maaf part pendek ya. Aku izin dulu, ke depan aku nggak update dulu sampai anakku benar2 sembuh.

Happy reading....

Alea berfoto selfie, memanyunkan bibirnya untuk menonjolkan bibirnya yang sensual dan cipokable. Tak lupa mengenakan gaun tidur dengan kerah yang agak rendah. Rambut panjangnya ia ikat, hingga leher jenjang dan putihnya terpampang sempurna. Misinya malam ini adalah membuat Sakha klepek-klepek melihat foto sensualnya.

Seperti biasa setiap post status foto seksi spesial untuk Sakha, ia mengatur statusnya menjadi privat dan hanya Sakha yang bisa melihatnya. Ia yakin dosen sok ganteng yang memang ganteng itu akan semakin terpikat padanya.

Di sudut kota yang lain, Sakha tengah mengoreksi skripsi mahasiswa bimbingannya. Belum selesai mengoreksi, ia menguap. Rasanya sangat mengantuk. Sakha berjalan ke arah ranjang. Ia duduk selonjoran sambil mengecek smartphone-nya. Ada banyak pesan masuk ke grup SMA dan rekan dosen. Ia lewati pesan-pesan yang masuk ke grup. Diceknya update status dari kontak yang ada di whatsapp-nya. Matanya yang sudah meredup kembali membulat dan hawa panas seketika merongrong pikirannya kala foto Alea terpajang begitu sensual dan menggoda, seolah minta dicium dan diremas. Apanya yang diremas?

Sakha beristighfar berulang kali. Jika hatinya diibaratkan sebuah ruangan, dan di setiap sudut dipasang pengeras suara, maka saat ini kalimat istighfar tengah bergaung di seantero sudut, saling bersahutan.

Semakin ia berusaha mengenyahkan Alea dari pikirannya, nama gadis itu semakin menempel kuat seperti lintah yang tengah mengisap darah. Sebenarnya dengan semakin canggihnya teknologi digital, sangat memungkinkan untuknya melihat foto-foto perempuan seksi yang kadang berseliweran di media sosial atau ulah usil teman cowok satu grup yang kadang share foto atau video yang menampilkan adegan erotis atau foto-foto perempuan mengenakan pakaian super minim. Namun ia bisa menahan diri, bahkan keluar dari grup yang senang membagikan foto-foto atau video erotis. Dia tak suka membicarakan hal-hal erotis di grup, bersama teman-temannya, itu sama saja melecehkan perempuan. Ketika ia melihat foto-foto seksi Alea, ia merasakan hal lain. Entah kenapa bayangan Alea terus menghantui. Sampai-sampai Alea masuk ke dalam mimpinya.

Siapa yang nggak mengakui pesona Alea? Meski ia berusaha mati-matian menolak, nyatanya gadis itu selalu mengusik pikirannya. Ia selalu mengatakan Alea bukan kriterianya. Logikanya memasang sederet kriteria, tapi hatinya yang terdalam menginginkan Alea.

Ia melirik kembali satu update status terbaru dari Alea. Kali ini fotonya bersama seorang cowok di coffee shop. Caption yang ia tulis berbunyi, bareng Revan. Sakha membuka matanya lebar-lebar. Ditelisiknya wajah Revan yang memang seperti yang Alea bilang, ganteng! Entah kenapa hatinya memanas, meradang melihat kebersamaan mereka. Alea selangkah lebih ke depan dibanding dirinya. Sedang dia, dirinya belum pernah dekat dengan perempuan manapun.

Ia gelisah tak menentu, tak bisa tidur. Ia memikirkan Alea. Bagaimana bisa Alea begitu cepat menemukan calon dan melupakannya. Ia yakin, Alea mencintainya.

******

Esoknya di kampus, Sakha kurang bisa fokus mengajar. Pikirannya masih terus memikirkan Alea. Apalagi status terbaru Alea di whatsapp-nya mengatakan bahwa ia akan menonton film ke bioskop jam dua siang ini. Ia membayangkan Alea dan Revan nonton berdua dalam gedung bioskop yang gelap, lalu keduanya memanfaatkan kesempatan untuk genggaman tangan. Bahkan ia juga membayangkan Revan mencuri kesempatan untuk mencium Alea. Tidak... Tidak... Sakha tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Dia harus menyusul Alea ke bioskop.

Dear, Pak Dosen 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang