Show me the magic shop

106 16 5
                                    

***

Gemuruh langkah para siswa yang berhambur ke kantin menjadi backsound siang ini. Tapi, tidak dengan dua orang siswa yang hanya menghabiskan waktu istirahatnya dengan mencoreti papan tulis.

"Sunhee-ya lihat ini," tunjuk Areumi pada sebuah gambar di papan tulis.

Ada dua sketsa wajah yang tergambar disana, jelas itu sketsa wajah mereka berdua. Gadis satunya berambut sebahu dan memiliki pipi tembem seperti bakpao, sedang yang satu berambut panjang dengan wajah tirus.

Areumi memang berbakat dalam seni, ia bisa menggambar, menyanyi dengan indah bahkan memainkan berbagai alat musik. Tapi, satu jenis seni yang tak ia kuasai yaitu bersajak. Sesering apapun dirinya membaca kalimat penuh kiasan, tetap saja ia begitu lamban ketika harus membuatnya. Makanya ia lebih bisa merekomendasikan lagu, dibanding dirinya yang harus mengungkapkan.

"Bagus," kata Sunhee singkat, tapi pandangan matanya masih menelisik karya yang ada dihadapannya itu.

"Hey, pujilah sedikit hasil karyaku," ungkap Areumi kesal.

"Kau cukup berbakat, kenapa tidak masuk kelas seni saja?"

"Aku? Tak mungkin, aku takkan diizinkan untuk itu." Kekehan ringan namun terasa dipaksakan keluar dari mulut Areumi.

"Memang apa salahnya?"

"Kau takkan mengerti ... Aahh sudah lupakan."

Areumi lalu mulai menggambar lagi, sedang Sunhee hanya menatap ke luar jendela tak ada aktifitas yang bisa ia kerjakan. Kali ini Areumi menggambar sebuah pintu dengan dua pegangan ditengahnya. Gambarnya detail memperlihatkan ukiran yang halus nan elegan di kedua sisi. Ada sepasang sayap yang menjadi ukiran utamanya. Lalu gadis itu menuliskan kata magic shop diatas karyanya tadi, tak lupa ia membubuhkan gambar bintang di ujung kalimat.

"Sunhee-ya, ini magic shop kita. Tukarkan kesedihanmu disini," kata Areumi lantang dengan senyum merekah bak bunga dipuncak kemerakannya.

Sunhee mengalihkan pandangannya pada Areumi, mengamati gambar yang terpampang dihadapannya. Gadis bermarga Kim itu diam sejenak.

"Areumi, apa permintaanmu mengenai magic shop itu sungguh-sungguh?" Fokus Sunhee tertuju penuh pada Areumi.

"Tentu saja, aku akan jadi toko ajaibmu. Melenyapkan semua kesedihan dan rasa sakitmu. Akan ku ukir kenangan indah layaknya bunga sakura yang baru mekar."

"Areumi, mengapa harus aku? Mengapa kau ingin melenyapkan keledihanku?" batin Sunhee.

"Berjanjilah untuk tidak mudah kulukai."

"Tidak ada yang akan saling melukai," jawab mantap Areumi.

"So show me!"

"I'll show you." Areumi berjalan kearah Sunhee lalu mengulurkan tangan untuk segera digapai temannya itu.

"Nahh, sekarang pegang tanganku dan hitung satu dua tiga, maka kita akan bersenang-senang."

Tak perlu menunggu lama untuk sebuah balasan, kini mereka saling berpegangan tangan dan berjalan melewati koridor sekolah.

Para siswa memang doyan nongkrong di kantin dan di lapangan, hingga jam istirahat begini kelas dan sekitarnya kosong.

"Mau kemana kita?"'

"Diluar ada ada toko ice cream yang baru buka."

"Maksudmu kita kesana?" lengking Sunhee sambil menghentikan langkahnya, tak percaya temannya berniat membolos.

Who? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang