END

87 11 2
                                    

Pertama, maafkan jika tidak sesuai ekspetasi. Okeeee.... jebbal 😯 aku deg degan nulis ini. Asli, takut kalian kecewa.

Tapi ending sudah kupikirkan jauh sebelum alur atau bahkan judul ini kutemukan.
Jadi urutannya tuh, ending, trus nyari alur sama konflik, terus judul.
Gilasehhh kebalik gitu wkwkwk

Yauda layah 😁 daripada author note nya kepanjangan mending langsung aja

-Happy reading-

Menyadari perubahan pada Kim Sunhee membuat bulu kuduk Areumi berdiri seketika. Kini dirinyalah yang tersudut. Sesuatu menampar ingatannya akan satu perkataan dari Dr. Lee mengenai monster yang hidup dalam diri Sunhee.

"Erica?"

"Kau tahu keberadaanku juga ternyata," ucap sinis gadis penghuni tubuh Sunhee itu.

Areumi hanya menelan salivanya susah payah. Ingin rasanya berlari dari kengerian ini. Tidak pernah terbayangkan bahwa dirinya akan berhadapan langsung dengan mahluk mengerikan itu. Ia menyesali telah mrmenuhi keinginan Sunhee untuk bertemu di tempat seperti ini.

"Lalu mengapa kau masih menuduh Sunhee?" Sebuah pertanyaan yang sarat akan ancaman. Langkah kaki Erica digiring perlahan menuju Areumi.

"Karena kalian satu!" teriak Areumi gemetar. Sungguh ia kalut, tidak tahu bagaimana menghadapi Erica dengan segala kekejiannya.

Kini Erica semakin mengikis jarak, hanya menyisakan dua langkah diantara mereka. Tatapan tajam gadis itu mampu menusuk hingga pada kewarasan Areumi. Sedang gadis yang tengah ketakutan itu siap mengambil langkah seribu. Mungkin hanya dengan berlari ia akan selamat.

Senyum mengerikan yang tersampir diwajah manis Sunhee yang kini dikuasai Erica semakin membuat Areumi membulatkan tekad untuk kabur. Tidak ada jalan lain. Dalam hatinya ia hanya merapalkan doa untuk sebuah pertolongan Tuhan. Menunggu keajaiban dimana seseorang datang menyelamatkannya.

Sesekali Areumi menggumamkan nama Ayahnya, meminta diselamatkan. Ia tahu betul adegan selanjutnya, mengingat Erica adalah ahli dalam hal merenggut nyawa. Pasti akan sangat menyakitkan dibunuh olehnya, bagaimana dirinya mengingat kondisi mayat Yeon Ho dan Senna waktu itu.

Areumi memundurkan langkahnya pelan, matanya sudah memanas ingin sekali mengeluarkan ribuan kubik air. Satu langkah mundur, maka satu langkah maju bagi Erica.

Tubuh Areumi seketika bergetar hebat tatkala sudut matanya menangkap pergerakan Erica yang merogoh saku roknya. Yang detik selanjutnya sebuah gunting kecil dengan ukiran bintang berada dalam genggaman gadis mengerikan itu.

Areumi yang diselimuti rasa takut, langsung berlari. Membawa dirinya pada keramaian, berharap seseorang akan menolongnya disana.

Hanya saja belum sempat bayangan itu terealisasikan, langkah Areumi harus terhenti. Sebuah benda yang teramat keras menghantam belakang kepalanya. Seketika itu pula Areumi jatuh terduduk. Tangan kanannya memeriksa kepalanya yang terasa mengeluarkam cairan dingin. Dan benar saja, darah segar mengalir deras dari sana.

Areumi tak percaya dengan apa yang dilihatnya, tangannya gemetaran hebat beserta rasa nyeri teramat yang mendera. Kepalanya ia palingkan dan menatap tak percaya pada gadis yang kini berdiri tegap dengan senyum mengerikan tepat dibelakang tubuhnya.

"Sunhee, kau..."

Belum sempat kalimat Areumi rampung, sebuah gunting kecil menusuk jantungnya. Areumi menjerit kesakitan. Darah segar merembes dari kepala dan juga dadanya. Seragam putih itu kini berubah merah darah. Erica lalu mendudukan dirinya dengan satu lutut sebagai tumpuan.

Who? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang