Black Hoodie

80 15 4
                                    

***

Sinar mentari pagi tak mampu menerobos masuk ke dalam kamar seorang gadis yang kini masih bergelung selimut tebal. Tirai tebal telah menjadi tameng kuat yang menghalau silaunya matahari.

Suasana kamar sangatlah gelap, tak ada satu lampu pun yang menyala. Lampu tidur disamping ranjangpun terpaksa diam membungkam cahayanya. 

Sunhee, gadis yang masih digulung selimut itu bukan sedang terlena akan cerita indah di dalam mimpi. Namun, ia baru saja berhasil memejamkan mata setelah semalaman terjaga. Bukan karena mengerjakan tugas hingga larut, atau hanya sekedar bermain sosial media. Ia terjaga karena kejadian kemarin sore, apalagi Yoon Ho yang mengenali dirinya dimasa lalu. Semua mengganggu pikiran gadis Kim itu.

Jam digital di kamarnya telah menunjukan angka 07.50 a.m, sudah waktunya ia bergegas sekolah. Bahkan ponselnya yang sedari tadi berbunyi karena alarm yang ia setting sendiripun telah hancur babak belur di lantai, karena kesal dengan deringan yang tiada henti.

Tok tok tok

"Sunhee-ya, kau tak apa nak?" tanya sang ibu dari luar. Ye wol tahu gadisnya sedang mengurung diri lagi di dalam sana. Walau untuk alasannya ia belum tahu.

Hening, tak ada jawaban.

"Sunhee-ya, ada apa? Jangan bikin Ibu khawatir."

Karena tidak ada jawaban, Ye wol jadi panik. Taku-takut Sunhee melakukan sesuatu yang bodoh. Sedari pulang sekolah kemarin, gadisnya itu jadi berbeda. Ia terus mengunci mulutnya rapat. Bukan tidak menyadari, tapi Ye Wol ingin mencari waktu yang tepat untuk membuat anak gadisnya bercerita.

Ye wol berlari ke kamarnya, mencari kunci cadangan kamar Sunhee dengan panik. Setelah ia membuka beberapa laci, akhirnya kunci itu ditemukan juga. Ye wol berlari kembali ke kamar Sunhee lalu membuka pintu tanpa permisi.

Ye Wol dapat bernapas lega, setelah mengetahui puterinya sedang tertidur. Ia lalu berjalan menuju ranjang si gadis. Hanya cahaya dari luar kamar yang kini menyinari gelapnya kamar Sunhee, karena pintunya sengaja dibiarkan terbuka.

Ye Wol lalu mengulurkan tangannya mengusap surai puterinya lembut. Walaupun keadaan kamarnya masih cukup gelap, namun ye wol tidak bisa menyembunyikan kesedihan melihat puteri semata wayangnya begini.

Semua seperti mengembalikan ingatan masa lalunya. Dimana ketika itu, Sunhee sering menangis dan gemetaran hingga malam setiap ia kembali dari Sekolah. Saat itu, Ye wol yang masih tak tahu apa yang terjadi hanya mampu memeluk erat puteri kecilnya.

Ibu satu anak itu kembali menangis mengingat hal menyakitkan dimasa itu. Apalagi setelah ia tahu alasan anaknya mengurung diri setiap hari. Hatinya perih merasakan sesuatu menembus sangat dalam. Ye wol masih selalu menyalahkan dirinya akan apa yang terjadi pada Sunhee.  Baginya ia telah gagal menjadi ibu bagi anaknya.

Lamunan Ye wol diusik oleh gerakan kecil Sunhee yang mulai terbangun dari tidur singkatnya.

"Eomma," tanya Sunhee dengan suara parau.

"Sunhee-ya, kita temui Dr. Lee hari ini ya."

***

Kini gadis itu berjalan menuju ruangan Dr. Lee. Ia berjalan seorang diri, sedang ibunya pergi ke Sekolah untuk mengurus sesuatu. Sunhee saat ini memang tak ingin ditemani sang ibu. Karena ia tahu ceritanya nanti akan membuka luka lama bagi ibunya. Biar hanya Dr. Lee yang tahu apa yang ingin ia utarakan.

"Sunhee, duduklah." Perintah Dr. Lee pada Sunhee yang hanya berdiri di ambang pintu. Namun Sunhee tak bergeming, ia masih berdiri ditempatnya. Hingga satu kalimat ia lontarkan.

Who? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang