Xue Shan-shan

60 10 0
                                    

-Happy reading-

***

"Kau sudah dengar kabar pagi ini?" tanya Areumi.

"Mengenai kematian Senna?" Sunhee malah balik bertanya.

"Mengapa semuanya serba kebetulan?" keluh Areumi.

"Apakah pembunuhnya masih orang yang sama?"

"Aku tak tahu," jawab Areumi singkat.

Mereka terdiam sejenak, menatap sinar mentari yang semakin menyilaukan. Bahkan tak ada setitikpun awan putih diatas sana. Tentu saja perasaan mereka tak karuan, mengingat semua kejadian beruntun akhir-akhir ini selalu terhubung dengan keduanya.

"Areumi-ya, aku tidak bermaksud menyinggungmu. Tapi, bisakah kau jelaskan mengapa tanganmu lebam?"

"Berburu. Itu alasanku satu-satunya," jawab Areumi kesal selalu diserang dengan pertanyaan yang sama setiap harinya.

"Berburu? Kau tahukan aku takkan mungkin percaya," ujar Sunhee tak kalah kesal.

Gemuruh angin yang menyerbu tubuh mereka dapat menyembunyikan umpatan dalam hati masing-masing. Teriknya matahari pun membuat keadaan semakin memanas.

"Lalu? Kamu mengharapkan jawaban seperti apa lagi?"

"Aku tahu ini mustahil, tapi..."

"Kau menuduhku?" potong Areumi "aku tak tahu apapun mengenai pembunuhan Yoon Ho". Kemarahan sudah berada di ubun-ubun. Terlalu sulit baginya untuk mengendalikan amarah yang semakin membara.

Sunhee heran, karena ia memang tidak bermaksud menyinggung masalah Yoon Ho. Mengapa temannya itu begitu sensitif.

"Tidak, bukan begitu." Sunhee berusaha menjelaskan.

"Bahkan tempo hari aku tak sanggup mendorong tubuh kekar siswa itu, bagaimana mungkin aku membunuh dan menyeretkan hingga ke gerbang sekolah?" jelas Areumi dengan nada tinggi.

"Menyeret? Bagaimana kau tahu dia tidak dibunuh di depan gerbang?" tanya Sunhee.

"Sudahlah, forget it. Akan ku anggap kejadian hari ini tidak pernah terjadi," kata Areumi sambil berlalu pergi meninggalkan sejuta tanya bagi Sunhee.

"Areumi, tunggu!" Sunhee segera berlari menyusul "aku benar-benar tidak bermaksud begitu."

Namun Areumi tak bergeming, ia menutup pintu atap dengan kerasnya. Membuat Sunhee tersentak dan membeku di tempat. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Areumi hari ini, tidak biasanya gadis itu mudah tersinggung.

***

Sudah tiga hari setelah kejadian di atap waktu itu, Sunhee dan Areumi tidak pernah bertegur sapa. Sepanjang hari Areumi akan menghindari Sunhee. Bahkan ketika Sunhee berusaha meminta maaf pun, Areumi akan segera melengos pergi.

Hari ini ketika jam istirahat, Areumi memilih pergi ke lapangan. Berharap bisa menghirup udara yang bisa mendinginkan pikirannya yang memanas beberapa hari ini. Ketika ia berjalan tak jauh dari kelasnya, langkahnya terhenti karena seseorang menarik tangannya.

"Eoh, Sunhee Eomma," panggil Areumi.

"Ada waktu?" tanya Ye Wol.

"Kebetulan aku sedang istirahat."

Kini mereka berdua sedang berada di dalam satu mobil. Ye Wol mengajak Areumi untuk makan di luar. Sengaja tidak mengajak Sunhee karena memang ada yang ingin dibicarakan.

Who? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang