RUN

62 13 7
                                    

Aku kembali setelah sekian lama.  Huhuuu.  Maafkan 🙏🙏

Aku hampir kehilangan arah dari cerita ini, saking lamanya gak disentuh  😂😂

-
-
-

Happy reading..

***

"Sunhee-ya pokoknya kamu jangan kemana-mana sebelum Mama jemput!" kata Ye Wol tegas.

"Nee."

"Mama benar-benar khawatir."

Sunhee hanya membalasnya dengan senyuman, mencoba meyakinkan ibunya bahwa ia bisa jaga diri.

"Kau ingat teman satu sekolahmu yang hilang dan ditemukan tewas di depan pagar sekolah? Ahh itu mengerikan."

"Eomma, pulanglah. Aku mau masuk," perintah Sunhee lembut.

"Ahh baiklah, hati-hati ya. Kalau ada yang mencurigakan, segera hubungi Mama. Mama akan berlari menyelamatkanmu," kata Ibu Sunhee mantap.

Sunhee hanya memandang geli pada sang ibu yang terus berceloteh. Senang rasanya punya ibu seperti Ye Wol. Walau kadang kicauannya susah dihentikan.

Setelah merasa capek dengan celotehnya, akhirnya Ye wol meninggalkan Sunhee di depan gerbang sekolah. Tentu saja dengan lambaian tangan Sunhee yang mengiringi laju mobil sang ibu.

Setelah mobil ibunya sudah tak terlihat, Sunhee berbalik. Gadis itu sedikit meringis merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya. Ada luka lebam di pergelangan tangan, dan juga pundaknya yang terasa kaku. Ia lalu memijatnya lembut.

"Ahhh. Luka apa lagi ini?" gerutunya pelan.

"Sunhee-ya!" teriak seseorang di belakangnya. Orang itu berlari kearah Sunhee. Sedang gadis yang namanya dipanggil hanya mendengus kecil. Ia sudah bisa menebak siapa pemilik suara cempreng tersebut tanpa harus menoleh.

"Tumben datang pagi?" tanya Sunhee ketika Areumi sudah di hadapannya.

Gadis itu hanya nyengir, memperlihatkan deretan giginya pada Sunhee. "Aku tak ingin kau sendirian di sekolah. Tempat ini jadi mencekam setelah kabar kematian Yoon Ho."

Sunhee tak merespon apapun kalimat Areumi tadi. Ia hanya terus melangkahkan kakinya menuju ruang kelas. Baginya kedamaian sekolah di pagi hari adalah yang ia rindukan, ada candu tersendiri. Ia menikmati ketika hanya suara sepatu miliknya lah yang menggema di gedung sekolah ini.

Tapi, kali ini berbeda. Suasananya jadi riuh karena suara Areumi. Gadis itu terus bermain dengan langkahnya. Tingkahnya mulai seperti anak TK yang diajak ke taman bermain.

"Yaa. Areumi!" teriak Sunhee ketika temannya itu sudah jauh meninggalkannya. "Berhenti bikin ribut," perintah Sunhee.

"Aku suka gemanya," jawab Areumi sambil terus berlari dengan disertai lompatan kecil.

"Ck, anak kecil," kesal Sunhee, "apa ini kali pertamamu?"

"Mmm," jawab Areumi singkat.

Bruk!

Kini Areumi terduduk di lantai dengan mata memerah menahan tangis. Ia terjatuh karena tingkahnya sendiri yang tidak memerhatikan langkah.

Tangannya terangkat, menengadah pada sunhee. Telapak tangannya memerah karena pas jatuh tadi ia jadikan tumpuan. Sunhee reflek memegang tangan temannya itu. Namun Areumi malah mengaduh kesakitan.

Who? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang