Part 13

8.5K 599 13
                                    


"BWAHAHAHAHAHHA!!!! PARAH LO LAS" Tawa ngakak javas

Saat fafa dan citra pergi dan di susul Arthur, terjadi keheningan hingga tawa besar javas menyadarkan semua nya apalagi atlas yang menatap surat pink itu dengan telinga yang memerah.

"Parah lo las, udah kepedean mau di tembak taunya malah surat cinta dari bu dira." celutuk elang yang masih tertawa.

"Diam lo semua!" gertak atlas tak tahan di buat candaan oleh teman nya.

"Nangis lagi anak nya. Ck!ck! Cowok-cowok ini pada punya hati batu. Kemarin Sacha yang buat nangis, sekarang atlas. Besok siapa lagi?!" dumel Bianca tak habis pikir.

"Ya lagian kenapa gak di ingat dulu kalo tiap bu dira ngundang the lion selalu pake surat pink." sahut abraham

"Kaget. Suara Arthur malah buat heboh." balas sacha dan di angguki atlas.

"Tapi lo gimana bro? Minta maaf besok atau gak usah?" tanya elang dengan alis yang di naik turun kan.

"Minta maaf. Gue sedikit nyesel ngomong kayak gitu ke dia tadi. Apalagi dia adiknya temen gue."

"Sacha aja gak minta maaf tuh.."

"Beda orang beda cara berpikir nya." balas atlas. "Lagian, lo tau gak kenapa singa bisa jadi raja hutan dan bukan serigala, padahal kita tau serigala gak pernah di buat pertunjukan sirkus dan berbanding terbalik sama singa."

"Karna serigala watak nya buruk. Banyak yang gak suka dia karena ke egoisan nya. Sedangkan pemilihan raja singa bukan cuma di takuti tapi juga bijaksana. Bisa berteman dan saling menolong, itulah kenapa bisa singa di jadikan raja hutan. Lagi pun, serigala menyerang dengan cara bergerombol sedangkan singa hidup dengan kekuatan nya sendiri." lanjut atlas.

Pria itu berdiri memasukan handphone nya ke dalam saku dan memegang surat pink itu. "Jadi tau kan bedanya gue sama sacha apa?"

Sacha yang mendengar itu mendengus kesal. Tak mengindahkan sindiran halus yang di torehkan padanya.

"Makanya geng kita namanya THE LION."

......

Fafa memasuki kamar nya dengan wajah cemberut. Berusaha menahan air matanya dengan pipi yang kian memerah ketika ucapan atlas terus menghantui nya.

"Maaf. Gue gak suka cewek manja kayak lo."

"Ya lo pikir gue juga suka sama cowok modelan simpang raya kayak lo??!" gerutu fafa dan berguling-guling di kasur empuknya.

Tok...

Tok...

Tok...

"Fafa.. Kakak boleh masuk?"

Gadis itu menoleh mendengar suara Arthur dari luar sana. Mendengar suara sang kakak, fafa malah ingin menangis kembali begitu ingatan ucapan atlas menghantui nya lagi.

"Gak boleh! Fafa mau mandi!" kesal fafa

"Yaudah kakak tungguin dalam sana aja."

"Gak mau! Kakak mending ke kamar kakak! Balik aja sanaaa!!"

"Kamu marah sama kakak?"

"Enggak!"

"Kalo gak marah kenapa fafa gak mau ketemu kakak?"

Dengan kesal fafa berjalan ke arah pintu dan membuka pintu yang sejak tadi di kunci nya.

"Apa?" ketus fafa

"Kakak minta maaf ya?" tulus Arthur

"Minta maaf buat apa?"

"Eh? Emm... Kesalahan yang buat kamu marah ini."

"Ya iya, sekarang fafa tanya. Kesalahan apa yang kakak buat?"

"Karena kakak ceng-cengin kamu?"

"Kalo gitu kakak pikir dulu jawaban nya apa baru minta maaf ke fafa. Buat apa minta maaf kalo gak tau masalah nya apa?!"

Brak!!!

Fafa masuk kembali dan menutup pintu dengan sangat keras. Fafa mengambil handuk dan melangkah ke arah kamar mandi meninggalkan arthur yang berada di luar pintu kamarnya yang masih syok mendengar ucapan asing baru-baru ini.

Apa dirinya harus berguru pada elang? Dia bahkan tidak pernah dekat dengan perempuan selain tante dan bundanya. Cewek memang ribet! Minta maaf salah, gak minta maaf di bilang gak peka.

Ya allah Arthur mau jadi cewek aja.' batin Arthur tertekan.

"Punya masalah apa lo sama ade?"

"Astagfirullah!" kaget Arthur mengelus dadanya yang sempat ingin keluar. "Bang Edric! Kaget tau!"

"Gue lagi nanya." ucap nya tak peduli raut wajah adiknya yang terlihat kesal.

"Gak. Kepo banget lo."

"Jangan lo pikir gue gak tau kemarin ade gue nangis karna salah satu temen lo."

"Hah?!"

"Kaget kan lo?" remeh Edric. "Waktu itu semua pergi jemput fafa, dan dirumah cuma gue. Kalo gak salah ingat nama temen lo yang ke sini namanya sacha. Minta maaf karna nangisin fafa waktu ade gue ke sekolah bareng ayah."

Arthur syok mendengar nya. Ternyata sacha sekarang punya hati juga. Bagai ibu yang membesarkan anak nya, Arthur merasa bangga pada dirinya yang berhasil membesarkan sacha hingga se dewasa ini. Padahal dulu sacha malah lebih parah kalo ngomong sama orang yang gak dia suka.

Sacha, mama bangga sama kamu nak.'

.....

"Fa?" panggil edward menatap sang adik yang tengah serius menonton tv.

Sekarang yang berada di ruang tamu hanya edward, David dan Bryan. Yang lain nya keluar entah kemana, sedangkan Arthur jangan tanya. Karna sejak dulu pria itu tak pernah absen keluar malam.

"Iya?"

"Abang mau minta review dari kamu dek, tentang tangan abang."

"Emang tangan abang kenapa?"

"Abang abis perawatan tangan biar kalo ngelus kepala fafa jadi lebih lembut. Dan adek bakal nyaman sama abang."

Dengan senyum yang tertahan fafa mendekat ke arah edward dan mengecup puncak kepala pria besar itu. Gemas sekali melihat wajah nya yang berseri-seri ketika memberitahu nya bahwa pria itu perawatan tangan.

"Gemes bangeeeet!!!!" greget fafa dan memeluk edward seerat mungkin.

"Abang gemes?" tanya nya dengan mata yang di buat polos.

"Gemes gak ada lawan!!!"

David dan Bryan mendelik tak suka. Ingin muntah tapi sadar yang sedang di puji adalah kakak tertua mereka.

"Sini tangan bang edward." pinta fafa. "Jadi guys! Kita mau review tangan mulus bang edward yang baru-baru ini perawatan di salah satu alat kecantikan yang mantuliti bagus nya."

Fafa dengan cerdas mencoba merespon ucapan demi ucapan yang di lontarkan oleh edward. Pertanyaan yang lewat dari review itu pun edward tanyakan. Hingga handphone pria itu berdering kencang.

"Abang angkat telpon dulu." ucap edward dan mengangkat tangan nya mengusap lembut puncak kepala fafa.

"Kalo ada Edric udah pasti tuh anak bakal bilang 'bodoh di satuin sama bodoh, jadilah keluarga bodoh' trus sambil ekspresi mukanya yang datar kek tembok" tawa ngakak Bryan.

Tanpa peduli ucapan Bryan, david melangkah ke arah fafa dan menggendong nya membawa adik kecil nya ke dalam dekapan nya. Jam sudah menunjukan pukul 10 dan itu artinya adiknya harus tidur tepat waktu. Apalagi besok masih sekolah.

"Fafa belum mau tidurrr!!!" rengek fafa yang tak di indahkan oleh david.

Bryan yang melihat itu hanya bisa bertepuk tangan. Pria itu hanya bisa berdoa jika selama tinggal di sini fafa benat-benar bisa betah. Apalagi dengan keadaan yang membuat nya di kekang gini.

Sabar dek, abang dukung kamu kok.'

.....

Selamat menunaikan ibadah puasa🙏

MY POSESSIVE BROTHER'S (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang