Part 14

7.7K 564 19
                                    

Follow akun @salsabila masulili

.....

Tau apa hal yang di lakukan gadis imut itu? Ya! Fafa berdiri selama sejam hanya untuk menentukan es cream apa yang ingin di beli nya. Vanila, coklat atau strobery?

"Menurut lo enakan yang mana?" tanya fafa pada citra yang berada di belakang nya.

"Enakan bawah gue."

Bukan citra yang menjawab. Melainkan javan yang tengah nyengir lebar di hadapan fafa. Citra? Entah berada di mana.

"Bawah kakak yang apa?  Fafa gak ngerti."

"Gak papa. Bisa habis gue di santet abang lo kalo tau gue ngeracunin otak adek nya." ujar javan dengan wajah tengil nya. "Lo ngapain di sini berdiri lama banget? Mana muka nya serius lagi."

Dengan semangat fafa terpekik senang. "Oh! Pas banget ada kakak. Aku mau tanya, enakan es cream mana? Coklat apa strowberry?"

"Coklat." jawabnya  cepat tanpa berpikir.

"Tapi strowberry enak juga." gerutu fafa

"Yaudah beli strowberry aja."

"Tapi coklat keliatan menggoda."

"Beli dua nya aja udah."

"Kak arthur ngomong, boleh nya cuma satu aja. Kemarin udah makan banyak soal nya." cemberut fafa

"Kan kakak lo gak tau. Boleh sekali-kali melanggar."

"Kata ibu gak baik tau! Sesat nih kakak nya."

"Sotoy!" toyor javan hingga membuat fafa manyun cemberut.

"Trus ini fafa harus gimana? Ih! Bingung! Pusing!"

"Gak usah beli lah! Itu aja repot."

"Ck! Kakak gak tau apa-apa! Emang ya semua cowok sama aja!"

"Lah?" beo javan

Bener-bener ya nih bocah!

Ingin sekali javan mengetuk kepala fafa. Tapi ingat jika pawang nya sebanyak lima orang. Belum lagi ke hitung yang mama sama papa nya.

"Pilih apa yang lo mau makan. Besoknya beli lagi yang hari ini gak kesampaian."

"Gak bisa kak. Hari ini terakhir fafa makan es cream. Kata bunda kalo makan es cream itu gak boleh lebih dari tiga kali dalam sebulan. Fafa udah makan sekali bareng ayah, nah sekarang fafa tinggal punya satu kesempatan yang di kasih kak Arthur."

Anjir? Gue jadi ikutan mikir kan anying!

"Ya terus gimana dong?"

"Ck! Fafa mau makan es cream vanila aja deh!" kesal fafa dan mengambil es cream rasa vanila.

Javan tersenyum manis. Tertekan dengan jalan pikir fafa yang terlihat memutar-mutar.

KALO GITU KENAPA GAK MILIH VANILA AJA DARI TADI DIBANDING LO NGERENGEK MAU MAKAN YANG COKLAT APA STROWBERRY!!!!

"VANILA AJA!!!" bentak javan keceplosan. Pria itu malah marah-marah pada gadis yang tengah mengambil es cream green

"E-eh? Ma-maaaf kak." dengan perasaan campur aduk. Terpaksa gadis itu mengambil es cream rasa vanila.

"Iiihh! Kasar!" ujar fafa yang baru saja datang setelah membayar es cream nya.

"Udah bayar nya?" ujar nya dan di angguki fafa. "Lo di panggil kakak lo tadi."

"Ngapain?"

"Nonton dia main basket lah! Lo adek nya ngapa gak tau kakak lo latihan?"

"Ohhh... Udah mulai ya? Perasaan, fafa ke sini masih ada waktu sejam deh." cengir fafa menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Perasaan, perasaan, makanya jangan pake perasaan! Jadi gak tau kan lo berdiri di sini selama apa sampe temen lo ninggalin lo sendirian."

"Citra gak ninggalin fafa tau. Citra cuma duduk di sana sambil makan. Tuh liat!" tunjuk fafa pada citra yang tengah memakan semangkok bakso dan seporsi batagor. Tentu saja fafa yang bayar.

"Sama aja. Udah cepat ikut gue. Lo gak tau aja gue ikut latihan juga."

"Kalo gitu kenapa ke sini?"

"Ya karna manggil lo bodoh!"

"Ish!!! Fafa gak bodoh!"

"Kalo bukan bodoh apa? Lemot? Polos? Halah! Lemot sama polos beda tipis sama bodoh."

"Ish! Kakak yang bodoh!"

Javan menggeleng kepala heran. Bagaimana keluarga harold bertahan selama ini dengan kelakuan absurd fafa. Dirinya yamg baru di utus Arthur tak sampai lima jam sudah kewalahan dengan tingkah ajaib gadis itu.

"Kalo lo bukan adik Arthur udah gue jadiin pacar lo!" gumam kesal javan yang sayang nya tetap di dengar fafa meskipun hanya setengah.

"Pacar? Kakak mau fafa jadi pacar kakak gitu? MAU DOOONG!!!" pekik kesenangan gadis itu.

"Heh! Bocah gak ada pacar-pacaran!"

"Tapi kakak udah nembak fafa. Berarti fafa punya hak buat jawab kan?"

"AAGGRR!!! IYA GUE SAMA LO PACARAN!!" kesal javan. Lama-lama darah tinggi javan.

Fafa tersenyum mendengar nya. "Berarti kita jadian ya? Hehe.. Fafa gak pernah tau rasanya pacaran."

Javan tak menjawab hingga langkah mereka terhenti di lapangan basket besar di mana semua siswi banyak yang berteriak histeris.

"Lo duduk di sini aja." ujar javan menyuruh fafa duduk berjauhan dengan para pengganggu.

"Ih! Fafa sendirian duduk nya."protes fafa

"Gak papa. Kita selesai langsung duduk bareng lo." jawab nya, javan juga mengeluarkan handphone nya dan memberikan nya pada fafa. "Gue titip hp gue. Jangan lo lecekin!"

"Emang fafa apaan." gerutu gadis itu.

"Lo bisa pake hp gue kalo mau. Asal gak ganggu privasi gue atau chat-tan gue lah." ujar javan sambil membersihkan ujung bibir fafa yang masih menempel sedikit es cream.

Fafa mengangguk memberikan jawaban.

Setelah pergi, fafa mulai melihat isi handphone javan. Hanya galeri dan video yang akan di buka fafa. Awalnya gadis itu hanya melihat foto narsis javan dan foto teman-teman nya. Fafa juga baru tau jika javan punya adik cewek yang Menggemaskan berkat foto galeri nya.

Hingga tangan fafa tak sengaja menekan apk video yang menampilkan hal yang tak senonoh untuk di lihat di umur yang baru berusia dini.

Jangan kira fafa tak mengetahui nya. Setidak tahu dunia ini, fafa tetap mengetahui apa yang telah di lihat nya. Apalagi dirinya yang masuk jurusan ipa. Tentang pelajaran biologi.

"Fa!"

Kaget. Fafa menatap citra yang tengah melambaikan tangan nya mendekat ke arah fafa.

"Kaget tau!"

"Udah makan es cream nya?"

Fafa mengangguk. Gadis itu juga mematikan handphone javan dan memilih menyimpan nya saja di banding membuka lebih jauh lagi.

"Nih, gue beliin mereka minum. Gue masih ada urusan di perpus, gue titip sama lo aja." fafa mengangguk mendengar ujaran citra.

"Hai, lo pasti fafa. Adek Arthur kan?" tanya bianca.

Fafa mengerut tak mengerti. "Kakak siapa?"

"Gue Bianca, pacar elang. Kita kemarin ketemu cuma gak sempat ngobrol juga karna kesalahpahaman lo sama atlas."

"Kak, jangan bahas itu. Aku lagi gak mau denger." gumamnya bercampur malu.

Bianca yang mendengar itu tertawa nyaring. Melihat wajah merah fafa menjadi hiburan sendiri baginya hingga menjadikan mereka berdua pusat perhatian. Apalagi kedua nya duduk berjauhan dengan para penonton lain.

.......

MY POSESSIVE BROTHER'S (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang