"Ketika kesedihan menjatuhkan AIR MATA Maka Allah meminta kita untuk berusaha TERSENYUM ."
-Unknow-
•••••
Hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi keluarga Abdullah, dimana aku akan melepas masa remaja ku hari ini. Aku melirik alarm ku yang berada di atas nakas meja menunjukkan pukul 02.15. Itu artinya sudah hampir dua jam aku terjaga dari tidurku. Mata ku sudah seperti panda karena semalam aku tidur pukul dua belas dan terbangun pukul dua pagi. Segera aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil wudlu dan setelah itu melaksanakan salat tahajud.
Aku begitu hanyut di dalam sujud terakhir sepertiga malam. Dalam sujud,aku memohon agar diberikan ketenangan dan keikhlasan serta memohon kebaikan untuk pernikahan yang akan ku laksanakan pagi ini.
"Ya Allah zat yang maha pengasih lagi maha penyayang. Terimakasih atas segala nikmat yang telah engkau berikan untukku. Aku bersujud dihadapanmu memohon kebaikan atas diriku dan orang-orang disekitarku.."
Air mata pun tiba-tiba menetes membasahi pipi ku "Ya Allah... Berilah ketenangan pada hati ini, sebentar lagi aku akan menyempurnakan separuh agamaku,berikanlah keikhlasan pada hati ini untuk menerima segala suratan takdirmu. Jika memang benar dia adalah jodoh yang kau takdirkan untukku maka permudahkanlah segala, dan semoga melalui pernikahan ini engkau tumbuhkan rasa Cinta dan sayang ku kepadanya."Aku sudah tak dapat lagi meneruskan segala doa-doaku, karena air mataku semakin mengalir deras dari tempatnya. Bahu ku pun bergetar hebat akibat tangisan ini. Aku pun teringat dengan doa yang kerap menghiasi lantunan munajat pada Nya. "Ya Rabb...inikah jawaban-Mu?? Bukankah hamba meminta bila Faiz memang bukan jodoh hamba, jauhkan dengan cara yang baik? Apakah ini cara terbaik-Mu ya Allah??", Mata ini tak mampu lagi menahan air mata yang berlinang deras.
"Ya Allah hamba ikhlas jika Faiz bukan jodoh hamba, Hamba juga sudah mulai ikhlas atas kepergiaannya Faiz. Tapi kenapa aku harus menikah dengan orang yang tak ku cintai?
Ya Allah, Yaa Mubasy-syiral Qolbi,
Jika memang ini adalah ketetapan-Mu yang terbaik, in syaa Allah hamba ikhlas menjalaninya.
Dengan rahman dan rahim-Mu, hamba memohon kelancaran dan keridhoan seluruh alam. Aamiin.. "Mataku terpejam dan hatiku terus berdzikir mengharap pengampunan atas segala keluh kesahku terhadap ketetapan-NYA.
"Aku serahkan segalanya kepadamu ya Robb." ucapku lirih disela tangisan.
Tangisku pun akhirnya mereda dan mataku terbuka saat seseorang memegang bahuku.
"Aida, kamu boleh menangis sepuasmu tapi kamu jangan pernah menyalahkan takdir. Allah lebih tau apa yang terbaik untuk hambanya. Jangan pernah ragu untuk memulai kehidupan barumu,teguhkanlah hatimu dan niatkanlah segalanya karena Allah semata." ucap Aurel.
"Ai,kalo kamu tidak suka terhadap pasangan kamu, bisa jadi yang kamu tidak sukai itu Allah jadikan padanya kebaikan yang sangat banyak. Karena memang tidak ada manusia yang sempurna, begitupun dengan kita." Aku tersenyum lalu memeluk Aurel, sahabat yang kini telah menjadi kakak iparnya.
"Terimakasih kak, karena kamu telah mengingatkan aku." balasku.
"Aku yakin, seiring dengan berjalannya waktu kamu pasti akan mencintai Wildan."
"Aamiin.." balasku.
Sambil menunggu waktu subuh tiba. Aku menghabiskan waktu untuk bermurojaah sementara Aurel kembali membantu mama mempersiapkan acara pernikahan hari ini.
Pagi-pagi sekali perias pengantin sudah datang. Seluruh anggota keluarga pun sudah berganti pakaian dengan seragam khusus keluarga dan sahabatku, Zahra juga sudah mengenakan gamis serta khimar yang bewarna senada dengan rapi. Akad nikah akan dilaksanakan pukul 09.00 di rumah keluarga Abdullah kemudian resepsi akan di gelar di gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian✔
Teen Fiction[Slow Update] Follow Jika Berkenan:-) Aku pernah mencintai seseorang dengan cara yang salah,hingga pada akhirnya Allah Menegurku,dengan menghadirkan rasa kecewa dihatiku. Betapa Cemburu nya Allah,ketika aku lebih mencintai Makhluk-NYA. Awalnya kamu...