(Bab 18) Perjodohan

6.8K 248 4
                                    

Jika dua orang ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu.

Demikianlah.

- Tere Liye -

❤❤❤❤

Pagi hari di Semarang. Seperti biasa, pagi ini indah. Langit masih kelabu. Udara sekitar terasa dingin menyentuh kulit. Burung-burung terdengar riang bernyanyi. Kicauannya menemani aktifitas manusia di pagi itu.

"Pagi Ma Pa" sapa ku sambil tersenyum kepada mereka

"Pagi juga anak mama yang cantik" jawab mama

"Tumben udah bangun" saut papa

"Ih papa,emang papa kira Aida tu bang Alvin yang suka nya tidur mulu"

"Ada apa nyebut-nyebut nama gue" saut Alvin

"Kepo lu kaya dora" jawabku

Tak ada jawaban apapun yang terlontar dari mulut Alvin dan dia langsung saja menyelonong duduk dikursi yang kosong itu.

Suasana dimeja makan kini begitu hening hanya suara sendok dan garpu yang terdengar beradu menjadi satu.
Selesai sarapan,aku membantu mama untuk membersihkan piring-piring yang kotor itu karena kini aku sudah tak punya lagi kesibukan selain membantu pekerjaan mama baik di rumah maupun di cafe.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai,kini aku akan bersiap-siap untuk berangkat ke Cafe milik Bang Alvin yang suatu hari nanti akan menjadi milikku,kata bang Alvin sih gitu.

Mobil berwarna hitam yang ku tumpangi kini telah melesat jauh dari halaman rumahku.
Untuk menghilangkan kejenuhan saat berada didalam mobil,aku kini sedang membuka sebuah benda kecil tapi begitu canggih apalagi kalau bukan handphone.
Ku pasangkan Earphone ku di kedua telinga ku kemudian memutar murottal kesukaanku surat Arrahman.
Dimana hati dan fikiranku selalu mendapat ketenangan serta kesejukan saat mendengar ataupun melantunkan surat tersebut.

Disetiap perjalananku menuju Cafe,ku selalu membasahi bibirku dengan melantunkan surat-surat favoritku seperti Al Waqi'ah dan juga Arrahman.
Akhirnya kini Mobil kesayangan keluarga Abdullah yang berwarna hitam itu telah sampai di depan sebuah tempat yang bernama Alda's Cafe,Ya apalagi kalau bukan Cafe milik Alvin dan Aida..hehe.

Sesampainya disana aku tidak langsung masuk kedalam melainkan berhenti disebuah tempat ternyamanku yang ku sebut Gazebo itu.

Semilir angin yang sejuk begitu terasa. Apakah cuaca hari ini yang tak begitu panas membuat sensasi tersendiri dalam tubuh.
Aku begitu menikmati suasana hari ini.

Saat kaki ku hendak melangkah kedalam Cafe,aku dikejutkan dengan seseorang yang memanggilku dari belakang. Lalu ku balikkan badanku dan mencari siapa pemilik suara yang memanggilku itu.

"Mama,tante Ratih"

Awalnya aku sempat terkejut dengan kehadiran dua wanita tersebut. Sempat ada beberapa pertanyaan yang menggantung dalam pikiranku ketika melihat Aurel kini juga tengah menyusul tante ratih dari belakang.

"Abang kamu ada didalam nggak?" tanya mama

"Emm..Ai gak tau ma soalnya Ai dari tadi belum masuk"

"Kebiasaan deh kamu kalo kesini mampir-mampir dulu"

"Emang ada apa ya ma"

Belum sempat mama menjawab pertanyaanku,kini seorang pria telah muncul dari balik pintu cafe tersebut dan berjalan menghampiri kami.

"Eh mama,tante ratih kok tumben kesini barengan"

Alvin pun juga seperti orang yang kebingungan saat melihat tante ratih dan juga Aurel datang ke cafe.

Kekasih Impian✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang