“Mempunyai hati yang seluas dan sedalam samudra itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan didapatkan dari kehidupan yang menderamu dengan masalah”
-From Google
🍁🍁🍁
Sudah tiga hari berlalu semenjak kejadian aku bertemu dengan Ali,sikap Mas Wildan kembali menjadi dingin. Bahkan,aku pun jarang melihat ia tertawa. Hanya di depan orang tua kami lah Mas Wildan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Terkadang rasanya aku ingin menangis,dan hatiku terasa sesak dengan sikap dingin suamiku.
Pagi ini rumah begitu terasa sepi tidak seperti biasanya karena Bang Alvin pergi ke luar kota,sedangkan Aurel menginap di rumah orangtua nya.
"Pagi Ma..." Sapaku dengan memberikan morning kiss kepada wanita hebatku.
"Pagi juga sayang,suami kamu mana?"
"Ah,mas Wildan masih ngerjain tugas. Mama masak apa ini? Maaf ya Ai gak bantu masak." Ucapku seraya mengerucutkan bibir tipis ku.
"Gak papa nak,mama tahu kamu capek."
Aku menyipitkan kedua mataku,memperhatikan sekitar meja makan mencari seseorang yang biasanya selalu duduk di kursi samping mama.
"Ma,papa mana? Kok tumben gak ada di ruang makan?" Tanyaku dengan membantu menyiapkan piring.
"Papa sudah berangkat kerja sayang, ada meeting penting dengan klien pagi ini."
"Jadi,cuma kita bertiga dong yang sarapan pagi?" Tanyaku yang dibalas dengan anggukan oleh mama.
Setelah selesai sarapan pagi. Aku telah bersiap untuk membantu mama di cafe,sedangkan Mas Wildan sudah berangkat ke kampus seusai sarapan tadi.
"Salaman Ya Umarol Faruq,Salaman Ya Umarol Faruq.."
Suara sholawat Salaman Ya Umarol Faruq yang di nyanyikan oleh Ai Khadijah kini menggema di dalam mobilku. Aku sengaja mengeraskan volume nya agar pikiranku bisa lebih santai dengan mendengarkan sholawat itu.
Drrrtttt..
Tiba-tiba handphone ku berbunyi,menandakan ada suatu pesan yang masuk. Lalu aku menyambar benda kecil itu,dengan posisi sedang menyetir sesekali aku mengedarkan penglihatan ku ke benda pipih itu. Membaca pesan masuk dari seseorang yang nomernya tidak aku kenal.
"Aku tunggu kamu di Cafe mama mu."
Begitulah isi pesan itu. Aku mengernyit, nomer siapa ini? kenapa tiba-tiba ia menunggu ku di cafe? Darimana ia tahu mama punya cafe?. Berbagai pertanyaan kini hinggap di pikiranku.
Sesampainya di Alda's Cafe, aku memarkirkan mobilku ditempat yang teduh. Beberapa pegawai cafe yang melihat kehadiranku, menyapaku dengan begitu ramah dan sopan bahkan dari mereka ada yang menyambutku dengan menundukkan kepala. Ah,mereka terlalu berlebihan padahal aku kan bukan ratu ataupun presiden. Pikirku.
"Selamat Pagi Mbak Aida. Didalam teh ada seseorang yang menunggu anda dari tadi." Sapa pegawai wanita itu dengan logat Sunda.
"Siapa Mbak? Laki-laki atau perempuan?" Tanyaku.
"Laki-laki mbak." Jawab nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian✔
Ficção Adolescente[Slow Update] Follow Jika Berkenan:-) Aku pernah mencintai seseorang dengan cara yang salah,hingga pada akhirnya Allah Menegurku,dengan menghadirkan rasa kecewa dihatiku. Betapa Cemburu nya Allah,ketika aku lebih mencintai Makhluk-NYA. Awalnya kamu...