Rasa cinta itu normal. Mencintai seseorang itu pun normal. Yang membedakannya hanyalah, bagaimana cara orang tersebut menyikapi rasa cinta itu.
🍁🍁🍁
Pukul 02.30 aku terbangun dari tidur nyenyakku semalam. Setelah itu aku segera berwudhu dan melaksanakan tugas wajib harianku tiap malam yaitu shalat Tahajud. Bagiku shalat tahajud sudah menjadi kewajibanku tiap malam,kecuali saat aku sedang haid. Didalam sujud malama, aku tak pernah lupa memohon ampun kepada-Nya atas segala dosa-dosa yang tak dapat dihitung dan memanjatkan doa untuk kedua orangtua,kakak serta keluarga ku Dan tentunya juga untuk kesehatan, kelancaran rizki dan jodoh ku.
"Ya Allah hamba mengagumi ciptaan-Mu, namun hamba takut jika rasa ini menjadi sesuatu yang kau murkai. Ya Allah segalanya hamba serahkan semua ini pada-Mu, jika pemuda yang bernama Faiz itu adalah jodoh hamba maka ikatlah kami dalam tali suci pernikahan namun jika ia bukan jodoh hamba maka hapuslah perasaan yang selama ini mengusik dan pertemukan hamba dengan jodoh terbaik menurut-Mu Ya Allah" air mata ku mengalir dalam sujud. Aku terus memohon pada Sang Maha pemilik cinta.
Matahari pagi kembali menyambutku dengan sinar keemasannya yang hangat. Untuk kesekian kalinya, aku mensyukuri nikmat nafas yang masih bisa kuhembus hingga pagi ini. Pagi ini aku sengaja berangkat ke kampus lebih awal. Aku duduk di bangku taman sembari menikmati udara segar. Nggak terasa aku sudah menginjak semester dua di bangku perkuliahan. Teringat semester lalu dimana aku menjadi maba yang imut dan polos, bagiku bertambah semester bertambah pula aku menjadi tua. Yang ku renungi saat ini, secepat itukah waktu tlah berlalu, tetapi apa yang sudah ku hasilkan dari waktu yang berlalu itu? Aku belum memberikan sesuatu apapun yang membanggakan untuk orang-orang yang kusayangi. Aku malu pada diriku sendiri. Lamunanku membuyar begitu saja saat seseorang datang mengejutkankan dari arah belakang.
"Astaghfirullah Aira...kaget tau aku."ucapku sambil mengelus dada.
"Hehe..maapin dede Aira ya akak Aida cayang."jawabnya dengan menampakkan puppy eyes nya
"Lebay."balasku sambil memutarkan kedua bola mataku
"Ih akak Aida kok gitu sih ama akoh."jawabnya dengan nada lebay nya yang siapa saja mendengarkan pasti akan merasa sedikit risih,terutama juga aku.
"Eh Ai,tumben lo nangkring disini sendirian."ucap Aira lagi.
"Kamu kira aku monyet apa,Nangkring"gerutuku
"Em..Mirip sih."balas Aira sambil tertawa
Aku hanya mendengus kesal dan kemudian beranjak pergi dari taman menuju kelas karena sebentar lagi kelas akan dimulai.
"Etdah...main ninggal aja nih bocah."dumel Aira yang berusaha berjalan mengekori ku dari belakang.
*****
Siang ini cuaca tak begitu cerah. Terlihat dari atas sana banyak gumpalan awan bewarna abu-abu tengah mengepul menghias langit. Matahari yang tadi seakan menyeringai panas, kini tertutup awan yang mungkin saja membawa kabar akan datangnya badai siang ini. Angin bertambah kencang. Sedetik kemudian rintikan hujan pun turun membasahi bumi yang tadinya kering,kini menjadi basah akibat guyuran air hujan dari atas sana.
Orang-orang berlarian mencari tempat teduh,hujan dengan tiba-tibanya kini berubah menjadi semakin deras dengan langit yang berangsur-angsur semakin memekat hitam.
Gaduh air yang mengalir ke atap kampus terdengar menggerutu. Langit sepertinya sedang sangat bersedih. Entah karena ditinggal kemarau atau karena sebab lainnya. Beginilah saat hujan turun mengguyur, aku yang bebas menjadi tahanan yang dikurung di dalam rinai-rinai air yang telah diuapkan oleh matahari siang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian✔
Ficção Adolescente[Slow Update] Follow Jika Berkenan:-) Aku pernah mencintai seseorang dengan cara yang salah,hingga pada akhirnya Allah Menegurku,dengan menghadirkan rasa kecewa dihatiku. Betapa Cemburu nya Allah,ketika aku lebih mencintai Makhluk-NYA. Awalnya kamu...