(Bab 22) Pesantren

5K 233 11
                                    

"Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad."

-Abu Hamid Al Ghazali-

❤❤❤❤❤

PESANTREN sebuah nama tempat yang terdiri dari sembilan kata yang mungkin bagi sebagian anak terdengar horor. Bagaimana tidak,disanalah kita akan selalu bertemu dengan tradisi yang mungkin tidak kita lakukan dirumah. Seperti mandi antri,ngaji setiap hari mulai dari pagi,siang,dan malam,tidak boleh keluar kemana-kemana,banyak aturan,cuci baju dikerjakan sendiri dan tentunya masakan pun terkadang tak sesuai dengan selera. Tapi,jika kita sudah terbiasa hidup dalam lingkungan pesantren pasti akan enjoy-enjoy saja karena pada saat di pesantren kita bisa lebih mensyukuri nikmat,punya banyak teman dari berbagai daerah serta bisa menikmati indahnya berbagi dengan sesama,susah seneng bareng dan menikmati makan dalam satu nampan bahkan ada yang hanya beralaskan daun pisang. Kebayangkan gimana tuh solidaritasnya.

Kini Kaki ku telah berada didepan tempat yang bernama Pondok Pesantren Daarul Falah.(anggap saja itu namanya)
Ada dua pengurus putri yang kini telah menjemput dan menunjukkan dimana kamarku berada. Ada sedikit rasa ragu serta takut saat aku sudah berada ditempat ini. Kini aku sudah sampai di kamar yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk ditempati 20 anak. Ku perhatikan ruangan itu sekilas,tidak terlalu buruk pikirku.
Dua pengurus itu pun kemudian pamit.

"Mbak,kami pergi dulu ya. Semoga kamu betah mondok disini. Ya seperti inilah keadaan pondok disini." kata salah satu pengurus yang memiliki pipi cubby.

"Mbak-mbak,titip mbak.e niki nggeh. Mboten pareng ditukari,kudu rukun ben mbak.e tambah betah ten mriki." Ucap pengurus satu nya yang memiliki lesung pipi dengan logat jawa.

Dua pengurus itu tersenyum singkat kepadaku dan kemudian pergi.
Saat aku hendak membawa koper ku masuk ke dalam,ada seseorang yang membantu menarik koperku.

"Mari saya bantu mbak" ucapnya sambil tersenyum

"Makasih" jawabku singkat sambil tersenyum

Setelah aku selesai memindahkan baju-baju ku ke dalam lemari. Kemudian aku ikut bergabung dengan mereka yang tengah asyik bercerita itu.

"Namanya siapa mbak?" tanya seseorang yang tadi membantuku tadi.

"Nama saya Aida Najwatul Habibah"

"Aku boleh panggil Mbak Najwa nggak?"

"Boleh" jawabku sambil tersenyum.

"Aku Zahra"

"Kalo aku amara"

"Aku Wilda"

"Aku Nana"

Aku merasa lega dan bersyukur ternyata mereka merespon ku dengan baik dan ramah. Ku kira aku sulit untuk beradaptasi dengan mereka tapi dugaanku salah,mereka semua sangatlah ramah dan yang paling buat aku bahagia ternyata kebanyakan dari mereka yang sekamar denganku juga seorang mahasiswi. Ada yang sudah semester akhir,ada yang semester dua dan juga ada yang baru masuk kuliah sama sepertiku.

Sudah beberapa jam aku asyik berbagi cerita bersama mereka dan kini sudah pukul 12.30 saat nya untuk sholat dhuhur berjamaah.

Kekasih Impian✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang