(Bab 41) Saat Terakhir

4.5K 224 17
                                    

"Dalam hidup, ada takdir yang tak dapat kita ubah, tetapi ada juga takdir yang menuntut kita untuk berusaha"

- Aminah Nur Habibah -

•••••

Sudah 4 hari kak Faiz di rawat di Rumah sakit ini. Namun, sama sekali tidak ada perkembangan yang menggembirakan,yang ada hanyalah kondisi yang semakin menurun drastis dan menghawatirkan. Selama kurun waktu 4 hari itu aku selalu setia mendampingi nya,di sela-sela kunjungan para keluarganya. Jauh di lubuk hati yang dalam aku selalu berharap dia kembali pulih seperti semula,tentunya dengan pertolongan Allah SWT.

Tubuhnya terlihat lemah di bankar dengan infus yang tertancap di tangan kirinya. Tak bergerak. Kelopak matanya tertutup. Entah kenapa dia begitu nyaman seperti itu. Aku bahkan lupa sudah berapa kali rembulan berganti mentari,semenjak dia terbaring di sini. Rasanya waktu berjalan begitu cepat dan begitu lambat bersamaan.

Wajahmu yang penuh luka seakan tengah tertidur lelap. Aku tak tahu apa ini tidur panjang yang memang harus kau lewati. Ataukah hanya karena jiwau tak mau bekerjasama lagi, meninggalkan tubuhmu di sana sendirian begitu lama. Aku tak berani membangunkanmu. Aku takut. Bukan takut kau terganggu. Aku takut suaraku tak mampu menggapaimu lagi dan aku harus menghadapi kenyataan akan sendiriku ini.

Sesekali aku mendekatkan jariku di dekat hidungnya. Dan setiap kulit jariku terhembus napasnya, ada kelegaan luar biasa yang mendekapku. Dan itu membuatku teguh memeluk harapanku bisa memiliki hari-hari lain bersamamu lagi. Meski rasanya hembusan napasmu terasa semakin lemah dan berat. Tidak. Aku tidak akan pernah berputus asa darinya, selama kau belum mengatakan selamat tinggal padaku. Karena aku tak akan pernah mau kau tinggalkan tanpa sepatah katapun. Kau bilang, kau akan selalu menemaniku sepanjang hidupmu. Dan kau akan menikah denganku. Dan tak akan meninggalkanku tanpa kata seperti yang dilakukan mereka. Yang menggoreskan sedih yang begitu dalam. Yang meski telah melewati beribu kehidupan, jejak duka itu tak akan pernah terhapus. Selamanya.

Aku masih ingat hari itu. Hari di mana kau muncul untuk pertama kalinya. Kau tersenyum padaku. Dan senyummu menghantarkan kelembutan dan kedamaian dalam hatiku yang saat itu begitu sakit. Kau selalu mengajarkan aku apa arti kehidupan itu. Tak pernah banyak merayu. Tak pernah juga banyak berkomentar. Tapi kehadiranmu selalu begitu nyata dalam hari-hariku. Hanya dengan kehadiranmu, kau bawa begitu banyak cerita dan warna baru dalam hidupku yang penuh dengan lika-liku. Dan saat bersamamu akhirnya aku mampu meneteskan semua air mata kepedihanku yang selama ini terkubur dalam ruang jiwaku yang terdalam. Kepedihan karena garis takdir yang begitu kejam, merampas segala keindahan hidupku.

Menengok ke belakang, ke cerita indah kita, bagai membuka kembali semua lembaran cerita hidupku. Dan kilasan itu begitu cepat berputar. Rasanya ingin kuperlambat. Ingin ku rangkai lagi semua rasa dengan lebih perlahan. Ingin kurasakan lagi setiap kejadian itu detik demi detik, dari awalnya tercipta hingga berakhir. Aku tak akan pernah rela. Tak pernah rela melepas semua cerita ini sebagai bagian masa yang telah berlalu. Tidak! Aku tak rela! Jangan kau paksa aku untuk merelakannya. Karena sebuah kerelaan tak akan pernah bisa dipaksakan.

Tahukah kau bahwa dirimu adalah bagian terindah yang pernah ada dalam hidupku? Aku sempat jatuh dalam keputusasaan akan hidup ini. Ketika satu persatu dari mereka pergi. Aku bahkan mulai meragukan arti keberadaanku di dunia ini. Dunia yang begitu sepi tanpa cinta. Dan saat itulah kau muncul,mengulurkan semangatmu,candamu dan mengajakku untuk melangkah bersama, menciptakan sebuah kisah hidup yang lebih bermakna. Yang tak pernah berani lagi kubayangkan, meski cuma dalam angan.

Kekasih Impian✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang