#Typo Everywhere
Happy reading❤
Mendengar berita kekalahan yang dialami Minions membuat siapa saja yang mengidolakan mereka merasa sedih dan terpukul.
Minions pernah menyabet dua kali podium tertinggi All England pada tahun 2017&2018, namun kini pada tahun 2019 Minions tersisih pada babak awal dan tidak bisa mempertahankan gelarnya sebagai penghuni podium tertinggi pada All England tahun ini.
Kevin menatap nanar pantulan dirinya pada Cermin, semua usaha yang sudah ia kerahkan tidak mampu membuatnya mempertahankan gelar yang sudah ia dan Koh Sinyo sabet selama dua tahun berturut-turut.
Rian selaku teman sekamar Kevin pun turut merasa sedih, walaupun mereka pernah terlibat musuh dilapangan tetapi jika diluar lapangan mereka tetap akur dan selalu bersama, saling menguatkan jika salah satu diantara mereka harus tumbang ditangan lawan.
"Pin, udahlah. Lo nggak perlu mikirin yang udah terjadi, Tuhan mungkin punya rencana yang lebih baik lagi buat lo dan Koh Sinyo. Mungkin rejeki lo di Tokyo" ujar Rian menghampiri Kevin yang masih setia berdiri didepan cermin sedari mereka pulang dari Arena Birmingham
Kevin menatap pantulan Rian dicermin, "Lo nggak tau aja Jom, gue sedih karena gue udah buat orang yang gue sayang dan semua pendukung gue kecewa karena gue nggak bisa Lolos dan pertahanin gelar. Bayangin aja Jom, gue udah coba untuk Rubber Game tapi tetep aja itu nggak buat gue lolos" ucap Kevin seraya memukul dinding
"Gue tau betul apa yang lo rasain karena gue pun pernah ada diposisi Lo, tersingkir di Babak Awal dengan point beda tipis. Mengerikan! Tapi kalau udah takdir mau diapakan lagi? Yang perlu kita lakukan adalah, berdoa dan tetap berusaha. Karena keduanya, apa yang kita inginkan semakin mudah untuk digapai" ucap Rian mengelus pundak Kevin.
Kevin menganggukkan kepalanya dan menepuk-nepuk pundak Rian seraya menganggukkan kepalanya seolah dia memahami ucapan Rian.
"Udah sana tidur biar lo sedikit fresh, gue mau ketemu Coach dulu" ujar Rian menepuk pundak Kevin sebelum berjalan keluar kamar.
Bukannya tidur, Kevin malah berjalan menuju Balkon untuk mencari udara segar.
Pandangan Kevin tak pernah lepas dari Ponselnya, selepas bertanding Kevin menunggu Vale menghubunginya. Karena biasanya Vale selalu mengiriminya dua kata selepas dirinya bertanding, baik dia menang atau kalah Vale selalu mengirimkan dua kata untuknya.
'Selalu Semangat!'
Dua kata itulah yang mampu membakar energi positif Kevin untuk bangkit lagi.
Namun kini sang Kekasih tak kunjung memberikan dua kata itu untuknya sehingga membuat dirinya kini semakin tak semangat.
****
Valle mengerjapkan matanya begitu mendengar bunyi berisik yang berasal dari lantai bawah.
Dia meregangkan badannya yang lelah karena tidur tengkurap menindih beberapa buku yang akan ia ajukan sebagai laporan hasil peninjauan sebuah Panti yang ia dan beberapa Dokter lakukan hari ini.
Dengan langkah perlahan Vale berjalan keluar dari kamar untuk mengambil air minum, baru saja dua langkah dia berjalan, bunyi panci yang beradu dengan keramik kembali menyapa pendengarannya.
Rasa penasaran menghampirinya, matanya melirik raket pemberian Kevin sebelum pergi ke Jakarta. Dengan gerakan cepat ia mengambil raket tersebut yang tergantung didekat pintu untuk berjaga-jaga jika ada maling dibawah. Dengan rasa takut bercampur penasaran, Vale menuruni tangga dengan perlahan agar langkah kakinya tidak menimbulkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Amour [Kevin Sanjaya]
Jugendliteratur[COMPLETE] Valuery Adinda Wijaya adalah seorang gadis cantik nan pintar yang berasal dari keluarga broken home dipertumakan oleh takdir dengan seorang Atlet Badminton yang sangat digilai Kaum Hawa, Kevin Sanjaya Sukamuljo. Siapa sangka disetiap pert...