Chapter 03

5.4K 386 5
                                    

#Typo Everywhere




Happy reading❤

Setelah berkenalan dengan Atlet di Pelatnas beserta Pelatihnya, aku menyambangi Kafe yang cukup terkenal di Cipayung.

Pergi ke Kafe ini memperlukan perjuangan yang panjang, mulai dari mengendap-endap seperti pencuri mangga sampai berbohong pun aku lakukan.

Karena harusnya saat ini aku sudah berada di bengkel bersama Kevin, namun aku berhasil meloloskan diri dengan alasan ingin menjemput Fathia sekolah, padahal tidak sama sekali.

Aku menikmati beberapa makanan dan minuman yang menjadi menu andalan Kafe ini.

Saat menatap pintu Kafe, mataku menangkap Makhluk tengil yang berjalan memasuki Kafe bersama teman-temannya.

Aku menundukkan kepalaku dan berusaha menutupinya dengan Kupluk Hoodie yang sekarang aku pakai.

Berharap makhluk tengil itu tak mengetahui kehadiranku disini, karena bisa ku pastikan jika dia mengetahui aku ada disini maka dia akan menyeretku ke bengkel.

Aku terus menunduk menikmati makananku, jika seperti ini aku seperti seorang maling yang mengendap - endap agar tidak ketahuan oleh sang pemilik rumah.

Aku terus menunduk dan tanganku mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar makanan.

Aku beranjak dari tempat dudukku dengan wajah yang ku tutupi dengan tas, karena posisi mereka saat ini berada di meja tepat di depan meja yang aku tempati.

Aku terus berjalan dan menunduk, setelah berhasil melewati meja mereka. Tiba-tiba seorang lelaki temannya Kevin memanggil dengan sebutan 'Mbak, Tunggu', aku tidak menghiraukan panggilan tersebut bisa saja lelaki tersebut memanggil orang lain.

Aku mempercepat langkahku agar segera keluar dari Kafe ini.

Aku menghembuskan nafas lega saat aku sudah berada diluar Kafe.

Aku memutuskan untuk duduk di depan Kafe selama Grab pesananku belum datang.

Aku mengamati orang-orang yang berlalu lalang dibawah Matahari yang lagi terik teriknya.

Saat tengah sibuk mengamati orang-orang tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku dari samping dan menunjukkan sebuah gelang tepat didepan mataku.

Aku menoleh terkejut karena tepukannya, ehh bukan tapi karena gelang itu. Gelang itu kan gelang pemberian Kim Pouvier Benzeta Sahabat Karibku yang berasal dari Korea.

Aku bertambah terkejut saat mengetahui bahwa orang itu adalah Kevin, Kevin Sanjaya makhluk tertengil seantero raya.

"Punya lo kan?" tanya Kevin tersenyum tengil

Aku dengan cepat merubah ekspresi kaget ku menjadi ekspresi datar.

"Kok bisa ada di lo?" tanyaku sinis

"Ya jelas bisa donk, makanya belajar kabur dulu yang bener" ejeknya

"Kabur gimana?"

"Lo pikir gue nggak tau? Kalau lo duduk dimeja belakang gue? Trus lo makan sambil nutupin muka lo dengan tas? Trus jalan ngendap-endap buat keluar Kafe biar nggak ketahuan gue?! Sayangnya gelang nama lo jatuh di depan kaki gue" ujarnya terkekeh

"Balikin sini?" pintaku sinis

"Apa? Gue nggak denger!" ujar Kevin tengil

"BALIKIN! LO BUDEK?" teriakku kesal

"Ohh balikin? SAYANGNYA GUE NGGAK MAU"ujar Kevin tersenyum mengejek dan memasukan gelang tersebut kedalam saku celananya.

"BALIKIN NGGAK?" teriakku lagi tepat didepan telinganya

Mon Amour [Kevin Sanjaya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang