Chapter 2 - Awal mula

4.1K 289 11
                                    

NORMAL POV

Singto tersentak dari lamunannya ketika Maenya menyentuh pundaknya. Ia menoleh dan mendapati senyum lembut diwajah Maenya. Mau tidak mau pun masing-masing sudut bibirnya pun terangkat membentuk sebuah senyum manis.

"Kau siap nak? Hari ini Sing akan meninggalkan Mae dan Pho. Mae harap disana Sing akan mendapatkan banyak pengalaman baru... " Senyum itu menyendu. Sing menangkap perubahan raut Maenya.

"Mae akan sangat merindukan mu sayang.. jagalah dirimu baik-baik disana..." Dan Sing berakhir direngkuhan sayang seorang ibu.

"Apa Mae tau? Belum pergi saja rasanya Sing sudah sangat merindukan Mae.. " Singto mencium kening Maenya dengan lembut.

"Jagalah kesehatan mae.. jangan terlalu banyak bekerja na.. " Lelehan anak sungaipun mengalir dipipi Nyonya Ruangroj. Ia akan sangat merindukan putra tercintanya itu. Putra yang selalu mencintai dan mengutamakan kepentingan keluarganya.

"Baiklah.. ayo kita berangkat ke bandara.. nanti kau bisa terlambat.."
Mae nya beranjak keluar menarik koper Singto dan Singto mengekor dibelakangnya.

At Airport

"Jaga dirimu baik-baik yaa.. Pho serahkan semua urusan disana kepadamu Sing.. dan ingat jangan kecewakan Pho.." Tuan Ruangroj menepuk pundak putra nya itu. Singto mengangguk kan kepalanya tanda mengerti.
Sebenarnya, Tuan Ruangroj juga berat melepas anaknya, bagaimana pun ini adalah pertama kalinya Singto mengurus bisnis sendiri. Namun ia harus mengajarkan Singto untuk mandiri.

"Sing pergi dulu Pho.. Mae.. kalian jagalah diri baik-baik." Singto melambaikan tangannya sebelum menarik kopernya pergi.

"Kuharap.. semuanya akan berjalan dengan lancar.. " batin nya berharap.

Bangkok, Thailand

Krist POV

Hari ini tidak banyak yang kulakukan.. toko sangat sepi dan aku merasa kehabisan energi.. tidak melakukan apa-apa ternyata cukup membosankan.
Kurasa aku bisa berjalan-jalan sebentar keluar. Aku akan izin terlebih dahulu kepada P'Ohm sebelum keluar.

"P' Ohm Khab.. bolehkah aku keluar sebentar? Kurasa aku butuh udara segar.." Aku tersenyum kepadanya berharap dia memberi izin.

"Aoww.. tentu saja boleh nong.. untukmu apa yang tidak haha" aku tau dia bercanda dengan kerlingan mata nya itu. Tapi biarlah yang penting aku bisa pergi.

"Kalau begitu, aku pergi ya P' "
Aku langsung menuju keluar toko. Aku akan berjalan-jalan ke sekitar sebelum kembali untuk bekerja.

Cuaca sangat panas akhir-akhir ini. Ini bisa membahayakan kulitku. Bukannya tanpa alasan, pasalnya ketika cuaca terlalu panas maka kulitku akan mengalami alergi. Kulitku akan memerah dan rasanya sangat sakit.
Aku tidak tahu aku kemana, aku hanya mengikuti langkah kakiku sampai akhirnya aku menemukan sebuah bangunan besar dengan gerbang yang juga besar. Gerbangnya terbuka dan kurasa aku bisa cuci mata kedalamnya, pikirku.

 Gerbangnya terbuka dan kurasa aku bisa cuci mata kedalamnya, pikirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku terkagum melihat pemandangan ini. Sangat indah dan memukau. Ini adalah sebuah hotel dan ada sebuah kolam renang besar disini... Kyaaa... Aku merasa sangat senang...
Aku berlari menyusuri kolam renang dan berdiri di tepinya. Aku berharap aku bisa menceburkan diri kedalamnya.. pasti airnya sangat segar.. ya Tuhan.. ini sangat luar biasa.. ^_^ aku senang sekalii... Bukan berarti aku tak pernah berenang ya. Aku memang sudah lama tidak berenang karna kesibukan ku bekerja, tapi melihat air dan berendam didalamnya adalah salah satu kesukaanku.

Krist POV end

NORMAL POV

Singto menghela nafasnya kemudian tersenyum. "Ternyata ini dia Bangkok, setelah sekian lama... Tidak buruk juga.." batinnya berkomentar .

Singto pun langsung menuju hotel karena tubuhnya sangat lelah. Ia
melangkahkan kakinya memasuki gerbang besar nan kokoh itu. Ia terpaksa tinggal sementara di hotel milik ayahnya itu karena sebelumnya dia tidak memiliki apartemen di Bangkok.
Saat sedang berjalan seorang pelayan menyapa Singto dengan menundukkan kepalanya.

"Excuse me, Young master. Izinkan saya membawakan koper dan tas anda." Pelayan tersebut tersenyum kepada Singto.

"Thank You, sir. But i can manage.. Thanks for you help.."
Singto tersenyum kepada Ice dan dibalas anggukan oleh pelayan itu.

Singto melemparkan pandangan nya kesekitar dan tak sengaja ia melihat seorang pemuda yang terbilang sangat manis sedang berdiri ditepi kolam renang.

"Err.. Sir. Who is he? " Singto merasa aneh melihat pemuda itu seperti tersenyum-senyum sendiri.

"Ano.. I don't know, Maybe he is a visitor" Ice menjawab seadanya.

"Emm.. Sir.. Can you carry my bag and suitcase?? I think I'll walk around for a while."
Ice mengangguk dan meraih barang-barang Singto.

Singto melangkahkan kakinya mendekati pemuda manis itu. Ia merasa tertarik dan penasaran dengan pemandangan didepannya. Pemuda itu sangat manis. Tersenyum tersipu-sipu membuatnya merasa berdebar ketika melihat senyuman dan lesung dipipinya.

"Senyumnya sangat tulus."

Batinnya bergejolak melihat senyuman manis Krist.
Ketika sampai dibelakang Krist. Singto berniat menyapanya.

"Excuse me, Swadde-"

namun....

Cburrr...byuurrr

Ucapannya terhenti setelah menyadari apa yang terjadi.

"Ya Tuhan..apa yang kulakukan? Apa dia kaget?? "

Matanya melotot histeris. Singto merasa kalang kabut dan bingung. Ia mondar mandir sambil menggigiti kukunya. Setelah beberapa saat berpikir akhirnya ia putuskan untuk menolong pemuda manis itu.

Byuurrr......💦💦

"Hah??? Kemana diaa??"

God's Scenario About Us || KristSingto (Complete) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang