Last Chapter - A happy ending

3.1K 126 21
                                    

God's Scenario About Us  || PERAYA

Skenario Tuhan tentang kita. Berisi tentang kisah bagaimana kita jatuh cinta, bagaimana kita terpisah, salah paham, bertemu, dan akhirnya di persatukan kembali. - Krist
.
.
.
.
.
....................................................................
...................................................
....................

Hari ini, Krist Perawat terlihat begitu manis dan tampan. Walau hari-hari biasa ia juga terlihat menawan, hari ini ada yang sedikit berbeda. Wajahnya di poles bedak tipis, begitu juga bibirnya yang diberi sedikit warna--sehingga tampak lebih glossy.

Setelan jas putih yang dipakai Krist tampak indah dan pas melekat di tubuhnya. Pria berusia 28 tahun itu duduk di depan meja riasnya dengan wajah yang sedikit memucat. Wajahnya yang biasa terlihat terang, kini makin menjadi seputih kapas--kecuali sedikit rona yang muncul di pipinya. Kedua tangannya saling meremas sedikit gemetaran. Ia mencoba tersenyum, tapi rasa gugup yang sedang dialaminya membuat senyumnya terlihat aneh. Ia menarik napas dan menghembuskannya pelan.

Tak lama kemudian, pintu kamarnya diketuk. Krist segera memasang senyum lalu berkata, "Masuk."

Kemudian pintu terbuka, menampilkan sosok wanita bergaun putih panjang nan masuk dengan wajah ayunya. Itu Ibunda Singto--yang akan segera menjadi mertuanya. Wanita itu menghampiri Krist.

Dia tersenyum tatkala matanya menyusuri ruangan yang di tempati Krist ini. Kelopak mawar berwarna merah muda bertebaran dimana-mana. Vas bunga berisi bunga Lily terlihat di setiap sudut kamar. Tempat tidur Krist pun di hiasi dengan kelambu berwarna putih gading. Kamar untuk istirahat mereka terlihat romantis dan menyenangkan.

"Hai sayang.." sapa Ibu Singto sambil tersenyum cemerlang.

Krist balas tersenyum, "Hai Mae.." jawab Krist merasa ketegangannya sedikit berangsur tenang setelah mendengar sapaan ramah wanita itu.

Nyonya Ruangroj membelai rambut Krist yang sudah ditata rapi dengan lembut.
"Apa ada masalah, Krist?" tanyanya sambil masih mempertahankan senyum di wajahnya.

"Umm.. sedikit. Rasanya aku sangat gugup," ucap Krist menggaruk belakang kepalanya.

"Itu wajar Krist, Mae juga pernah merasakannya." Wanita itu berkata seraya tersenyum simpul.

Netra dark brown Krist sedikit membesar. "Oh ya?" Ia kira wanita anggun itu menyambut acara pernikahannya dengan senyum nya yang seperti saat ini, bukan dengan kegugupan seperti dirinya.

"Tentu saja Mae mengalaminya, semua orang pasti merasakannya.." ujar Ibu Singto sambil terkekeh geli melihat reaksi Krist.

Krist menjawab, "Hmm ya.." Ekspresi gugup masih belum hilang dari wajahnya.

Ibu Singto lalu menarik sebuah kursi yang tak jauh dari Krist dan duduk. "Dulu Mae sempat ingin menangis, saking gugupnya." dia berkata seraya tertawa--membuat Krist pun ikut tertawa pelan.

"Benarkah?" Ekspresi wajah Krist menggambarkan semangat, tertarik untuk mendengarkan cerita dari nyonya Ruangroj.

"Tapi semua itu hilang saat Mom datang dan memberi Mae wejangan," kata nya. (Mom = ibunya ibu Singto a.k.a nenek Singto)

Mata wanita itu terlihat seperti menerawang--mungkin teringat saat dia akan menikah dengan Tuan Ruangroj dulu. Sedangkan Krist menatap sedih, entah kenapa hatinya terasa berdenyut saat teringat ibunya tidak bisa melakukan seperti apa yang di lakukan Nenek Singto kepada ibunya.

Tiba-tiba rasa rindu yang teramat menyesak ke dalam dadanya. Dia rindu Ibunya. Ayahnya. Kedua orangtuanya.
Melihat Krist yang termenung, ibu Singto tersadar, Krist yatim piatu. Pria manis itu pasti merasa sedih karena ceritanya.
Setelah hening beberapa saat, Ibu Singto kembali mengajak Krist bicara, mencoba mengganti suasana.

God's Scenario About Us || KristSingto (Complete) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang