Chapter 20 - Dilema

1.3K 109 3
                                    

Bangkok, Thailand

06.25 a.m

Hiruk pikuk kota memenuhi suasana pagi yang cerah. Berisik namun tak menyurutkan semangat memulai hari. Jalanannya dipadati oleh para pengendara ataupun pejalan kaki yang bersiap melaksanakan tugasnya masing-masing.

Gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh dengan jutaan manusia yang beraktivitas didalamnya. Mulai sibuk bekerja meski waktu masih terlalu dini untuk memulai pekerjaan.
Begitu juga dengan seorang pria tampan berkharisma yang tengah berjalan menuju ruangannya yang berada dilantai kesekian gedung.

Seperti biasa, gaya angkuh itu ia tunjukkan membuat semua wanita yang melihatnya terhipnotis seketika.
Namun itu bukanlah suatu kebanggaan buatnya. Pria tampan itu tak sedikitpun peduli mengenai pengagum-pengagumnya. Ia terus saja berjalan diikuti asisten sekaligus sahabatnya yang setia bersamanya. Seorang pria yang selalu menebar aura seksi kemana-mana. Yang bisa membuat wanita manapun bersedia membuka pahanya demi pria tampan itu.

Singto meraih gagang pintu dan membukanya lalu kemudian masuk dan duduk di kursi kebesarannya.

Tay--sang asisten mengikuti dan duduk di sofa tak jauh dari sang bos. Membiarkan netra hitamnya meneliti Singto. Tay mengerutkan kening kala merasa ada yang aneh.

"Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, tuan prachaya?" Tay sadar Singto seperti kehilangan semangat nya pagi ini. Pria itu belum berbicara sejak tadi.

Beberapa menit menunggu jawaban, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda pria tampan itu akan menjawab.

"Ai nong, jangan menyimpan masalahmu sendiri. Wajahmu semakin terlihat mengerikan."

Itu mungkin sebuah candaan ala Tuan asisten. Tapi tampaknya yang tengah dicandai sedang tak berniat untuk menanggapi.

"Aku akan keluar, aku ingin cari sarapan." Tay berdiri dari duduknya dan mendekati meja Singto.

"Kau mau ikut?" Sebuah gelengan menjadi jawaban. Menghela nafas berat akhirnya Tay memutar badan dan meninggalkan sang bos sendiri.

*
*
*

Di cafetaria

Tay menyeruput kopi nya dengan raut kesal, menarik perhatian New yang tak sengaja melihat keberadaan Tay, pria imut itu sedang memesan sarapannya tak jauh dari meja Tay.

Si pria imut akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan sang sahabat setelah membayar pesanannya.

"Morning, Mr.Tay , can I sit here?" New menyapa pria seksi itu dengan senyum riangnya seperti biasa.

"Morning too, and of course my bear.. " Tay tersenyum seksi pada pria yang diberinya panggilan khusus itu, menimbulkan rona-rona kemerahan di kedua pipi New.

Pria imut itu duduk didepan Tay dan menyeruput coffe lattenya. Ia perhatikan pria didepannya itu tampak sedang berpikir serius.

 Ia perhatikan pria didepannya itu tampak sedang berpikir serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
God's Scenario About Us || KristSingto (Complete) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang