Chapter 26 - Apology

2.3K 121 10
                                    

"Maafkan aku"

Untuk kesekian kalinya kata itu mengudara dan Krist hanya diam di tempatnya. Singto datang kepadanya dan berulang kali mengucapkan maaf. Krist sudah tidak tahu lagi apa arti dari sebuah kata maaf, karena dia tidak pernah mengharapkan kata itu ada. Itu hanya akan membuat rasa sakit di masa lalu menjadi nyata.

Singto berjalan mendekati Krist, tangannya dengan lembut mencoba meraih tangan Krist. Krist tidak menolak, dia hanya menatap tanpa emosi. Singto menggigit bibirnya ragu, ia takut. Tapi bayangan kehilangan Krist untuk kedua kalinya lebih membuat nya takut.

"Aku bodoh. Aku terpengaruh dan melupakan kesetiaanmu."

Tatapan Singto begitu sendu, tampak sekali dia menahan air mata nya yang ingin menetes. Krist sendiri hanya berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain. Dia tak tahu apa yang harus dia lakukan dengan kedatangan Singto yang tiba-tiba. Terlebih lagi ada kemarahan yang berkobar di dalam hatinya untuk pria tampan itu. Krist bahkan tidak tahu apakah dia masih mencintai Singto apa tidak.

"Lepaskan aku.."

Singto menggeleng cepat, dia tidak setuju dengan ucapan Krist.

"Aku tidak ingin melepaskanmu lagi."

Krist menatapnya dengan sorot tak terima. Mencoba untuk menarik tangannya namun Singto malah menariknya ke dalam sebuah pelukan. Pelukan yang membuat hati Krist terguncang dan resah. Dia sudah tidak pernah merasakan kenyamanan itu lagi, tapi kini tiba-tiba ia kembali merasakan nya.

"Lepaskan aku, phi!"

Cairan bening akhirnya menghiasi wajah manis Krist, hidung mancungnya kini mulai memerah dan berulang kali ia menggigit bibir bawahnya guna menahan isakan. Tangannya tak membalas pelukan Singto, menggantung tak berdaya.

"Aku tahu aku salah kit.. aku sangat bodoh.. aku bahkan meninggalkanmu dalam keadaan mengandung. Aku minta maaf kit.. aku mohon maafkan aku.. tolong beri aku satu kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku akan menebus kesalahanku."

Singto pun tak kuasa menahan tangisnya  bila sudah berhadapan dengan Krist. Emosinya kacau saat melihat kesayangannya kini tak meliriknya sedikitpun. Ia bersalah dan berdosa. Cemburu bukanlah alasan yang pas untuk menutupi semua kebodohannya.

"Kit.. kumohon."

Krist mendorong Singto pelan, memberi jarak diantara mereka. Menatap Singto dengan raut tak terbaca.

"Maafkan aku."

Usai mengatakan maaf, Krist melangkah menjauhi Singto dan pergi meninggalkan pria Tan itu dalam kesendirian. Singto memejam frustasi, dia kembali terisak saat merasa dadanya begitu sesak.

"Kit.." lirihnya.

.

.

.

Godt mencari keberadaan Singto yang sejak tadi tak terdeteksi. Dia baru saja hendak menghubungi pria itu, tapi dari kejauhan terlihat yang di cari berjalan dengan arah berlawanan. Langsung saja Godt menghampiri Singto dan menyapanya. Pria Tan itu tersenyum tipis, wajahnya terlihat lelah ditambah dengan kantung yang menghitam di bawah matanya, sepertinya dia kurang tidur.

"Apa kau sedang banyak pikiran?"

Godt berbasa-basi sedikit sebelum mengutarakan keinginannya.
Singto menatap nya sebentar, lalu menggeleng pelan. Godt mengangguk sebagai respon.

"Aku ingin mengajakmu makan siang."

Singto menatap pria tinggi itu kaget, "Kau masih waras kan?" responnya atas ajakan mantan rivalnya itu.

God's Scenario About Us || KristSingto (Complete) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang