Karena hal sederhana saja bisa menghancurkan kuatnya sebuah tonggak hubungan jika tidak berhati-hati~
.
.
.
.
.
-----------------------------------------------------------
Krist's House
06.35 a.m
[Normal]
Kicauan burung dipagi yang indah itu menambah kebahagiaan dihati seorang pria manis yang kini tengah bergelung selimut hangatnya sambil menatap sisi kanan tempat tidurnya tepatnya kearah seorang pria tampan berkulit tan yang masih tertidur dengan lelapnya.
Cahaya matahari mengintip dengan malu melalui celah gorden jendela. Krist mengeratkan genggaman pada selimutnya.
Pandangannya menelusuri wajah dengan rahang tegas disampingnya tanpa melewatkan satu apapun.Pria didepannya itu adalah pria tertampan yang pernah ada menurut Krist.
Kedua sudut bibir Krist berkedut dan akhirnya tertarik membentuk sebuah lengkungan.
Senyum manisnya tak kunjung berkurang apalagi menghilang. Perasaan tenang dan nyaman yang dirasakan pria bersurai coklat itu tak bisa lagi tergambarkan saat iris gelap nan tajam sang dominan muncul dari balik kelopak indah itu.
Dua tatapan itu saling bertubrukan meresapi keindahan masing-masing.
"Apa aku sangat tampan?" tanya Singto- pria tertampan menurut Krist dengan suara serak khas sambil memberikan smirknya pada Krist namun dibalas dengusan dan delikan oleh pria berkulit putih itu.
"Tampan? Kau tidak tampan phi."
"Oh ya? Orang bodoh mana yang menghabiskan waktunya untuk menatap pria tidak tampan yang sedang tertidur?"
"E-eh itu aku tidak." Pria manis itu memalingkan pandangannya kearah lain asal tak menatap objek dihadapannya.
Singto tersenyum tipis lalu ia gerakkan jari telunjuknya untuk menelusuri lengan mulus Krist.
"Aku tidak bilang itu kau." Wajah pria manis itu sontak memerah menahan malu karena godaan Singto. Matanya mengerjab lucu dengan bibir terbuka menambah sisi imutnya dimata pria tan itu.
Jemari Singto mengelus pipi chubby kesukaannya itu dengan sayang. Senyum tulus tergambar diwajah pria berkulit tan itu. Segala yang ada dalam diri pria didepannya itu adalah hal terindah baginya. Kebahagiaan selalu saja membanjiri hatinya kala ia menghabiskan waktu bersama dengan pujaan hatinya itu. Ia gerakkan jemarinya menyentuh dagu mungil itu dan menarik si wajah imut untuk menatapnya.
Cup
"Kenapa kau menciumku?!"
"Hm?" Tatapan jenaka Singto lemparkan dan sukses menambah rona merah dikedua pipi sang pria manis.
"A-aku belum gosok gigi." Cicitnya.
Pria bermata imut itu segera bangkit dari rebahnya -duduk- dan membuang pandangan kearah lain. Sedangkan sang dominan kini bersandar pada bantal dibelakangnya dan terus menatap sang pria manis tanpa menghilangkan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
God's Scenario About Us || KristSingto (Complete) √
Romance~Hanya karena aku mencintaimu, bukan berarti kau bisa menyakitiku seperti ini, Phi! Luka yang kau torehkan memang tak lagi berdarah, tapi kau sendiri tahu kan bahwa... luka pasti meninggalkan bekas. Dan bekas ini akan selalu ada, membuatku ingat mas...