Chapter 17 - Antagonis

1.4K 115 37
                                    


Kepada para readers yang terhormat🙏 dimohon vote dan commentnya yaa🙏🙏 hehe karna itu menambah semangat dan motivasi author😁

.
.
.
.
.
.
.
.
.
---------------------------------------------------------

***

NORMAL POV

Ekspresi lelah nan terlukis di wajah Singto membuat Krist merasa sedih. Ia hadirkan senyum lembut seolah memberi kekuatan pada pria tampan itu.

"Kemarilah phi~" pintanya seraya berdiri dari duduknya.
Krist merentangkan kedua tangannya meminta sebuah pelukan yang langsung disambut hangat oleh Singto.

"Kenapa kau sangat lama? Kenapa kau tidak membalas pesanku? Apa kau sesibuk itu hn? Apa kau tidak merindukan aku phi??" Tanyanya bertubi-tubi.
Inilah yang bisa dilakukan oleh pria manis itu. Berusaha bersikap seakan tidak ada yang terjadi.

"Hm, pertanyaan yang mana dulu yang harus kujawab?"

Krist menatap kekasihnya itu lamat-lamat sebelum akhirnya duduk bersila dan menarik Singto agar duduk di hadapannya.

"Kenapa kau tidak membalas pesanku phi?"

"Bahkan kau tak membiarkanku berganti pakaian dulu kit.." ujar Singto membuat Krist tertawa pelan.

"Hehe jawab kit dulu na phi." -memegang kedua tangan Singto.

"Kenapa phi tidak membalas pesanku??"

"Aku sangat sibuk sayang."

"Lalu, kau melupakan aku?". Singto tersenyum tipis.

"Hm.. tentu saja tidak. Hanya saja aku tidak sempat untuk mengabarimu."

"Baiklah aku percaya padamu. Dan.. apa kau merindukanku phi?"

"Perlukah kau bertanya kit?"

"Aku ingin kau menjawabnya phi."

"Haruskah aku mengatakannya?"

"Tentu saja. Jangan membuatku menunggu."

"Hmm bagaimana jika aku tidak menjawabnya?" Tanya Singto main-main.

Seketika Krist mendelik sebal, karena pria tampan berkulit Tan itu selalu senang mempermainkan dirinya.
Krist mengangkat guling disebelahnya dan mengancam akan memukul Singto dengan benda lembut itu.
Yang sukses memancing kekehen ringan Singto.

Singto menahan kedua tangan Krist dan menarik pria manis itu kepelukannya.
Krist terkejut sesaat namun sedetik kemudian segera memeluk tubuh tegap Singto dengan sayang.

"Kit tau kan bahwa phi selalu merindukan kit. Dimana pun dan kapanpun, tanpa mengenal waktu, tanpa mengenal jarak, phi akan selalu merindukan kit." ungkapnya.

Singto mengusap kedua pipi chubby Krist yang sudah dihiasi bias kemerahan itu dengan lembut.
Iris tajam nan segelap malam menatap intens iris coklat meneduhkan milik Krist.

"Aku tidak bisa tidak merindukanmu. Karena dirimu adalah bagian dari diriku."

"Phi.." Krist menatap haru kekasihnya itu.

God's Scenario About Us || KristSingto (Complete) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang