Embun pagi hari masih terasa menyelimuti hawa dingin dirumah itu dimana seorang gadis masih asik berkelana di alam bawah sadarnya dengan keadaan yang semraut, nakas yang tak menentu tetapi keadaan ruangan masih terlihat tertata rambut yang seperti singa selimut yang telah menggulung badannya membuat siempunya makin terlelap dalam alamnya disisi kanan dan kiri gadis tersebut ada sosok yang memperhatikan ia dengan tersenyum miris berdecak kesal lalu menggelengkan kepala dengan herannya."Tidurlah sayangku" ujarnya sembari mengelus kepala si gadis yang tertidur lelap.
"Eeh SETAN, jangan dielusin mulu palanya yang ada dia kaga bangun-bangun oi" ujar sosok yang memperhatikan kegiatan si setan tersebut sembari memukul kepalanya.
"Biarin lah,biar dia tidur dengan tenang kaga diganggu mulu sama lo yang so suci" dengusnya sembari terus mengelus.
Sosok tersebut tidak kehilangan akal, di dekatkannya jam waker yang ada di meja agar si gadis pemimpi itu segera bangun, dalam hatinya tak tega melakukan hal ini tetapi harus ia lakukan agar si gadis pemimpi tak telat sekolah.
Kriiiinggggg, seketika si gadis pemimpi itu duduk tersentak karena suara jam waker yang berdengung digendang telinganya.
"Ya tuhan, AKU TELAT!!!"
Dengan sigap ia bangun untuk segera menuju kamar mandi tapi naas morning kiss nya di renggut paksa oleh lantai akibat ia terlilit oleh selimut karena bangun dengan berguling ke sisi tempat tidurnya.
"Mamaa, bibir aku jontor pala benjol et dah siapa sih yang nyimpen lantai disini, Huaaaa~"
Dengan kekuatan bulan dan iler yang masih menempel di ujung bibirnya sekuat tenaga melepaskan selimut dari tubuhnya setelah itu, masih dengan menangis sesenggukan ia menginjak selimut tersebut sembari menggerutu kesal pada selimutnya "mati lo" ujarnya. Seketika ia tersentak saat jam waker berbunyi kembali dan ia langsung menuju ke kamar mandi.
Sesempainya di stasiun gadis pemimpi itu mengantri membeli tiket untuk ke tujuan yang ia inginkan sembari menggerutu dalam hati karena kesal takut-takut ia terlambat sekolah dan tak bertemu dengannya, setelah membeli tiket ke tujuan gadis itu menukar tiket tersebut kemudian masuk kedalam mendekati lajur kereta sembari menoleh kekanan dan kekiri seperti mencari seseorang, apakah ada yang telah menunggunya ? Tentu tidak, Seketika gadis pemimpi itu sumringah setelah matanya tertuju pada sosok yang ia cari.
"Di stasiun, di sisi depanku kulihat ada kamu yang selalu terlihat memakai seragam meskipun sekolah ataupun namamu sama sekali ku tak tahu" batin si gadis pemimpi, ya gadis pemimpi itu bersekolah di Harapan 48 kelas X IPA 4 di kota, rumah gadis itu cukup jauh dari sekolahnya tapi untunglah ada kereta api yang jarak antara sekolah hanya lima rumah dari stasiun.
"Setiap berpapasan, dadaku berdebar" ya gadis itu sedang memperhatikan gadis berambut panjang yang selalu berangkat menunggu kereta yang sama.
"suatu kali pernah kulihat, kamu sedang tertawa dengan sangat indahnya dari jauh, cinta pertama di jam yang sama itu tak pernah mendekat sampai ke hati, karena kereta yang penuh ini aahh~
Di gerbong kedua di jam yang sama, tiada yang terlihat selain kamu tidak boleh sampai terlambat" batinnya sembari memasuki kereta dan mata terus tertuju pada si gadis berambut panjang itu."Dari celah pintu diriku menatap pada luar jendela, walau sedikit saja lihatlah ke sini~
walaupun ku tak tahu tapi pastinya bagi diriku ini kau adalah pangeran yang tiba-tiba muncul walau tidak naiki kuda putih, dan ya meskipun kau bukanlah pangeran lebih tepatnya seorang bidadari" batin si gadis pemimpi dengan sejuta warna.Dua sosok itu memperhatikan si gadis pemimpi sembari menggelengkan kepala berdecak pelan dan yang satunya menatap sedih
"Apa kita harus menyatukan mereka ?" Ujar si setan pada si so suci.
"Entahlah~"
Cinta Pertama, Jam 7 lewat 12
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
RomanceCara gracia mendapatkan si adem Cara Shani menaklukan si gembil Terinspirasi lagu JKT48