Part 19

1.8K 165 13
                                    

Gracia pun memutar cepat pegangan yang berada dirodanya sekuat mungkin mengejar si pelaku sambil berteriak meminta tolong tak peduli dengan keadaannya rasa ingin berlari saja tapi tak mampu, ia kembali berteriak tapi suaranya tak bisa kencang saat melihat seseorang berjaket hitam mengarah pada halaman rumah sakit disana sudah ada mobil kijang yang menunggunya, sekali tiga uang dari arah yang berlawanan dilihatnya boby tengah menuju pintu masuk sembari membawa bingkisan melambaikan tangan padanya.

"Ka bobyyy, itu biyel diculik tolong kejaaar" teriaknya di sisa sisa suaranya.

Boby yang menoleh melihat mobil kijang yang sedang terparkir dimana seseorang tengah menggendong brielle dengan keadaan pingsan, dikejarnya mobil itu sambil mencatat plat yang ada disana ia sadar tak bisa mengejar lebih lagi ia menelfon polisi dengan nafas yang tersenggal.

"Selamat ssi-ang pak hah hah huft, saya ingin melaporkan kasus penculikan korban diculik di rumah sakit mawar mobil pelaku kijang ber plat nomer B 3001 DAC, tolong pak pelaku baru saja membawa lari korban, ya korbannya anak perempuan umurnya sekitar 3 tahun anaknya putih, gendut, terakhir dia pakai baju hello kitty tolong ya pak, nanti saya akan urus di kantor polisi kalau bapak sudah melakukan pengejaran"

nafas boby terengah sembari menjelaskan kronologi kejadiaannya, kemudian menghampiri gracia yang tengah menangis dihalaman rumah sakit.

"Udah ge tadi ka boby udah telfon polisi sekarang dia lagi kejar mobil pelakunya, shanju dimana ?"
Merasa nama kakaknya disebut graciapun mencari seketika mencari kakaknya.

"Gatau ka terakhir aku liat tadi ka nju lagi telfon kakak, emang dia ga nyebutin lagi dimananya ?" Sembari terisak menghapus air matanya.

"Tadi sih bilang lagi di mobil, udah kamu ke kamar dulu ya sekalian kasih tau mama sama papa kamu entar ka boby balik lagi kalo udah ketemu shanju"

membawa gracia menuju ke kamarnya, disana sudah ada yona dan key yang menunggu gracia dengan gelisah yona yang panik melihat seluruh anaknya tidak berada di taman dan mendapat informasi dari salah satu suster bahwa telah terjadi penculikan yang ciri-ciri persis sekali dengan anak bungsunya.

"Gee, mana brielle ? Mana kakak kamu ? Tadi kata suster ada penculikan anak, bukan brielle kan gee ?" Yona yang sudah sangat panik memberi terus renteran pentanyaan pada gracia yang hanya bisa menangis.

"Brrii-elle diculik mah hikkss"

"APA!!! DICULIK !! Dimana kakak kamu ? Kenapa kamu malah biarin brielle diculik sih gre, otak kamu dimana ?" Ucap key yang terlanjur emosi.

"Kalo gracia bisa jalan pun pasti gracia kejar pah penculiknya tapi apa gracia lumpuh gracia gabisa jalan pah gabisa hikss gracia juga gamau brielle diculik, gracia juga gamau lumpuh kaya gini gamau!" Menaikan nadanya sembari memukul kakinya yang tak bisa bergerak.

"Udah sayang udah, jangan sakitin diri kamu sendiri, sekarang mamah tanya dimana kakak kamu ?" Pelan mengusap pipi gracia.

"Gatau mah tadi sih bilangnya mau telfonan sama ka boby tapi pas ka boby dateng nanya ka shanju dimana, kata ka boby terakhir bilang ada di mobilnya katanya"

Merekapun menyusul boby menuju parkiran mobil shania, disana sudah terilihat boby yang nampak panik mengeram keras dengan meremas kepalanya seperti frustasi sambil menangis melihat seseorang dihadapannya.

"Bob dimana sha.."

Yona yang melihat kedalam mobil pun langsung histeris melihat keadaan anaknya yang sedang tidak baik-baik saja, shania menjerit meronta minta dibukakan pintu, tubuhnya seketika menggigil menjerit kesakitan, shani yang baru datang dengan ojek online pun berlari menghampiri mereka.

"Papah bakal bawa shania ke villanya dokter mukti di bandung, mama tolong jaga gracia dan boby dengan kamu cari brielle sampai ketemu kalian harus bertanggung jawab atas hilangnya brielle !" Key melirik sekilas ke arah shani dan boby dengan tatapan yang tajam.

Shani yang binggung ada apa dengan situasi ini hanya menatap boby dengan penuh tanya, dilihatnya yona begitu depresi mereka butuh penanganan dan ketenangan, setelah membawa dua wanita itu keruang rawat boby menjelaskan pada shani apa yang terjadi dan meminta teman-temannya untuk berkumpul membantu mereka.

"Telfon temen-temennya gre juga ga ?" Ujar feni yang sedang melakukan group call dengan okta, boby dan shani.

"Buat apa ?" Terdengar suara datar itu dari shani.

"Ya buat jagain gre sama tante yona lah shan, gue takut mereka kenapa napa" feni yang tak habis pikir mulai emosi takut kejadian di uks waktu itu terulang lagi.

"Hmm, gaperlu cukup kalian lo fen sama okta jagain gre sama tante yona, lo minta ke dokter buat mereka satu ruang rawat bilang aja ini perintah om key, dan sementara itu gue sama boby bakal cari brielle dan apa yang terjadi sama shanju" ucap shani lugas.

"Kenapa ga lo aja shan yang jagain biar gue sama boby cari mereka, apa lo punya rencana ?" Okta yang bertanya-tanya seharusnya dia dan boby yang mencari karena mereka lelaki jadi bisa lebih aman.

"Ga ta lo jaga mereka aja, jaga-jaga biar gaada kejadian kaya di uks gue percaya sama lo ta sama feni juga, gue udah punya rencana tapi sebelum itu gue mau kumpulin bukti, biar kita diskusiin bareng-bareng" shani yang mulai memikirkan segala kemungkinan di otaknya mulai menyusun sebuah rencana.

"lo cukup bawa laptop lo bawa semua rekaman cctv saat pot bunga jatuh kena gracia ta" mulai memahami alur rencana shani.

Sambungan telfon itupun terputus okta dan feni bergegas sepulang dari ekstrakulikukernya menuju kerumah sakit tempat gracia dirawat, sedangkan boby dan shani sedang membagi rencana untuk misi mereka kali ini.

"Bob lo cek dulu deh entar gue nyusul, gue mau ketemu gracia dulu" sembari bangkit berjalan ke arah ruangan gracia.

Boby yang sudah mengetahui rencana mereka mulai menuju ke pos satpam meminta keterangan, menelfon kakaknya shani dan meminta cctv dengan bantuannya.
_____

"Gee.." mengintip ternyata gracia tengah melamun.

"Cii takuuut" langsung membenamkan wajahnya di perut shani.

"Udah tenang aja ko aku udah minta temen-temen buat bantuin, sama minta ke kakak aku juga entar malem kita mau obrolin rencananya, kamu dengerinnya biar lebih waspada" mengusap lembut rambut dan wajah gracia tersenyum manis hingga menular padanya.

"Hmm tapi ci.., eh mamah mana ?" Tersadar bahwa ibunya tak ada.

"Mamah lagi dirawat di UGD tadi sempet pingsan karena kecapean, udah kamu tidur ya pasti cape habis nangis liat tuh matanya bengkak udah kaya bapau" yang terus memandangi gracia.

"Kelonin.." diangkatnya tubuh gracia untuk bisa rebahan disana, dengan kenyamanan gracia langsung memeluk shani yang sangat menyukai bau kekasihnya itu.

Setelah melihat situasi yang telah aman dan melihat gracia yang telah terlelap, shani beranjak dan mulai menelfon seseorang.

"Kita mulai bang.."


TBC

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang