Part 14

2.4K 182 36
                                    

"Dia seperti pingsan tapi saat aku mendekat kebadannya ada bau alkohol disana tapi tidak dimulutnya, sepertinya ia sengaja ingin mencelakakan gracia"

"Aku jadi penasaran, jangan-jangan apa ini orang yang sama ? Dia telah kembali bang"

"Jangan terlalu cepat menyimpulkan shani"
______
Shani berjalan menyusuri koridor sekolah dengan membawa beberapa buku dan cemilan kesukaan gracia sesekali ia tersenyum ramah pada temen-teman yang menyapanya, ya memang seperti itu sosok Shani Putri Indira Natio ini terlihat dingin apabila ada yang menyapanya ia akan tersenyum ramah dan manis sekali tidak sedikit yang mengagumi senyum manis shani bahkan tidak sedikit pula yang merasa iri kenapa setiap gerak gerik shani bahkan terlihat sangat cantik.

"Ini.." lelaki culun itu menyerahkan sesuatu pada shani.

"Ini apa ka nadif ?" shani tersenyum ramah sembari mengambil hadiah yang diberikan lelaki culun itu.

"Sshani ttau nnama aku ?"

"Hehe aku suka liat ka nadif di club bahasa jepang, menurut aku pelafalan ka nadif dalam berbahasa udah keren, semangat ya ka"

"Iiya sha.." lelaki itu seketika pingsan saat shani menyemangatinya sembari berlalu pergi.

"Lemah" shani tersenyum miring.

Terlihat di depan ruangan eskul photography gracia dan teman-temannya sedang berkumpul bercanda sesekali mereka melakukan hal-hal konyol, melihat tingkah kesayangannya itu pun dengan cepat menghampiri gracia sembari tersenyum gembira tetapi seketika mata shani membulat saat sebuah pot bunga di lantai 2 seperti bergeser hendak jatuh dengan gracia yang tepat dibawahnya.

"GEEE AWAS !!"

Bughh

Praangg

Sreeett

"Kamu gapapa ge ?"

"Aaaww tsss iya aku gapapa, eh frans ?"

"Astaga kamu kenapa ? Ya tuhan sayang kaki kamu berdarah, ayo sini aku bantuin buat bawa kamu ke uks" ucap sisca tanpa mempedulikan gracia saking paniknya.

Shani yang diam terpaku memperhatikan sisi lantai dua tempat pot bunga itu jatuh, keningnya berkerut tapi dengan cepat ia mengalihkan pandangannya saat mendengar erangan dari suara gracia yang cukup mengaduh kesakitan.

"Eh ayo kita bawa gracia ke uks basket aja"

Shani berusaha menuntun  gracia bersama teman-temannya karena kalo menggendongnya ia takut akan menimbulkan kecuriga terhadap mereka, kebetulan di ruang eskul basket okta sedang piket menjaga ruangan tersebut, melihat gracia yang tertatih dan shani yang meneriaki namanya okta segera sigap menghampiri mereka membukakan pintu uks dan membantu mencari kotak obat.

" Eh shan si gre kenapa ?"

"Aku pinjem ruang uks bentar ya ta kamu kasih tau boby sama shanju kalo gracia jatoh"

"Oke shan" okta langsung berlari meninggalkan mereka

"Makasih ya kalian udah bantuin gracia, aku sama tim medis basket bakalan bersihin lukanya gracia kalian boleh keluar dulu ?"

"Iya ka, nitip gege ya ka entar kalo ada apa-apa kabarin kita ya, kita mau ke tempat sisca dulu"

"Oke makasih ya nin rel"

Dengan telaten shani membersihkan luka yang ada di lutut dan siku gracia lukanya semakin bertambah banyak karena bekas luka kemarin belum sembuh benar sudah tertimpa lagi. Shani menatap miris gracia lagi-lagi ia tidak bisa melindungi orang tersayangnya ini lagi-lagi shani harus melihat orang yang dikasihinya ini terluka di depan matanya untuk kesekian kalinya, hati shani merasa sesak nafasnya terasa panas tangannya mencengkram kuat gagang besi ujung kasur uks tersebut sehingga sedikit bergetar seakan ia tengah menyalurkan amarahnya pada besi tersebut.

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang