"ci ?"
"aku pulang dulu" shani berlari dengan cepat meninggalkan gracia yang masih cengo dibuatnya, gracia seketika sadar dan merutuki dirinya kenapa tadi ia malah bersuara.
"Uh begok, tadi malah ngomong sih coba kalo aku diem cishani mungkin bakal cium aku jadi kabur kan orangnya atau mungkin dia malu kali yak mana tatap-tatapan lagi tadi, iiikhh cishani nackal deh malu malu kocheng gitu, hmm kalo entar cishani gitu lagi ? aku merem aja kali ya biar cishani gamalu ? uncch unch gemas sekali" batin gracia sembari mesem-mesem bahagia memeluk bantal."Hayoloh mikir yang macem-macem ya kamu"ujar mahyon sembari menekan kaki gracia yang sakit
"Awaaww sakit mah, diih apaan sih mah siapa juga yang mikir macem-macem satu macem aja udah degdegan" ungkapnya pelan sembari menarik tangan briell untuk mengompres kakinya lagi.
"Mikirin siapa tuhh ?" ucap mahyon sembari mengganti kompres dan diberikan pada briell.
"Bukan siapa-siapa ko mah"
"Tapi bentar lagi jadi siapa-siapanya kamu kan gree, ciee anak mamah udah gede udah cinta-cintaan nih, jangan-jangan sama yang tadi nganterin kamu lagi ? Duuh seneng deh tuh" goda mahyon tanpa henti membuat pipi gracia merah seperti gincu ibunya.
"Ih mah apaan sih" sembari memalingkan muka tanpa sadar ada benda dingin di sudut pipinya membuat rasa panas karena malu itu sedikit mereda.
"Eh biyel ngapain ?" Ujar mahyon.
"Pipi ci ge melah mah sama kaya kaki ci ge, pipi ci ge sakit ya ? Biyel kompres ya ci" ucap polos gadis kecil itu. Gracia pun tak dapat menyembunyikan rasa malunya sambil menutup muka dan briell yang kekeuh ingin mengobati kakak tersayangnya,Yona pun hanya bisa bersyukur dan tertawa girang melihat dua anaknya ini alhamdulillah.
______
Sudah tiga hari semenjak kejadian tersebut shani tidak bertemu gracia disekolah, dikereta dan dimanapun shani hanya bisa mengirim note dan surat pada loker gracia berharap setelah ia sekolah ia bisa membaca surat tersebut, pikirnya mungkin kaki gracia masih sakit sehingga ia tidak bisa sekolah."Apa aku kerumah dia aja ya buat ngecek keadaannya, aku khawatir banget takut dia kenapa-kenapa mana aku gapunya nomernya lagi, mau minta ke shanju entar malah ditanyain aneh-aneh lagi kalo aku kerumahnya takut gracia inget panggilan aku ke dia, akhh udahlah sekarang aja mumpung minggu dan masih pagi lagian aku dapet shift sore juga buat kerja di cafe untung aja aku ga jadi lamar ke ngalpamart" gumamnya sambil berfikir kemudian bergegas pergi.
Gracia POV
Udah tiga hari aku dirumah dan udah tiga hari juga aku ga sekolah berarti udah tiga hari semenjak dia nganterin aku pulang dan aku ga ketemu dia lagi, mau ngehubungin ga punya nomernya. Apa cishani ga kangen gitu ya sama aku ? Lah emang cishani suka sama aku ? Dari gelagatnya sih dia datar-datar aja duhh mikir gitu ko bikin aku nyesek ya huhuh."Cishani gege kangeeen" berteriak dengan tertutup bantal. Setelah menangis karena merindukan shani yang tak merindukannya (?) gracia merasa lapar ia ingin makan yang banyak agar moodnya kembali lagi. Sesaat ia mengambil tongkat dan membuka pintu tongkat gracia tersandung tongkat yang lainnya membuat iya terjatuh tapi seketika ada yang menahan badannya dibawah sana mata mereka saling bertemu menatap dalam pada masing-masing mata indah itu di pejamkannya mata gracia sembari menahan gejolak di dada seketika raut kekagetan mucul pada orang yang berada diatasnya.
"Ge bibir kamu kenapa manyun-manyun gitu ?"
" akh eh hmm gapapa ci" duhh harusnya tutup mata aja gausah pake manyun-manyun segala runtuknya.
"Ge berat"
"Ehheehehe iya ci maaf" sambil mencoba bangkit tapi naas kakinya jadi semakin terkilir akibat jatuh tadi.
"Awww huuaa sakit" dengan sigap shani langsung membawa gracia ke kamarnya dengan sekali gendong kemudian mendudukannya di tepi kasur lalu memeriksa kaki gracia dengan berjongkok ala ksatria."Udah tau lagi sakit masih aja jalan-jalan" ucap shani sambil membuka perban elastis yang ada di kaki gracia.
"Ko cici bisa ada dirumah aku" tanpa menjawab pernyataan shani.
"Ini rumah sahabat aku" dengan telaten mengolesi salep pereda nyeri.
"Kirain mau jengukin aku"
"Itu juga" gracia yang mendengarnya langsung mesem-mesen bahagia.
"Cici ko ga ngabarin sih kalo mau kesini jadikan aku bisa mandi sama dandan dulu"
"Gaperlu, udah gini aja"
"Seengganya alisan dulu kek biar ga botak gini" seketika shani mengambil kursi belajar gracia dan mensejajarkan wajahnya dengan gracia.
"Gausah ditutup alisnya"
"Gamau ah ci maluu" sembari mengelengkan kepala dan menutup alis dengan tangannya. Seketika shani terdiam pandangannya menjadi serius menatap teduh gadis itu."Hai ciya akhirnya kita ketemu lagi" shani tersenyum begitu hangat pada gracia. Untuk pertama kalinya gracia menyadari ada tatapan yang berbeda dan senyum yang berbeda pada shani dilihatnya shanju telah berdiri bersandar pada pintu sambil bersekedap dada.
"Dira, gree masa kamu lupa" ucap shanju sambil memainkan permen karet.
"Ka dira ?" Gracia bagaikan disambar petir di siang bolong ia tidak menyangka orang yang dihadapannya adalah sahabat smp kakaknya dulu. Mata gracia dan shani saling bertemu kembali dada gracia lagi-lagi berdegup kencang di dalam hatinya ia berteriak tak percaya di hadapannya adalah orang yang membullynya sewaktu kecil.Flashback on
"Heh bantet ngapain lo makan mulu entar muka lo berubah jadi sapi lagi wkwkw" ujar shani.
"Ciya lo item banget sih kaya teh celup makanya jangan main di jembatan mulu jadi gosong kan mana gendut lagi kaya sapi gelong gongan wkwkwkwk"
" Heh terong kalo diliat-liat ko muka lo beda sih sama papa mama lo sama shanju juga ? Apa jangan-jangan lo anak pungut ya ? Wkwkw ciya anak pungut ciya anak pungut" ujar shani bersorak riang.Semua ledekan shani berujung tangisan keras gracia kecil yang mengadu ke mami veranda, tangisannya amat memilukan dan menyayat hati gracia tak mengerti kenapa shani yang ia panggil ka dira itu sangat menghinanya dan membencinya. Sempat satu kali bullyan yang sangat melekat pada dirinya sampai ia tidak bisa melupakan kejadian tersebut.
"Ciya anak pungut ciya anak pungut, gausah deket-deket kita deh entar ketularan item lagi sama kaya kamu. Kita kan cantik ga kaya kamu terong berjalan wkwkwkw ciya anak pungut ciya anak pungut" ucap segerombolan bocah sd teman gracia. Disitu gracia hanya bisa meringkuk sedih dengan perkataan teman-temannya.
"Heh kalian jangan ganggu dia" ujar anak laki laki itu.
"Kenapa ? Kamu berani sama kita ?" Anak laki-laki itupun di tarik ketempat ini begitu cepat tanpa gracia sadari bahwa mereka telah dibully kembali.
"Eh bocah bubar sono, lu pada jangan berani-beraninya gangguin ni orang" Ucap shani yang datang dengan gaya selengean.
"Kenapa emang kak ?"
"Karena cuma gue yang boleh gangguin ni orang hahahaha" seketika gerombolan dan shanipun tertawa dengan puasnya."Mami ciya mau asrama aja ya smp nya ciya berani kok ciya gamau satu sekolah sama ci nju, ya mi ciya mohon ciya janji ciya bakal belajar yang bener" gracia memohon pada mami ve untuk diizinkan sekolah di asrama, maminya itupun menyetujuinnya karena mendengar beberapa laporan bahwa anaknya dibully dan demi kepulihan mental ia izinkan gracia untuk asrama dengan syarat ia harus ber SMA di non asrama.
"Ka dira, aku janji aku bakalan berubah dan aku bakalan lawan ka dira kalo aku udah gede" amaranya membara.
Flashback off
"Tolong ka dira ka nju keluar, saya ngantuk...."
"Tapi gre"
"Tolong ka saya cape"
"Nju boleh tinggalin kita bedua ?"
"Oke shan, maaf ya dek"
"Ka dira mau apa lagi mau hina saya lagi mau ngatain saya lagi mau bilang saya anak pungut lagi ? Apa ka dira tau gara-gara omongan kakak mami sampe sedih karena aku nanya gitu dan aku sampe harus asrama jauh dari mami di saat mami mau meninggal itu karena KA DIRA !!!" Gracia menangis dengan kencangnya tak menyangka dampaknya begitu hebat seperti ini. Direngkuhnya cepat tubuh gracia dalam dekapan shani sambil terus mengusap rambutnya begitu hangat bagi gracia sampai ia tertidur saking kelelahannya, direbahkannya tubuh gracia lalu dikecupnya lama sekali kening gracia lalu memandangi wajahnya lekat."Maafin aku gre..."
Binggo (1.0)
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
RomanceCara gracia mendapatkan si adem Cara Shani menaklukan si gembil Terinspirasi lagu JKT48