"Shanee ini rumah siapa ?" menyelidiki sekitar sembari melihat bangunan tampak seperti rumah biasa.
Shani langsung mengajak gracia masuk dan memintanya untuk menunggu sebentar di teras rumah sembari ia berbicara pada sang pemilik kosan, gracia yang terus melihat sekitar merasakan ini adalah tempat yang nyaman udara malamnya terasa hangat dan pemukimannya pun cukup tenang tidak terlalu bising lalu lalang kendaraan, apa karena ini masuk kedalam gang tetapi tidak seperti tempat penginapannya tadi, tempat ini terlihat rapi tidak ada layang yang menyangkut gracia terkekeh, ia membayangkan ingin sekali rasanya ikut bermain layangan bersama anak-anak tadi ia bergidik menolak bayangan tersebut bisa-bisa kulitnya mengelap seketika dalam sehari, gracia gamau kulitnya menggelap lagi bisa-bisa ia di bully seperti dahulu oleh shani.
"Ge ngapain geleng-geleng gitu, ayo masuk aku udah dapet kuncinya !" mengangkat kunci yang ada di tangannya sembari membawa tas dan berjalan ketempat yang dituju.
"Shaann..." gracia terheran dengan situasi rumah ini ya bisa dibilang kosan juga sih hanya saja di depannya rumah pemilik kosan sedangkan di dalam masuk pemukiman kosan tersebut. shani yang melihat gracia berhenti langsung tersenyum sendu ia tau apa yang dirasakan oleh gadisnya melihat pemukiman yang sangat jarang ia lihat bahkan tak terbayang akan ia tempati, shani jadi merasa bersalah tapi apa boleh buat ia harus me-manage uang yang ia miliki agar dapat digunakan dengan semestinya.
"Ayo masuk, hmm kamarnya emang kecil tapi cukuplah buat kita berdua, entar ibu kost nya bakalan nambahin kasur biar agak lebaran dikit, ohiya ge disini kamar mandinya diluar, ada dapur umum juga sama kalo kamu nyuci paling kucek sendiri atau mau laundry juga bisa" tterlihat santai sembari duduk di kamar merapikan bajunya dan gracia untuk dimasukan kedalam lemari, shani dapat melihat raut wajah gracia yang masih beradaptasi pada tempat ini, sering kali melihat sekitar kebingunggan, dan terlihat sedih.
"Mandi dulu yuk ge, entar aku tunjukin tempatnya sekalian aku ambil kasur di ibu kost" gracia hanya manut saja ia seperti anak kucing yang membuntuti induknya kemanapun berada, sulit di tinggal !! sesaat mereka telah keluar dari kamar dan berada di persimpangan shani hendak berbelok setelah menunjukan letak kamar mandi pada gracia di tariknya ujung baju belakang shani, dengan takut-takut ia melihat sekitar dan takut-takut melihat shani.
"Temeniinn takut.." shani mengangkat alisnya, "Mau mandi bareng ?" shani menaik turunkan alisnya dengan tengilnya sembari mengigit bibir bawahnya.
"Emang berani mandi bareng aku ?" entah mengapa gracia pun menjadi terpancing menjahili shani, dikalungkannya anduk yang ia pegang tadi pada leher shani ditariknya hingga wajah mereka hanya berjarak sekepal saja.
"Berani dong sini aku mandiin sekalian" mendekatkan wajahnya pada gracia semakin tak berjarak shani yang melihat gracia memejamkan mata merasa mendapat lampu hijau shani langsung melancarkan aksinya. Dikecupnya bibir ranum yang merah kenyal itu hanya mengecup tanpa mengulum atau bergumul rasanya manis shani selalu suka, sesaat kecupan itu terhenti saat gracia meraup wajah shani dengan mata sayu yang tampak menggoda menggigi bibir bawahnya sembari berbisik dengan suara serak nan merdu di telinga shani.
"Mandi bareng NDAS MUU!" si pelakupun ngibrit dengan dengan memeletkan lidah dan korban rayuan hanya cengo dengan mata pekedip lamban dan badan yang masih membungkuk.
"SHIT.."
____________
"SHANIAA..!!!"
"SHANIA... SINI KAMU !!!"
"Ada apa sih pah, gausah teriak-teriak gitu entar brielle bangun ribet lagi disuruh tidurnya" shanju yang berjalan menuruni tangga, dilihatnya keadaan sang ayah tengah gelisah dalam duduknya sesekali memijat kening membolak balik file yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
RomanceCara gracia mendapatkan si adem Cara Shani menaklukan si gembil Terinspirasi lagu JKT48