Part 6

2.9K 237 18
                                    

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi gracia berjalan dengan wajah masam menuju lemari loker untuk mengambil kamera kesayangannya, mood hari ini benar-benar naik turun akibat ia dihukum karena membolos jam pelajaran pertama disaat ia memberi shani susu coklat tadi, rencananya hari ini ia akan meliput untuk bahan mading mingguannya kali ini tim basket putri yang akan ia wawancarai, tapi seketika ia tiba-tiba terhenti saat melihat sebuah coklat yang terselip disela loker dan sebuat note ungu di atasnya.

"Ini coklat ajaib, makan coklat ini pasti ga akan bete lagi"

Indira

"Lah ini si indira tau dari mana ya kalo aku lagi bete mana pake kasih permen coklat ayam yang gopean lagi wkwkw suka kok ga modal sih ga ada ajaib-ajaibnya, eh bentar ini indira yang mana yak ? Kok aku jadi penasaran di sekolah ini kayanya nama indira cuma satu deh itu juga kelas 12, hmm entar aku tanya ka feni deh dia kan punya arsip siswa sekolah ini" batin gracia sembari berjalan ke lapang basket, disana terlihat sudah ada ka feni yang menunggu dilapangan yang menemaninya liputan.

"Hai ka, hari ini berapa orang yang bakal kita wawancara ?"
"Eh hai ge, tiga sih kayanya okta, shani sama shania" ujarnya sembari meletakan kamera di tripod.
"Hah ka shani ?" Gracia cengo dibuatnya.
"Iya, kenapa ? Gamau ? Ah udah ayok entar keburu pada pulang" Feni sambil tersenyum menyadari muka cengo gracia.

Mereka telah bersiap pada sesi wawancara berjalan mulus karena feni yang mewawancarai bukan gracia, alasannya sih gracia lagi sariawan padahal feni tau bahwa gracia tengah gugup dihadapan shani maka sedari tadi gracia hanya menunduk dan sesekali melihat wajah shani dengan shy shy cat.

"Shan gue duluan ya boby udah nunggu dari tadi di parkiran" ucap shanju melambaikan tangan sembari berlari. Shani hanya menanggapinya dengan senyuman dan langsung bergegas pulang rencananya sore ini dia akan memasukan lamaran kerja di ngalpa mart tak apa gaji kecil yang penting halal dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
____
Sesampainya shani di stasiun kereta api menuju arah pulang, ia menunggu kereta dilihatnya cukup banyak penumpang karena jam pulang kerja dan ini sudah petang. Seketika shani memikirkan gracia apakah ia sudah pulang atau masih disekolah ? Kejadian hari ini betul-betul menguras emosinya pagi hari saat gracia memberikan susu kotak shani begitu gugup sampai ia harus bertindak konyol dan berlari ke kantin.
"Kayanya tadi pas wawancara dia nunduk terus, apa coklatnya gabikin mood dia balik ya ? Ah payah banget aku malah ngasih coklat ayam gitu mana seneng anak orang" sembari memukul kepalanya pelan. Dilihatnya tepat disebrang sana gracia tengah berdiri menunggu kereta tiba, shani tersenyum sumringah melihatnya. Kereta api telah tiba shani sengaja menghindari gracia ia hanya ingin memandang gracia dari kejauhan matanya tak lepas dari sosok berpipi cubby yang membawa botol ungu kesayangannya, tubuhnya yang tak terlalu tinggi membuatnya kesulitan untuk meraih pegangan yang ada di bagian atas membuat shani tersenyum gemas ingin sekali ia berada disana agar gracia dapat memegangnya.

Kereta api pun telah tiba ditujuannya shani gracia dan penumpang lainpun telah berhamburan keluar dari kereta, shani mencari sosok gracia karena yang ia tau gracia pun turun di stasiun yang sama dengan dirinya setelah menyusuri sosok yang ia cari ternyata gracia tengah berjalan sendirian dijalan yang gelap, shani mengikuti gracia dari belakang dan bertekad untuk mengantarnya sampai rumah tanpa sepengetahuan si empunya, takut terjadi apa-apa dijalan.

Sebuah motor menyenggol pejalan kaki yang membawa botol ungu dengan modus ingin menolong tetapi pengendara motor tersebut malah hendak menjambret tas si pejalan kaki berbotol ungu sempat terjadi aksi saling tarik menarik antara penjambret dan penjalan kaki sampai akhirnya terdengar suara mobil dan sirine polisi dekat menghampiri mereka berdua, si pemjambret gelagapan dan langsung menghempaskan tubuh pejalan kaki itu ke tanah dan seketika kabur.

"gapapa ?" Shani berjongkok kemudian mengecek tubuh korban dengan khawatir.
"Gapapa, kamu siapa ?" Gracia tidak dapat melihat wajah didepannya dengan jelas karena terlalu gelap.
"Shani, ayo aku bantu" sambil memapah tubuh gracia untuk berdiri.
"Aaaww, tssss sakit banget kakinya"
"Kaki kamu terkilir, ayo naik" berjongkok layaknya ksatria dihadapan gracia. Gracia masih kesakitan dan dia masih bufferig menghadapi situasi yang terlalu membahagiakan ini, shani di hadapannya shani yang menolongnya dan sekarang shani yang menggendongnya omaigat kalo ini khayalan pengen gini terus boleh gasih. Karena tak mendapat respon dari gracia shanipun langsung menarik tangan gracia agar melingkar dilehernya dan mengangkat tubuh gracia agar berada di punggungnya.
"Ka Shaniii" gracia berteriak kaget.
"Diem entar jatuh" dengan tersenyum sambil berjalan membawa gracia. Gracia hanya mengulum senyum kini ia berada di punggungnya shani iya SHANI astaga sungguh bahagianya gracia hari ini ia dapat mencium wangi tubuh shani, mencium wangi rambut shani dan yang paling penting ia dapat memeluk shani astagaa gracia berterima kasih pada penjambret tadi kalo gaada dia gakan nemplok ka shani gini kan.

"Rumah kamu dimana"
"Hah, oh uh lurus aja entar belok kiri"
"Oke"
"Ka shani ko bisa ada di sini ?"
"Aku pulang lewat sini juga"
"Terus tadi kayanya aku denger mobil polisi ko sekarang ga ada ?"
"Itu suara dari hp aku"
"Kok ka shani ga langsung nolongin aku ?"
"Cape, kan tadi habis latihan" pokoknya besok aku harus ikutan eskul tekwondo batin shani.
"Ka shani aku mau turun kasian ka shani harus gendong aku entar makin cape" ujarnya sebenarnya tak ingin.
"Udah, diem bawel" sanggahnya takut gracia turun dari tubuhnya. Mendengar itu gracia langsung manyun tak terima.
"Jangan cemberut jelek" gracia cerah kembali mendengar kata-kata shani.
"Hehehehe iyaa, makasih ya ka udah tolongin aku" mengeratkan pelukan dileher shani dan shani hanya mendehem menanggapinya.

"Oh iya ka shani ko bisa bahasa indonesia mana lancar banget lagi kata ka boby ka shani gabisa bhs. Indo ?" Baru teringat ia dan shani berbicara menggunakan bahasa negaranya. SKAKMAT Shani seketika berhenti ia lupa ah tapi tak apalah akui saja.
"Maaf kemarin boby yang rencanain itu" ucapnya pelan.
"Yess gaperlu belajar katakanaan lagi" gumamnya.
"Kamu belajar katakana ?"
"Hehehe ko kakak denger sih, btw iya tau ka aku belajar katakana sama hiragana biar bisa ngobrol sama ka shani huhuh" ucapnya lesu.
"Panggil ci shani, kalo mau ngobrol kan bisa pake bhs. Inggris" ucapnya biasa sambil tersenyum tipis.
"Ci shani ? Oh iya yah maaf ci aku ga kepikiran hehehehe"
"Temen-temen lain pada manggil cici, ck dasar"
"Temen ? Berarti aku boleh dong jadi temennya ka shani ?" Bertanya kegirangan. Shani mengangguk tanda setuju.
"Temen dulu aja siapa tau entar jadi istri" gumam shani dalam hati sambil tersenyum senang sama seperti gracia.

Shani mengamati rumah tersebut dengan alis yang hampir menyatu, ya mereka telah sampai di depan rumah gracia. Shani kaget dan bertanya-tanya siapakah gracia ini kenapa ia bisa satu rumah dengan shanju.

"Ci udah sampe sini aja aku bisa ko jalan ke dalem, sekali lagi makasih ya ci, cici mau masuk dulu ga ? Rumah cici dimana ? Jauh ga ? Ayo makan malem aja dulu ci entar aku kenalin mami di dalem juga ada ka nju, cici kenal ka nju kan ? Beo gracia tanpa henti. Seketika shani membeku disentuhnya bibir gracia yang sedari tadi berceloteh dengan telunjuknya, tatapan mata shani begitu dalam menatap gracia seketika tatapannya menjadi sayu dan menghangat dimana gracia menatapnya lagi dengan tatapan bertanya.

"Ciyaa ?"



TBC
Like and comment 🙏🏻

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang