Part 9

2.7K 239 21
                                    

"Kasih tau aku dimana ka ?"
"Greee stop !!"
"Tapi ka, aku pengen .."

Gracia tengah sedih menangis tanpa henti matanya sekarang hampir menyerupai pipinya hidungnya yang merah dengan ingus yang meleber di pipi chabbynya tisu yang berserakan dimana-mana menandakan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Ia rindu shaninya pasalnya semenjak kejadian itu gracia panik karena mendapati shani yang tengah terbaring pingsan saat menganggilnya shanju yang panik langsung membawa shani ke rumah sakit ia mengatakan bahwa luka di pipi shani terlalu dalam hingga menyebabkan infeksi shani demam tinggi karena penangan saat pertama kali membersihkan luka kurang baik sehingga semenjak itu gracia tak bertemu lagi dengannya shani hanya berpesan semoga gracia bisa memaafkan dirinya.

Meski aku gagal, semoga kamu bisa maafin aku ya gre, Aku bakalan nepatin janji aku.

Dira

Tangis gracia begitu kencang saat membaca surat yang diberikan shanju kepadanya tk mengerti kenapa ia bisa sesedih ini di jauhi oleh shani, hatinya begitu tak terima dengan keputusan shani padahal ia dan shani baru dekat saat mengantar pulang saja kenapa bisa sedalam ini, hampir sama rasanya seperti ditinggal pergi maminya.

"Udahlah ge gausah lebay gitu kaya kehilangan pacar aja"

"Udah sayang, mamah jadi iri pengen ditangisin kamu sampe segininya"

"Ci ge udahan nangisnya entar air matanya abis"

"Anak ayah ini nangis udah kaya ditinggal nikah aja"

Entah itu sebuah cibiran atau bentuk tanda kasih dari keluarganya yang dapat membuat gracia berhenti menangis dan sadar masih ada keluarga yang menyayanginya, gracia bertekad akan mencari shani meminta maaf memeluknya dan membuat shani takan pergi lagi agar gracia bisa kembali bahagia tapi bagaimana caranya ? Keberadaan shanipun gracia tidak tau.

Gracia berjalan gontai menyusuri koridor sekolahnya tampak hampa dan sangat hampa harinya tidak ada lagi yang membuat dadanya berdetak dan menggebu-gebu sesampainya di kelas gracia langsung menenggelamkan kepalanya dan menelungkup sembari memandangi sebrang kelas shani berharap ia ada disana.

"Woi gre ngapa lu astagree mata lo udah kaya pipi lo sama-sama chabby ya ga nin rel wkwkwk"
"Galau gue ga bisa nemuin ka shani"
" ya lo sih lagian udah gue kasih tau, bla bla blaa ...."

Sisca menjelaskan kesalahan gracia dengan terperinci dan gamblang tanpa rem seperti bajaj yang tak memiliki rem tetapi gracia tak mendengar celotehan dari sahabatnya itu karena matanya terfokus pada seseorang yang ada di sebrang kelasnya.

"KA SHANI !!"
"ITU BENERAN KA SHANI"

Gracia berlari keluar kelas dengan tergesa-gesa menabrak apapun yang menghalangi jalannya sampai hampir ia terpeleset karena koridor licin baru saja di lap oleh Cleaning Service sekolah tapi untung saja ada seseorang yang sigap menangkapnya.

"Sayang kamu gapapa ?"
"Gapapa aku duluan ya buru-buru"

Sesampainya di depan kelas shani, gracia masih mengatur nafasnya ia mengintip dibalik pintu kelas shani dan disana tidak ada shani ternyata, apa gracia berhalusinasi karena terlalu merindukan shani ?

Bugh ... Awww

Gracia mengaduh karena kepalanya terbentur dengan seseorang di depannya dipandangnya orang tersebut mata mereka saling bertemu tapi tatapan lawannya begitu dingin dan datar.

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang