Part 15

4K 117 8
                                        

Setelah beberapa hari menginap di rumah Ari, Aisyah merasa betah. Bagaimana tidak? Ari selalu bersama dengannya. Aisyah tak perlu menghubungi Ari saat dia butuh bantuan.

Ari juga tidak masalah jika Aisyah menginap. Dengan begitu Ari bisa memantau Aisyah.

Aisyah mengerjapkan matanya beberapa kali. Gorden di kamarnya sudah dibuka dan membuat nya silau.

"Aduh... Aku masih ngantuk!"

"Nona, sarapannya sudah saya buat."

"Hm..." Sahut Aisyah.

"Kalau begitu saya mau kembali ke dapur." Kata pembantu itu sopan.

"Eh tunggu! Ari mana?" Tanya Aisyah yang sudah bangun dari tidurnya.

"Tuan masih tidur di kamarnya."

"Ya udah, aku mau ke Ari dulu." Kata Aisyah riang dan berlari keluar kamar yang dia tempati saat ini.

"Ari!"

"Ari!"

Aisyah sudah mengetuk bahkan berteriak memanggil Ari namun, Ari masih belum keluar.

Aisyah pun memutuskan untuk membuka langsung pintu kamar Ari yang tidak terkunci.

Aisyah melihat Ari yang masih tidur di bawah selimut tebal nya. Aisyah lupa jika kamar Ari kedap suara.

Dengan semangat Aisyah langsung berlari menuju ke tempat tidur Ari.

Aisyah menggoyangkan lengan Ari agar Ari terbangun. Tapi Ari masih tertidur pulas.

"Ari bangun!"

"Ari!"

"Ari Irham!"

"Woi bangun Woi!"

Aisyah masih berusaha membangun kan Ari. Namun Ari hanya menggumam pelan.

Tak sengaja Aisyah mendapatkan ide agar bisa membuat Ari bangun.

Aisyah meloncat ke tubuh Ari dengan semangat dan mengguncang nya dengan kasar.

Bruk...

"Aduh.." Ari mencoba membuka matanya melihat siapa yang sedang duduk di atas perut nya.

"Ari bangun!" Aisyah menepuk-nepuk pipi Ari."

"Aisyah kamu ngapain?" Kata Ari dengan suara seraknya.

"Ayo bangun!"

"Astaga, ngapain kamu duduk di situ?" Tanya Ari tak percaya.

"Emang kenapa sih? Aku berat ya?"

"Syah, kamu turun sekarang. Aku cowok normal Syah."

"Ih, kenapa sih? Lagian aku juga nggak bilang kamu upnormal." Kata Aisyah enteng sambil memundurkan tubuhnya.

"Ash... Kamu jangan mundur-mundur." Ari mulai mengerang.

"Aku cuma mau duduk dipaha kamu aja."

"Jangan, sekarang kamu turun ya."

"Pelit banget sih, orang cuma duduk juga." Cibir Aisyah namun masih tak turun.

"Aisyah, please. Sekarang kamu turun." Kata Ari mencoba bersabar.

"Ish! Iya iya aku turun."

Aisyah akhirnya turun dari tubuh Ari. Ari menghembuskan nafasnya lega.

"Ngapain kok cemberut?" Tanya Ari saat melihat Aisyah yang terlihat cemberut.

"Tau ah. Kesel." Sahut Aisyah memalingkan wajahnya.

Ari yang tak ingin memperpanjang masalah langsung turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi.

Aisyah semakin kesal melihat Ari malah pergi ke kamar mandi. Aisyah menggerutu kesal melihat kamar mandi Ari yang ditutup.

Merasa bosan menunggu Ari, Aisyah mengambil ponsel Ari yang ada di nakas. Aisyah mendownload game angry bird. Setelah itu dia mulai memainkannya.

Dengan semangat Aisyah mencoba menyerang beberapa babi yang ada di game tersebut. Hingga Aisyah tak sadar jika Ari sudah selesai mandi dan sudah memakai bajunya.

"Ayo kita sarapan." Ajak Ari sambil menghampiri Aisyah yang duduk di ranjangnya.

"Bentar, babi nya tinggal satu." Kata Aisyah masih fokus.

"Main game nya nanti aja. Sekarang kamu sarapan." Kata Ari dan mengambil ponselnya dari tangan Aisyah.

"Loh kok diambil sih! Kan aku mau menang." Kata Aisyah tak terima.

"Sarapan dulu ayo!" Ari pun membawa Aisyah menuju meja makan.

Tanpa bertanya Ari langsung mengambilkan nasi beserta lauk pauk untuk Aisyah.

Dengan malas Aisyah akhirnya mau memakan sarapannya. Aisyah melihat Ari yang sedang mengotak-atik ponsel.

"Angry bird nya jangan di uninstall ya!" Kata Aisyah memeringati.

"Iya."

"Aku udah kenyang. Aku mau pinjam lagi ponsel kamu." Kata Aisyah meminta ponsel Ari.

Ari memberikan ponsel nya ke Aisyah dan melanjutkan sarapannya. Sedangkan Aisyah melanjutkan game angry bird.

"Aku ke ruang kerja dulu. Kamu ke sana aja kalau butuh apa-apa." Kata Ari melenggang pergi.

Aisyah masih sibuk memainkan game. Hingga baterai ponsel Ari lowbat.

Aisyah meletakkan ponsel Ari sembarangan dan langsung pergi menyusul Ari ke ruang kerja.

"Ari!"

"Kamu butuh apa?" Tanya Ari tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Aku cuma mau nyamperin kamu aja."

Aisyah menatap sekelilingnya. Ruang kerja Ari sangat mewah.

"Hari ini kan hari Minggu. Kok kamu kerja?" Tanya Aisyah.

"Aku cuma bantu papa aja." Sahut Ari cepat.

"Mau aku bantuin nggak?" Aisyah menawarkan bantuan dengan semangat.

"Nggak usah, mending sekarang kamu duduk aja di sofa itu."

"Kan bosen, ri."

"Kamu pergi aja ke taman belakang."

"Nggak mau."

"Kamu belum mandi pagi kan?" Tanya Ari.

"Belum. Aku mager banget." Kata Aisyah malas.

"Mandi aja biar seger, pakai air hangat mandinya." Tutur Ari.

"Aku males kena air."

"Mandi, Syah."

"Emang aku bau ya?" Tanya Aisyah sendu.

Ari yang awalnya fokus dengan pekerjaannya akhirnya menatap Aisyah. Aisyah menatapnya dengan tatapan sendu.

"Aku bau ya?"

"Enggak kok. Biar kamu lebih seger aja."

"Tapi aku mau jalan-jalan ri." Rengek Aisyah.

"Aku masih harus menyelesaikan tugas ku, Syah. Kamu istirahat di kamar, ya?"

"Kalau gitu aku boleh kan pesen pizza."

"Kan kamu bisa makan di ruang makan."

"Tapi aku mau makan pizza, kentang sama macaroni." Kata Aisyah memelas.

Ari akhirnya mengambil dompet dari saku celananya. Ari mengeluarkan uang seratus ribu lima lembar.

"Nih buat bayar." Kata Ari memberikan nya ke Aisyah.

"Uang nya lebih."

"Kalau lebih buat kamu aja nggak papa."

"Oke."

Setelah menerima uang dari Ari Aisyah langsung pergi ke kamar yang dia tempati.

Aisyah memesan delivery pizza paket lengkap. Tak hanya itu Aisyah juga menyuruh pembantu untuk membelikan Aisyah makanan ringan.

Setelah pizza sampai, Aisyah memakannya sambil menonton TV.

My Childish GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang