Part 17

3.6K 123 0
                                        

Kini Aisyah mencatat tulisan yang ada di papan dengan cepat. Aisyah tak ingin Ari meninggalkan nya ke kantin duluan. Aisyah yakin pasti nanti Ara akan menghasutnya.

Setelah selesai Aisyah langsung berlari keluar menuju ke kelas Ari. Ari baru saja akan keluar kelas.

"Kamu ngapain lari-lari?" Tanya Ari yang melihat Aisyah ngos-ngosan.

"Aku takut kamu tinggal ke kantin duluan."

"Ini aku mau jemput kamu."

Aisyah mengedarkan pandangannya ke segala arah. Tak ada tanda-tanda kehadiran Ara.

"Temen kamu mana?" Tanya Aisyah.

"Azka?"

"Bukan."

"Ara?"

"Nah itu. Tumben nggak ngintilin kamu."

"Ara di rumah sakit. Asma nya kambuh." Kata Ari sambil berjalan ke arah kantin diikuti Aisyah.

"Oh. Nanti habis pulang sekolah anterin aku ya?"

"Kemana?"

"Aku mau beli novel. Bisa kan?"

"Sorry, tadi aku udah janji sama Ara duluan. Aku mau jenguk dia."

"Ck, kamu nggak bisa ya batalin?" Tanya Aisyah penuh harap.

"Gimana kalau kamu ikut aja?"

"Aku ikut ke rumah sakit gitu?" Tanya Aisyah dibalas anggukan dari Ari.

Aisyah berpikir sejenak. Sepertinya dia bisa membeli novel lain waktu. Tapi membiarkan Ari bersama Ara berdua? Aisyah tak akan memberikan itu.

"Ya udah aku ikut."

"Oke."

***

Aisyah menepati ucapannya untuk ikut bersama Ari ke rumah sakit. Ari sudah tau dimana letak kamar inap Ara.

Saat mereka masuk Ara sedang berbaring sambil memainkan ponsel.

Awalnya Ara senang saat melihat kedatangan Ari. Namun berubah ketika melihat Aisyah yang berada di belakang Ari.

"Udah mendingan?" Tanya Ari.

"Iya. Makasih udah jenguk."

"Cepet sembuh ya!" Kata Aisyah ketus.

"Makasih."

Aisyah menarik Ari untuk ikut duduk di sofa bersamanya.

"Ari aku lapar." Kata Aisyah.

"Pesen delivery aja ya?" Aisyah mengangguk.

"Lo mau juga nggak Ra?" Tanya Ari ke Ara.

"Gue mau bolognese lasagna aja." Sahut Ara.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Ari ke Aisyah.

"Kok kamu tanya Ara duluan! Kan aku yang lapar duluan!" Kata Aisyah tak terima. Ari seperti mementingkan Ara dibandingkan dirinya.

"Gitu aja kok Lo ribetin sih." Sahut Ara yang jengah.

"Kamu nggak usah ikut-ikut!" Sentak Aisyah.

"Udah, aku minta maaf. Sekarang kamu mau makan apa?"

"Aku mau spaghetti, macaroni, sama pizza." Kata Aisyah membuat Ara tertawa meledek.

"Lo makan makanan sebanyak itu? Hahaha!"

"Kenapa sih! Emang salah ya?!"

"Pantes aja Lo bantet." Aisyah mendelik tak suka.

"Aku nggak gendut ya!" Aisyah tak terima sama sekali.

"Kalo nggak percaya coba Lo bedain pipi Lo sama gue. Pipi Lo gede banget kayak bakpau. Sedangkan pipi gue tirus." Kata Ara mencibir.

Cukup! Aisyah tak tahan lagi. Kedua matanya menahan air mata.

"Ari aku gendut ya?" Tanya Aisyah lirih.

Ari menatap tajam ke arah Ara seakan menyuruh Ara berhenti tertawa.

"Hiks..hiks.." Aisyah menutup wajahnya.

"Syah udah. Jangan nangis."

"A..aku gendut kan?" Tanya Aisyah sekali lagi.

"Kamu nggak gendut." Kata Ari yakin.

"Tapi kata Ara tadi."

"Ara cuma bercanda, Syah."

"Sorry!" Kata Ara ketus.

"Aku mau diet aja ya? Biar pipi aku tirus." Kata Aisyah serius.

"Nggak! Nggak usah aneh-aneh."

"Tapi aku..."

"Meskipun kamu gendut pun aku nggak peduli. Aku sayang kamu." Ari menghapus air mata Aisyah.

Ara mengepalkan kedua tangannya kesal.

"Beneran kan?"

"Iya."

Aisyah memeluk leher Ari. Aisyah merasa bahagia memiliki Ari yang menyayangi nya.

"Aku juga sayang kamu." Kata Aisyah pelan.

Ara semakin merasa cemburu melihat kemesraan mereka berdua.

"Ya udah sekarang diem, aku pesen makan dulu." Ari melepaskan pelukan Aisyah. Aisyah kembali diam.

"Ari."

"Ya?" Ucap Ari sambil memesan makanan di ponselnya.

"Aku mau pizza nya extra cheese." Kata Aisyah pelan.

"Iya."

Aisyah melihat Ara sesekali mencari perhatian dari Ari. Awalnya Ara mengeluh perut nya sakit. Lalu dia meminta Ari untuk mengusap perutnya. Dasar keganjenan, pikir Aisyah.

"Nggak boleh!" Bantah Aisyah.

"Perut gue sakit banget ri." Kata Ara memelas.

"Aku aja yang ngelus perut kamu. Gimana?" Tanya Aisyah tersenyum penuh arti.

"Iya, biar Aisyah aja yang ngelus." Kata Ari membuat Ara tak bisa menolak. Ara yakin Aisyah pasti akan melakukan hal lain.

Dan benar saja. Saat tangannya menyentuh perut Ara, Aisyah menekan tangannya. Ara semakin merintih kesakitan.

"Lo kok nekan perut gue sih!" Kata Ara marah.

"Lho tadi katanya mau dielus. Sini aku elus lagi."

Ara menepis tangan Aisyah saat akan menyentuh perut nya lagi. Aisyah tersenyum sinis dan kembali duduk di sofa.

"Makanannya udah hampir sampai, aku nunggu di luar ya." Kata Ari dan pergi keluar.

Kini hanya ada Ara dan Aisyah. Mereka saling menatap tak suka.

"Apa Lo lihat-lihat!" Kata Ara.

"Kamu duluan yang liat aku!"

"Dasar childish!"

"Dasar cabe!" Balas Aisyah.

"Siapa yang cabe? Lo tuh cabe!" Ara tak terima.

"Ya kamu lah, udah tau Ari punya aku. Masih aja ganjen!" Cibir Aisyah.

"Ari sial banget bisa punya pacar kayak Lo!"

"Apa kamu bilang!"

"Lo tuh nggak pantes buat Ari. Ngaca dong!"

Aisyah mengepalkan kedua tangannya marah.



My Childish GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang